JAKARTA–Perkembangan teknologi dan informasi harus diakui memang telah membawa banyak manfaat bagi masyarakat Indonesia. Namun, akhir-akhir ini teknologi itu malah membuat umat masuk dalam jebakan berita hoax ataupun ujaran kebencian.
Karena itu, Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammad Cholil Nafis mengungkap keteledanan Nabi Muhammad SAW untuk mengatasi fenomena kecanduan hoax tersebut.
“Nabi Muhammad SAW sifat dasarnya untuk jadi nabi itu jujur. Tindakannya benar dan ucapan tepat. Tak pernah bohong sehingga mendapat kepercayaan masyarakat. Orang yang bohong tak dapat dipercaya dan itu hilangnya arti kemanusiaan. Hoax itu sesuatu membahayakan apalagi sampai jadi fitnah,” kata Cholil, Minggu (30/4/2017).
Ketua Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam Pascasarjan Uiniversitas Indonesia (UI) mengatakan, bahwa hoax dilarang dalam ajaran Islam. Selain itu, kata dia, Islam juga melarang menebarkan ujaran kebencian atau hate speech.
“Ujaran kebencian juga dilarang oleh Islam. Jangankan sesama muslim, dengan non muslim pun dilarang. Makanya Allah SWT melarang memaki Tuhan non muslim karena berakibat pada makian balik,” ucapnya.
Berdasarkan hal itu, pengurus PBNU ini menyimpulkan bahwa hoax akan dapat menghilangkan kepercayaan antar masyarakat, sedangkan hate speech akan dapat menimbulkan konflik. Karena itu, menurut dia, perlu langkah-langkah untuk mengatasi informasi hoax.
“Langkahnya adalah setiap informasi yang belum falid dan dari arah yang tak jelas apalagi dari orang yang dikenal pembohong sebaiknya dikalarifikasi, baik secara faktual atau identifikatif,” pungkasnya. []
Sumber:Republika