“Allah maha besar. Dan Tuhan itu Satu.”
SAAT orang Turki meneriakkan slogan tersebut, semangat dan antusiasme mereka membuat kita semua menggigil.
Ertugrul didasarkan pada kehidupan Muslim Oghuz Turki dan perjuangan mereka melawan invasi Mongol, Bizantium, dan Tentara Salib Templar di Anatolia (sekarang Turki). Terjadi pada abad ke-12. Ertugrul sebenarnya adalah ayah dari Othman Gazi yang merupakan pendiri Kekaisaran Ottoman.
BACA JUGA:Â Setelah Nonton Serial Sejarah Turki ‘Resurrection: Ertugul’, Wanita AS Ini Putuskan Masuk Islam
Inilah beberapa pelajaran yang kita dapat dari Ertugul:
1. YAKINLAH PADA ALLAH
Ertugrul dan suku Kayi-nya memiliki keyakinan yang kuat kepada Allah. Ertugrul dihadapkan pada beberapa masalah pada saat yang bersamaan. Termasuk konflik keluarga / suku, perkelahian eksternal dengan Mongol / templar dan orang Kristen bersamaan dengan menghadapi pengkhianat di dalamnya.
Semua masalah ini ditangani dengan keyakinan yang sangat tajam kepada Allah. Bukan hanya Ertugrul seorang, tetapi seluruh orang meyakininya.
2. LELAKI YANG MEMEGANG KATA-KATANYA
‘Saya Ertugrul, putra Suleyman Shah dan saya adalah seorang lelaki yang memegang kata-kata saya.’ Ertugrul selalu mengulang kalimat-kalimat ini dengan jelas. Nilai-nilai budaya kaku yang jarang terlihat saat ini menjadi contoh di depan kita. Kalimat ini membedakan antara yang benar dan yang salah dan menuntut kita untuk berbicara tentang apa yang benar.
3. TIDAK MENYERAH
Tidak hanya para pria saja, tetapi juga wanita yang berada di desa Ertugul menggambarkan karakteristik seperti itu. Baik itu saat menghadapi kekejaman Noyan atau selamat dari setiap serangan besar, Ertugrul selalu berharap dan tidak pernah mau menyerah.
Dia berdiri di atas kebenaran dan menegaskan pesan ini dimana menyerah kepada musuh bukanlah pilihan yang pernah ada dalam hidup.
BACA JUGA:Â Ertugul Ghazi dalam Sejarah Turki, Siapa Dia?
4. KEKUATAN DALAM PERSATUAN
Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Kita selalu melihat Ertugrul menunjukkan berbagai contoh bagaimana sebuah suku dan keberhasilan terletak pada persatuan manusia.
5. PENGKHIANATAN BISA MUNCUL DARI KELUARGA SENDIRI
Hal ini menggambarkan perbedaan dalam tingkat kepercayaan yang diberikan pada orang yang berbeda. Kadang-kadang karena keluguan atau ketidaktahuan. Dan di waktu-waktu lainnya, karena kebijaksanaan untuk melampaui tipu muslihat musuh. Ini mengingatkan kita perlunya waspada dalam hidup bahwa kepercayaan adalah kenyataan yang rapuh. []