SEDEKAH merupakan amal yang dapat dilakukan oleh setiap muslim. Mereka dianjurkan bersedekah, pun boleh menerima sedekah.
Ketentuan tersebut berbeda dengan ketentuan terkait Nabi SAW. Nabi dan keluarganya tidak menerima sedekah.
Beliau SAW bersabda:
لَوْ دُعِيتُ إِلَى كُرَاعٍ لأَجَبْتُ، وَلَوْ أُهْدِىَ إِلَىَّ ذِرَاعٌ أو كراع لَقَبِلْت
“Jikalau aku diundang (makan) lengan kambing atau betisnya (kikil), sungguh aku akan menghadirinya. Dan jikalau aku diberi hadiah (kedua hal itu) pasti akan aku terima.”
BACA JUGA: Berpahala Besar, Ini Jenis-Jenis Sedekah yang Disunahkan
Sedangkan dalam hadits lain yang diriwayatkan Abu Hurairah, disebutkan:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أُتِيَ بطعام سأل عنه: أهديّة أم صدقة؟
“Rasulullah SAW ketika diberikan makanan akan selalu bertanya: apakah ini hadiah ataukah ini sedekah?”
فإن قيل: صدقة قال لأصحابه: كلوا ولم يأكل، وإن قيل: هديّة ضرب بيده صلى الله عليه وسلم فأكل معهم
“Apabila makanan itu dikatakan sedekah, maka Nabi akan memerintahkan sahabatnya untuk memakan bagi yang belum makan, namun apabila makanan itu dijawab sebagai hadiah, maka Nabi menerimanya dan memakannya secara bersama-sama.”
Hadits-hadits ini secara umum mencangkup sedekah yang sifatnya fardhu dan umum. Dapat diketahui bahwa Nabi SAW dan keluarganya tidak menerima pemberian berupa sedekah. Sebagaimana yang dijelaskan Imam Ibnu Hajar, kesepakatan tentang itu juga diungkapkan lebih dari satu ulama, termasuk Imam Al-Khattabi.
Diharamkan sedekah atas Nabi dan keluarga beliau di antaranya yakni karena adanya kehormatan kenabian dan dan tinggi mulianya Nabi dibandingkan makhluk Allah.
Allah SWT melarang Nabi dan keluarganya dari sedekah umat. Hal ini untuk menjaga posisi kemuliaan Nabi dari ketinggian seseorang di bawahnya dengan sedekah atau zakat. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Alquran:
قُلْ لا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْراً إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى
“Katakanlah: aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.” (QS As-Syura: 23)
Menurut pendapat Imam Ibnu Hajar As-Syaukani, jika pun Allah menghalalkan bagi Nabi dan keluarganya sedekah bagi kaum musyrikin yang akan ditentang, maka Allah menutup pintu atas hal itu, Yakni melarang sedekah atas dirinya dan keluarganya.
BACA JUGA: 3 Keutamaan Sedekah Ramadhan
Dijelaskan juga bahwa zakat dan sedekah berbeda dengan hadiah (pemberian). Sebab zakat dikeluarkan oleh umat Muslim sebagai maksud untuk mensucikan harta, sebagaimana firman Allah dalam Alquran:
خُذْ مِنْ أَمْوالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِها
“Ambillah zakat dari sebagaian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.”(QS At Taubah: 103)
Sedangkan hadiah diberikan sebagai reward, penghargaan, atas bentuk kecintaan atau penghormatan seseorang. Adapun hadiah tidak diwajibkan bagi seorang Muslim, sebab sifatnya yang sukarela.
Sementara zakat dikeluarkan sebagai bagian dari kewajiban umat Muslim atas hartanya, dengan membayarkan untuk memenuhi kewajiban syariat. []
SUMBER: ISLAMWEB