Oleh: Yasmin Syarifah Al-Husna
syarifahalhusna0118@gmail.com
HIJAB bukan suatu hal yang asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Hijab alias kerudung menjadi salah satu pakaian yang biasa dikenakan kaum hawa ketika hendak bepergian ke luar rumah. Kini, trend hijab mulai menjadi bagian dari lifestyle muslimah.
Fenomena berhijab ini banyak dipandang sebagai simbol hijrahnya seseorang.
Namun sangat disayangkan, dengan berjalannya waktu, banyak sekali beredar judgement dan asumsi negatif terhadap syari’at hijab. Ini lantaran ada orang yang mengenakan hijab namun tidak tercermin perilaku baik sebagaimana mestinya.
BACA JUGA: 3 Tips Anti Gerah saat Pakai Hijab
Saya ambil contoh dari komentar teman saya terhadap sebuah postingan selebgram ternama yang tiba-tiba berfoto mengenakan hijab, katanya “Mending gak usah berhijab deh mbak kalo perilakunya gak baik, gak pantes”.
Saya juga menjumpai beberapa postingan dari kalangan influencer yang mengomentari salah satu video TikTok segerombol wanita bercadar menyinggung wanita yang enggan berhijab, komentarnya “Mending gak pakai hijab tapi akhlaknya baik dari pada pakai hijab tapi munafik” , “ baikin dulu deh akhlaknya baru berhijab” , “dirinya aja belum baik, ga usah sok-sokan ngajakin istiqamah deh” dan masih banyak lagi.
Narasi seperti ini semakin memanas karena beredarnya berita tentang isu perselingkuhan salah satu vokalis wanita muslim. Dampaknya adalah semakin banyak orang yang berprasangka buruk terhadap wanita berhijab bahkan tak sedikit pula yang enggan menutup auratnya lantaran persepsi keliru terhadap syariat islam.
Bila kita melihat dari beberapa komentar diatas, ini merupakan pemahaman yang salah kaprah. Kenapa? Mari kita lihat dalilnya dalam Q.S An-Nur ayat 31: “Katakan kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya. Kecuai yang bisa tanpak daripadanya.”
Allah juga berfirman dalam Q.S Al-Imran ayat 159: “Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berperilaku lemah lembut terhadap mereka.”
Sekilas kita dapat mengetahui bahwa perintah untuk berhijab merupakan kewajiban bagi semua muslimah baligh yang tak lain sebagai bentuk ketaatan kepada Sang Kholiq. Hijab bukanlah indikator tunggal tingginya ketakwaan seorang muslim sebagaimana orang yang berhaji.
BACA JUGA: Lakukan Maksiat; Pilihan Atau Takdir?
Harus dipahami bahwa Islam juga mengajarkan kita untuk selalu menghiasi diri dengan ahlak yang baik. Adapun akhlaq itu sendiri lahir dari ketaatan kita kepada Allah yaitu mentaati semua perintahnya dan menjauhi larangannya.
Dari sini bisa kita bisa simpulkan bahwa hijab memang bukanlah standar universal baik-buruknya seorang muslimah. Hendaknya kita sebagai muslim harus tunduk patuh pada seluruh syari’at Allah agar terpancar akhlaq yang mulia.
Adapun standar baik-buruk yang digunakan dalam menilai sesuatu bukanlah penilaian manusia karena standar manusia itu bias, sewaktu-waktu bisa berubah dan tergantung pada siapa ia menilai. Gunakanlah standar yang telah Allah berikan. Mulai sekarang, mari ubah mindset kita “Mendingan berhijab tapi taat, gak usah maksiat”.
Wallahu a’lamu bish showab. []