Oleh: Ustadz Aris Munandar, S.S., M.P.I.
SAHABAT Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Ibnu Mas’ud mengatakan:
فَإِنَّ الرِّزْقَ لَا يَسُوْقُهُ حِرْصُ حَرِيْصٍ وَلَا يَرُدُّهُ كَرَاهِيَةُ كَارِهٍ
“Sungguh rezeki itu tidaklah didapatkan oleh rakusnya orang yang rakus dan tidak bisa dicegah oleh tidak sukanya orang yang tidak suka.” (Tarikh Madinah ad-Dimasyq 33/175)
Rezeki itu bagian dari takdir yang sudah ditentukan.
BACA JUGA: Rezeki dan Ajal: 2 Ujian Keimanan
Takdir rezeki itu tidak bertentangan dengan kewajiban melakukan usaha.
Oleh karena itu rakusnya orang yang rakus itu tidak akan menambah kadar rezeki.
Rakus cari rezeki sehingga lupa sholat dan puasa atau malah menerjang hal-hal yang haram sedikitpun tidak akan menambah kadar rezeki yang telah Allah Ta’ala tentukan.
BACA JUGA: Ini Delapan Jenis Rezeki yang Perlu Diketahui
Allah-lah yang memberi dan mencegah pemberian. Adanya orang yang tidak suka kita mendapatkan rezeki tidak akan menyebabkan terhambatnya rezeki yang telah Allah Ta’ala takdirkan untuk kita.
Yakinlah bahwa rezeki dari Allah Ta’ala tidak akan tertukar.
Usaha bisa ditiru namun kadar rezeki tidak bisa ditiru. []
SUMBER: PENGUSAHA MUSLIM