عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِطَعَّانٍ وَلَا بِلَعَّانٍ وَلَا الْفَاحِشِ الْبَذِيءِ
Dari Abdullah bin Mas’ud ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bukanlah seorang mukmin yang suka mencela, melaknat, berbuat dan berkata keji dan kotor.”
الْطَعَّانٍ adalah orang yang suka berkata-kata yang menyinggung kehormatan orang lain dengan mencela, mencaci, menghibah, dan lain-lain yang sejenis dengannya. Cela adalah sesuatu yang menyebabkan kurang sempurna. Padan katanya adalah, aib, cacat, borok, keburukan, kejelekan, kekurangan, kenistaan, kritik, noda, retak. Mencela adalah mengatakan bahwa pada sesuatu ada celanya.
Mencela seseorang artinya mengatakan bahwa pada seseorang tersebut ada celanya. Sinonim dari mencela adalah melecehkan, meledek, mencacat, mencemeeh, mencemooh, mencibir, mengata-ngatai, mengecam, mengejek, menghina, mengkritik, mengolok-olok, menyepelekan, meremehkan. Sinonim mencaci antara lain membentak, mencela, mencerca, mendamprat, menggertak, menghardik, mengkritik, mengutuk, memaki, menista, mensumpah serapahi, mengumpat, melabrak, menyemprot.
BACA JUGA: Pantaskah Mencela Hijab Saat Pemakainya Berprilaku Buruk?
الْلَعَّان Adalah orang yang suka melaknat. Laknat adalah menjauhkan dan membuang dari kebaikan. Sinonim melaknat antara lain: mengutuk, menyerapahi, menyumpahi. Kesemuanya merupakan kata-kata yang jauh dari kebaikan. Laknat atau kutukan adalah sebuah ungkapan mengusir atau menjauhkan yang dilaknat dari rahmat Allah. Melaknat sama halnya dengan mendoakan agar orang jauh dari rahmat Allah.
الْفَاحِشِ Adalah orang yang berbuat Al-Fahisyah. Fahisyah adalah kata-kata dan perbuatan kotor. Bisa juga berarti cacian atau celaan. Dalam hadits dari Abdullan bin Amr, ia berkata: “Nabi SAW bukanlah fahisyan atau mutafahisyan (seseorang yang suka berbuat dan berkata kotor). Beliau bersabda: “sesungguhnya orang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya.”
Kata fahisy bisa juga berarti keterlaluan dalam ucapan dan jawaban, sebagaimana dalam hadits dari ‘Aisyah RA: “Sekelompok orang Yahudi mendatangi Nabi SAW, mereka mengucapkan “Assamu ‘alaika ya Abal Qasim (kecelakaan atasmu wahai ayah Qasim). Rasulullah menjawab: “dan atas kamu”. ‘Aisyah berkata: “bahkan atas kalian kematian dan keburukan”. Maka Rasulullah SAW menegurku dan berkata: ”Wahai ‘Aisyah, janganlah berkata fahisy. Aisyah berkata;”Engkau tidak mendengar mereka Wahai Rasulullah”. Rasulullah menjawab: “Bukankah sudah aku jawab apa yang mereka katakan, aku menjawab: “dan atas kalian.”
الْبَذِيءِ adalah kata-kata cabul, tidak sopan, keji, hina, sangat rendah, kotor. Kata-kata cabul biasanya menyangkut alat kelamin, aurat, dan hubungan suami istri yang diungkapkan dengan kata-kata yang vulgar. Allah menyebut persetubuhan dengan lamasa an-nisa’ (menyentuh wanita) atau dukhul (masuk). Kata-kata yang tidak sopan adalah ungkapan tentang hal-hal yang dianggap buruk dengan kata-kata yang jelas atau vulgar.
Ketidaksopanannya bertingkat-tingkat. Kata “buang hajat” lebih sopan dari berak atau kencing. Kata “kotoran” lebih sopan dari “tahi”. Kata “hubungan suami” istri lebih sopan dari “bersetubuh”. Kata-kata yang sering digunakan untuk mengumpat seperti: goblok, gila, kurang ajar, edan, menyebut nama hewan, termasuk kata-kata yang hina, keji dan kotor.
Mencela, melaknat, berkata-kata kotor saling berkait
Orang yang suka mencela biasanya sekaligus suka mencaci, mengutuk dan berkata-kata kotor. Kesemuanya merupakan hasil dari sikap dan cara berpikir yang negatif.
BACA JUGA: Larangan Mencela Hujan
Bila seseorang memikirkan tentang aspek negatif orang lain, otaknya menangkap sinyal informasi dan langsung merespon dengan membuka file yang menyimpan pikiran negatif tersebut dalam ruang memori. Ia menganalisa dan membandingkannya dengan pikiran lain yang serupa dan telah tersimpan dalam memorinya. Selanjutnya ia mencari data-data yang mendukung dan memperkuat pikiran tersebut serta melemahkan informasi lain yang tidak sesuai, karena akal manusia hanya bisa memikirkan satu hal dalam satu waktu.
Misalnya ada sahabatmu melakukan perbuatan yang membuat anda sangat kecewa. Kekecewaan mendorongmu berpikiran negatif. Pikiranmu langsung membuka file-file negatif tentang dia yang ada dalam memori otakmu. Kamu melihat begitu banyak kekurangan, kesalahan, aib, dan hal-hal negatif lainnya yang ada padanya. Kamu telah fokus melihat sisi negatif yang berakibat melemahkan informasi lain yang bersifat positif. Orang yang lemah imannya melampiaskan kekecewaan dalam bentuk ucapan dan perbuatan negatif. []
SUMBER: TUNTUNAN ISLAM