BERBAKTI kepada orangtua dan mencari ridha keduanya mempunyai keutamaan yang tinggi di sisi Allah Azza wa Jalla. Karena seperti yang sering kita dengar, ridha dan kecintaan Allah itu datang karena keridhaan orangtua. Dan murka Allah itu datang karena murka orangtua.
Maka siapa saja yang berbuat baik pada orangtua, sesungguhnya ia sedang mengundang cinta Allah. Sementara barangsiapa berbuat jelek pada orangtua, berarti ia telah mengundang murka Allah.
BACA JUGA: 8 Kesalahan Orangtua dalam Mendidik Anak
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ashr radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Keridhaan Allah tergantung pada ridha orangtua dan murka Allah tergantung pada murka orangtua.” (Diriwayatkan oleh Tirmidzi, hadits ini sahih menurut Ibnu Hibban dan Al-Hakim) [HR. Tirmidzi, no. 1899; Ibnu Hibban, 2:172; Al-Hakim, 4:151-152. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan].
Hadits ini jadi dalil wajibnya berbakti pada orangtua, seperti berbuat baik dan bersikap lemah lembut. Hadits ini juga menegaskan diharamkannya durhaka kepada kedua orangtua.
Bentuk berbuat baik pada orangtua adalah tidak menghardik mereka ketika mereka sudah berada di usia senja, dan menuruti mau mereka selama bukan maksiat. Dan harus ingat bahwa ibu lebih didahulukan dalam berbakti dibanding ayah.
Salah satu cara membahagiakan orangtua adalah dengan menuruti perintah mereka.
‘Atha’ pernah ditanya oleh seseorang yang ibunya meminta kepadanya untuk shalat wajib dan puasa Ramadhan saja (tidak ada amalan sunnah, pen.), apakah perlu dituruti. ‘Atha’ mengatakan, “Iya tetap dituruti perintahnya tersebut.” (Al-Birr li Ibnil Jauzi, hlm. 67. Dinukil dari Kitab Min Akhbar As-Salaf Ash-Shalih, hlm. 398).
Usamah bin Zaid, seorang sahabat yang dirinya dan orangtuanya disayangi oleh Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa ia memiliki seribu pohon kurma. Ia memang sengaja mempercantik atau merapikannya. Lalu ada yang berkata pada Usamah, kenapa bisa sampai lakukan seperti itu.
Usamah menjawab bahwa ibunya sangat suka jika melihat keadaan kebun kurma itu indah, maka ia melakukannya. Apa saja hal dunia yang diminta oleh ibunya, ia pasti memenuhinya. (Al-Birr li Ibnil Jauzi, hlm. 225. Dinukil dari Kitab Min Akhbar As-Salaf Ash-Shalih, hlm. 396)
Berbakti kepada orangtua juga bisa dengan cara tidak menyakiti hati mereka. Imam Nawawi rahimahullah menerangkan bahwa ‘uququl walidain (durhaka kepada orangtua) adalah segala bentuk menyakiti keduanya.
BACA JUGA: Taat pada Perintah Orangtua
Taat kepada orangtua itu wajib dalam segala hal selain pada perkara maksiat. Menyelisihi perintah keduanya juga termasuk durhaka. Lihat Syarh Shahih Muslim, 2:77. ’Abdullah bin ’Umar radhiyallahu ’anhuma berkata,
إِبْكَاءُ الوَالِدَيْنِ مِنَ العُقُوْقِ
“Membuat orangtua menangis termasuk bentuk durhaka pada orangtua.” (Birr Al-Walidain, hlm. 8, Ibnul Jauziy)
Itulah beberapa keterangan bagaimana cara berbakti kepada orangtua. Wallahu a’lam. []
SUMBER: RUMAYSHO