ISTIDRAJ, istilah ini pastinya tak asing di kalangan uamt Islam. Istidraj merupakan hal yang harus dihindari oleh muslim, sebab ini merupakan suatu jebakan dalam kehidupan. Istidraj biasanya berupa kelapangan rezeki yang diperoleh seseorang yang terus menerus bermaksiat pada Allah.
Mengapa demikian?
Allah berfirman:
فلما نسوا ما ذكروا به فتحنا عليهم أبواب كل شيء حتى إذا فرحوا بما أوتوا أخذنا هم بغتة فإذا هم مبلسون
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka gembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An’am : 44)
Rasulullah SAW mewanti-wanti tentang istidraj ini dalam sebuah hadis:
“Apabila engkau melihat seorang hamba masih mendapatkan karunia dunia dari Allah sesuka hatinya sementara ia masih gemar melakukan maksiat sesungguhnya karunia itu tidak lain adalah istidraj.” (HR. Ahmad)
Istidraj merupakan sebuah ujian. Lantas, bagaimana ciri-ciri atau tanda-tandanya?
Rasulullah SAW bersabda:
”Apabila kamu melihat bahawa Allah Taala memberikan nikmat kepada hambanya yang selalu membuat maksiat(durhaka), ketahuilah bahawa orang itu telah diistidrajkan oleh Allah SWT.” (HR At-Tabrani, Ahmad dan Al-Baihaqi)
BACA JUGA: Asyik, Maksiat Jalan Terus, Rezeki Tetap Mulus?
Nah, berikut beberapa ciri-ciri istidraj tersebut:
Diberi kenikmatan duniawi yang melimpah, tetapi keimanan terus menurun
Kenikmatan duniawi yang dirasakan oleh seseorang yang beriman dengan yang tidak beriman rasanya akan berbeda. Seseorang yang beriman akan senantiasa bersyukur dan mendapati ketenangan yang sangat menentramkan dalam hidupnya akan tetapi hal tersebut tidak akan dirasakan oleh orang yang tidak beriman, mereka hanya akan merasa kurang dan gelisah walaupun tengah menikmati semua kemudahan dan kebahagiaan yang Allah berikan.
2 Rejeki lancar, ibadah diabaikan
Ketika seseorang yang selalu meninggalkan ibadahnya secara sengaja namun rejekinya terus mengalir lancar maka hal tersebut termasuk ke dalam ciri-ciri dari istidraj. Dimana kelancaran rejeki yang didapat tentunya disertai dengan tanggung jawab yang besar semakin banyak rejeki yang didapat, semakin kita mengabaikan ibadah dan perintah Allah maka akan semakin berat juga dosa yang kita tanggung.
Ibnu Athaillah berkata, “Hendaklah engkau takut jika selalu mendapat karunia Allah, sementara engkau tetap dalam perbuatan maksiat kepada-Nya, jangan sampai karunia itu semata-mata istidraj oleh Allah”.
3 Hidupnya sukses padahal selalu bermaksiat
Ali Bin Abi Thalib berkata, “Hai anak Adam ingat dan waspadalah bila kau lihat Tuhanmu terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu sementara engkau terus-menerus melakukan maksiat kepadaNya.”
Istidraj sangat jelas dalam perkara ini karena perbuatan maksiat pangkalnya adalah kehancuran dan penderitaan. Namun ketika maksiat terus dilakukan sedangkan kehidupan di dunianya semakin sukses dan sejahtera maka hal tersebut adalah kemurahan hati yang Allah berikan dalam bentuk istidraj.
4 Harta terus melimpah padahal kikir dan pelit
Kebanyakan orang berpikir bahwa harta yang ia dapatkan adalah miliknya sendiri dari hasilkerja kerasnya sendiri. Sehingga ia merasa terlalu sayang jika hartanya harus dibagi dengan orang lain walaupun dalam bentuk sedekah atau zakat sekalipun. Hati-hati, itu adalah salah satu ciri ujian dalam bentuk istidraj.
Allah SWT berfirman:
وَيۡلٞ لِّكُلِّ هُمَزَةٖ لُّمَزَةٍ ١ ٱلَّذِي جَمَعَ مَالٗا وَعَدَّدَهُۥ ٢ يَحۡسَبُ أَنَّ مَالَهُۥٓ أَخۡلَدَهُۥ ٣
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela; yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung; dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya.” (QS. Al-Humazah: 1-3)
BACA JUGA: Rejeki atau Istidraj?
5 Jarang sakit
Sakit adalah hal yang lumrah terjadi pada manusia karena kesehatan dan cuaca terkadang mengalami perubahan yang cukup fluktuatif terlebih dengan aktifitas harian manusia yang padat. Tentu ada masanya system imun menurun dan menyebabkan sakit. Namun untuk orang-orang yang sedang mendapatkan ujian istidraj biasanya jarang jatuh sakit karena hikmah dari sakit salah satunya adalah meringankan kita dari dosa-dosa yang kita lakukan.
Imam Syafi’I pernah mengatakan mengenai perkara ini:
“Setiap orang pasti pernah mengalami sakit suatu ketika dalam hidupnya, jika engkau tidak pernah sakit maka tengoklah ke belakang mungkin ada yang salah dengan dirimu.”
Itulah ciri-ciri istidraj yang perlu diwaspadai sorang mukmin. []
SUMBER: SINDONEWS