SENI bela diri selalu menjadi sumber pemberdayaan bagi banyak orang. Bagi Noor Al-Henedy dan sesama wanita Muslim, itu adalah sebuah solusi untuk mendapatkan rasa aman setelah serangkaian serangan yang menargetkan wanita kulit hitam dan Muslim dalam beberapa pekan terakhir di Amerika Serikat.
“Ini menjadi tren di mana kami telah melihat lima dalam rentang minggu sehingga komunitas berkumpul dan merasa bahwa tindakan perlu diambil,” kata Al-Henedy, direktur komunikasi dan hubungan masyarakat untuk Masjid Al Rashid, sebagaimana dikutip dari CTV News.
BACA JUGA: Inovatif, Hijaber Ini Bentuk Klub Lari Khusus Wanita
“Ini benar-benar dalam cara mengambil sikap dan mengatakan kami tidak akan mentolerir pelecehan yang dialami wanita,” katanya.
Kelas bela diri yang diselenggarakan oleh kelompok komunitas Muslim dimulai di Edmonton pada 21 Februari, dengan setiap kelas menampung sekitar 24 orang setelah penyelenggara mendapat persetujuan dari pejabat kesehatan provinsi.
Aisha Barise mengajar kelas pertahanan diri mingguan untuk wanita Muslim lainnya, yang diselenggarakan setelah serangkaian serangan siang hari di Edmonton. Tujuannya adalah untuk menggantikan rasa takut yang dirasakan wanita dengan rasa percaya diri.
“Percaya dan memahami bahwa Anda bisa dan Anda cukup kuat,” kata Aisha Barise, Sabuk Hitam Federasi Taekwondo Dunia ke-3 dan instruktur kelas.
“Ini benar-benar dimulai sebelum serangan. Itu dimulai dalam diri Anda sendiri. Anda harus memiliki kondisi mental yang benar. Anda harus memiliki kepercayaan diri yang tepat dan sebagai wanita yang cenderung sangat sulit,” kata Barise.
“Wanita mana pun, terlepas dari apakah dia seorang Muslim atau tidak, harus sangat waspada dan sangat waspada terutama jika dia berjalan sendirian,” kata Al-Henedy.
“Mungkin ada bentuk pelecehan atau serangan terhadapnya, sayangnya itu hanya sesuatu yang harus dilalui oleh wanita di seluruh dunia,” lanjutnya.
BACA JUGA: Inovasi di Tengah Pandemi, Wanita Muslim Ini Buka Kelas Kebugaran Online
Inisiatif serupa untuk mengajar wanita Muslim telah menjadi populer dalam beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2018, Rana Abdelhamid, seorang wanita pengusaha Muslim muda, menciptakan teknik pertahanan diri baru terhadap serangan yang menargetkan jilbab.
Instruktur pertahanan diri yang berbasis di Chicago Zaineb Abdulla juga, pada tahun 2016, menerbitkan video yang mengajarkan wanita Muslim bagaimana menanggapi serangan kebencian dan persidangan yang memaksa mereka melepas jilbab.
Upaya serupa dilakukan oleh Nafiza Aziz di Toronto, ketika ia menciptakan hub baru untuk pemberdayaan perempuan Muslim, dengan bantuan seorang seniman bela diri berhijab dengan sabuk hitam karate dan taekwondo. []
SUMBER: ABOUT ISLAM