HATI merupakan bagian penting dalam diri manusia. Hati merupakan cerminan jiwa. Maka, ia wajib dijaga dan dipelihara kesucian dan kebaikannya.
Ulama besar Yaman, Imam Al-Habib Abdullah bin ‘Alawi Al-Haddad (1634-1720) mengatakan, untuk merawat dan memperindah hati agar bercahaya, maka seseorang perlu terus menerus mempertahankan dan mengamalkan kebaikan. Hati akan terus bersih dan bercahaya manakala kejahatan dihindari, jauh dari debu-debu dengki, iri, takabbur serta menjalani setiap cobaan dengan ikhlas.
BACA JUGA: Hati Itu Ibarat Lampu
Hati dalam pandangan Imam Abdullah Al-Haddad adalah tempat penglihatan Allah sebelum yang lain. Allah akan melihat hati seseorang terlebih dahulu. Di sisi berbeda, anggota lahir badan kita menjadi tempat perhatian sesama makhluk yang acap di pandang dengan pandangan kekaguman.
Berikut doa yang diajarkan Rasulullah SAW agar dikaruniai hati yang baik dan menjaganya tetap baik:
اللَّهُمَّ اِجْعَلْ سَرِيرَتِي خَيْرًا مِنْ عَلَانِيَتِي وَاجْعَلْ عَلَانِيَتِي صَالِحَةً
Allahummaj’al sariirotii khoiron min ‘alaaniyati waj’al ‘alaaniyatii sholihah
“Ya Allah, jadikanlah keaadaan bathinku lebih baik dari keadaan lahirku dan jadikanlah keadaan lahirku baik.” (HR At-Tirmidzi)
Doa di atas adalah salah satu doa yang sering dipanjatkan oleh Nabi Muhammad. Di dalamnya terkandung permintaan agar menjadikan hati lebih bagus ketimbang keadaan lahir.
BACA JUGA: Cara Membersihkan Penyakit Hati
Pertanyaannya, mengapa Nabi menitikberatkan pada hati?
Imam Abdullah Al-Haddad menjawab, “Ketika hati baik, maka keadaan lahir akan mengikuti kebaikan itu pula. Ini merupakan sebuah kepastian.”
Keyakinan ini didasarkan pada sabda Nabi Muhammad sendiri:
ان في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله
وإذا فسدت فسد الجسد كله ألا وهي القلب
“Di dalam jasad ada sekerat daging, jika ia baik maka baiklah seluruh jasadnya. Dan jika rusak maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilahbahwa segumpal daging itu adalah hati.” (HR Al-Bukhari Muslim) []
SUMBER: SINDONEWS