ANDA mungkin merasa kesulitan untuk berkomunikasi dengan suami yang memang memiliki tugas keseharian yang cukup sibuk, terutama dalam bekerja.
Hal ini seringkali membuat Anda bingung mengenai bagaimana cara menyampaikan apa yang ingin Anda sampaikan kepada sang suami. Mengingat pekerjaan yang diemban suami cukup berat, Anda merasa takut mengganggu waktunya, apalagi bila sampai ia marah pada Anda.
BACA JUGA: Belajar Menjadi Suami Romantis dari Rasulullah
Dalam mengatasi hal tersebut, Anda tak usah risau. Berikut ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menjalin komunikasi dengan suami yang sibuk.
1. Apabila ada problem yang harus segera di selesaikan, maka segeralah di komunikasikan ke suami. Tapi, bila bisa ditunda penyelesaiannya, maka carilah waktu yang tepat untuk menyampaikan ke suami.
Hindari menyampaikan problem keluarga, tetangga atau berita-berita mengejutkan (seperti anggota keluarga meninggal) pada saat suami baru pulang kerja atau bepergian jauh.
Setelah makan atau istirahat sebentar, barulah ceitakan berita-berita/ masalah-masalah yang perlu segera ditangani.
2. Kalau ada ide-ide, keperluan-keperluan rumah tangga segera catat di kertas-kertas kecil. Pada saat yang tepat kemukakan ke suami.
3. Apalagi istri punya keperluan misalnya perlu barang atau jasa “X” dan lokasi barang atau jasa tersebut dekat atau dilewati saat suami pergi kerja, maka tulis keperluan tersebut. Dan berikan saat suami berangkat kerja.
4. Menjelang tidur merupakan waktu yang cocok untuk membahas masalah-masalah rumah tangga, keinginan sehari-hari, kondisi umat dan lain-lain (asalkan suami tidak terlalu lelah, karena bekerja ekstra di siang harinya). Begitu juga ketika makan bersama bisa juga membahas hal-hal yang ringan.
BACA JUGA: Suami Anda Galak?
5. Jangan lewatkan hari libur tanpa kegiatan berarti. Apalagi kalau hari tersebut tidak ada kegiatan social atau dakwah di luar. Gunakan hari libur dengan kegiatan keluarga, misalnya tafakur alam.
6. Bagi yang punya fasilitas telepon dan sejenisnya, ingatkan suami akan apa-apa yang dilakukan atau sekadar tahu keadaan anak-anak dan istri. []
Sumber: Siti Latifah/Ummi Wanita Berpolitik No 01/Xl Mei-Juni 1999/1420 H