QIYAMUL lail secara bahasa dapat diartikan menghidupkan malam. Qiyam berarti berdiri untuk shalat, karena asal pelaksanaan shalat adalah dengan berdiri. Sementara al-lail bermakna waktu malam.
Istilah qiyamul lail, atau sering dikenal dengan shalat tahajud, dipahami bermakna shalat di waktu malam. Kata qiyamul lail diambil dari surah al-Muzammil ayat pertama, dan pada surah al-Furqan ayat 25.
Para ulama berpendapat bahwa qiyamul lail adalah untuk menunjuk dua shalat, yaitu shalat witir dan shalat tahajud. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits: “Apabila fajar telah terbit, habislah waktu bagi shalatul-lail (qiyamul lail) dan shalatul-witri, maka berwitirlah sebelum terbit fajar,” (HR. Tirmidzi)
BACA JUGA: 10 Keutamaan Qiyamul Lail
Melakukan ibadah pada malam hari akan mendapat banyak manfaat, di antaranya adalah menjauhkan diri dari api neraka. Dalam buku Shahih Fadhail A’mal oleh Syaikh Ali bin Muhammad al-Maghribi, Imam Bukhari meriwayatkan hadits no.1121:
Dari Abdullah bin Umar, dia berkata, “Ketika Rasulullah masih hidup, ada seseorang apabila bermimpi, dia menceritakannya kepada Rasulullah. Lalu, aku berharap dapat mimpi untuk aku ceritakan kepada Rasulullah, sedang saat itu aku masih berusia remaja.
Pernah aku tidur dalam masjid pada masa Rasulullah, kulihat dalam tidurku seolah-olah ada dua orang malaikat menarik lalu membawaku ke dalam neraka.
Ternyata neraka itu berupa bangunan seperti bangunan sumur yang mempunyai dua tanduk yang di dalamnya terdapat orang-orang yang telah kukenali. Kemudian aku langsung mengucapkan ‘Aku berlindung kepada Allah dari ancaman api neraka.”
Ibnu Umar berkata, lalu seorang malaikat lain menemui kami dan berkata kepadaku, “Kamu tidak ditakuti.” Kemudian aku menceritakan (mimpi itu) kepada Hafshah, dan Hafshah menceritakannya kepada Rasulullah.
Rasulullah ﷺ berkata, “Sebaik-baik orang adalah Abdullah bin Umar jikalau dia mengerjakan shalat malam. Setelah itu, dia (Abdullah) tidak tidur pada malamnya kecuali sedikit sekali.”
Selain itu, Imam Abu Dawud meriwayatkan hadits no.1307:
Dari Aisyah, dia berkata “Janganlah kamu tinggalkan qiyamul lail karena Rasulullah tidak pernah meninggalkannya. Apabila dia sakit atau malas, maka dia shalat sambil duduk.”
BACA JUGA: 5 Cara Mudah Melaksanakan Qiyamul Lail
Allah berfirman dalam surat as-Sajdah ayat 16-17:
تَتَجَافٰى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَّطَمَعًاۖ وَّمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ
فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّآ اُخْفِيَ لَهُمْ مِّنْ قُرَّةِ اَعْيُنٍۚ جَزَاۤءًۢ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Maka tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan hati sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan.” []
SUMBER: REPUBLIKA