Oleh: Ahmad Sukina
ADA pepatah yang mengatakan “kebersihan adalah pangkal kesehatan”. Artinya kebersihan itu sangat penting untuk diperhatikan karena berpengaruh terhadap kesehatan.
Karena sangat pentingnya kebersihan, maka Rasulullah SAW mengingatkan bahwa kebersihan merupakan bagian dari iman. Artinya orang yang beriman wajib memperhatikan kebersihan.
Begitu pentingnya kebersihan sampai-sampai dalam ibadah shalatpun dipersyaratkan untuk wudhu. Bagi orang yang berhadast kecil Rasulullah SAW mengatakan: “Tidak sah shalat tanpa wudhu”. Sedang bagi orang yang berhadats besar, diwajibkan untuk mandi junub.
BACA JUGA: Jaga Kebersihan Perut dengan Selalu Konsumsi Sayuran
Bersih secara fisik memang akan mendatangkan kesehatan fisik. Bahkan secara fisikpun nampak menjadi indah. Namun kebersihan dan kesehatan fisik tidak akan bermakna bila tidak diikuti dengan kebersihan dan kesehatan rohani.
Rusaknya bangsa ini, banyaknya korupsi di sana sini, terjadinya konflik di berbagai pelosok negeri disebabkan oleh rusak moral bangsa. Padahal nilai suatu bangsa itu terletak pada kualitas moralnya. Jasmani mereka sehat, tetapi rohani mereka tidak terawat. Hati mereka tidak bersih, sehingga rohani mereka tidak sehat.
Padahal di akhirat nanti orang-orang yang datang kepada Allah dan diterima untuk masuk surga hanyalah orang-orang yang berhati bersih.
Seperti dalam Firman Allah SWT, “(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,” (QS. Asy-Syu’araa’ : 88-89)
Bersih dari kesombongan sehingga menjadi pribadi yang tawadlu’. Bersih dari iri dan dengki sehingga menjadi pribadi yang zuhud dan qana’ah. Bersih dari benci dan dendam, sehinga menjadi pribadi yang hatinya diwarnai dengan semangat kebersamaan dan persaudaraan.
Umat Islam seharusnya lebih banyak bersyukur kepada Allah yang telah menganugerahi mereka dengan agama yang sempurna.
Agama yang menuntun umatnya untuk senantiasa menjaga kebersihan jasmani dan kebersihan rohani. Mencuci tangan, berkumur, bersikat gigi (bersiwak), mandi, memakai wangi-wangian, dan berpakaian indah telah dituntunkan oleh Rasulullah saw sejak 14 abad yang lalu.
Pernah suatu ketika di saat Rasulullah SAW memberikan khutbah Jum’at, beliau mencium bau keringat yang menyengat. Sesudah itu beliau menganjurkan umat agar mandi sebelum berangkat berjum’at.
Bahkan Allah sendiri menuntunkan umat Islam agar memakai pakaian yang indah saat hendak memasuki masjid.
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan,” (QS Al-A’raaf : 31)
BACA JUGA: Kita, Menjaga Kebersihan
Kalau sampai saat ini masih ada umat Islam yang tampil dekil, kotor, berpakaian lusuh, dan tidak wangi, mungkin dia sedang lupa untuk mengikuti sunnah Nabi. Pepatah Jawa mengatakan, “Ajining raga saka busana, ajining diri saka ing lati“.
Jasmani kita dihargai karena pakaian yang kita pakai itu indah, serasi, bersih, rapi, dan wangi. Sedangkan pribadi kita dihargai karena tutur kata yang kita ucapkan itu baik, benar, dan enak didengar telinga.
Saudaraku, bukan badan yang bersih yang membuat hati kita bersih. Tetapi hati yang bersihlah yang menuntun kita untuk mengikuti sunnah Rasulullah SAW dalam berpenampilan bersih, indah, rapi, serasi, dan wangi. Wallahu a’lam bishshawab. []
SUMBER: AHMADSUKINA