ALAM kubur atau alam barzakh pasti akan dialami oleh setiap manusia di dunia. Di sana adalah awal dari kehidupan yang tanpa akhir. Kita akan dimintai tanggung jawab terkait apa saja yang dilakukan selama di dunia.
Namun bagaiaman keadaan setiap manusia di alam kubur? Apakah ada yang dilapangkan kuburnya? Ataukah semuanya merasakan sempit di dalam kuburnya?
Imam Al-Muzani rahimahullah berkata,
ثُمَّ هُمْ بَعْدَ الضَّغْطَةِ فِي القُبُوْرِ مُسَاءَلُوْنَ
“Kemudian mereka setelah dihimpit dalam kubur akan ditanya.”
Setelah mayit diletakkan di dalam kubur, maka kubur akan menghimpit dan menjepit dirinya, dan tidak ada seorang pun yang dapat selamat dari himpitannya.
BACA JUGA: Nikmat Kubur Menurut Nabi
Beberapa hadits menerangkan bahwa kubur menghimpit Sa’ad bin Muadz radhiyallahu ‘anhu, padahal dia adalah sahabat yang mulia.
Bahkan kematian Sa’ad bin Muadz membuat ‘Arsy bergerak, pintu-pintu langit terbuka, serta malaikat sebanyak tujuh puluh ribu menyaksikannya.
Dalam Sunan An-Nasa’i diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
هَذَا الَّذِى تَحَرَّكَ لَهُ الْعَرْشُ وَفُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَشَهِدَهُ سَبْعُونَ أَلْفًا مِنَ الْمَلاَئِكَةِ لَقَدْ ضُمَّ ضَمَّةً ثُمَّ فُرِّجَ عَنْهُ
“Inilah yang membuat ‘Arsy bergerak, pintu-pintu langit dibuka, dan disaksikan oleh tujuh puluh ribu malaikat. Sungguh ia dihimpit dan dijepit (oleh kubur). Akan tetapi kemudian dibebaskan.” (Disahihkan oleh syaikh al-Albani rahimahullah. Lihat Misykah Al-Mashabih 1:49; Silsilah Ash-Shahihah, no. 1695)
Dalam hadits dalam musnad Imam Ahmad disebutkan,
إِنَّ لِلْقَبْرِ ضَغْطَةً وَلَوْ كَانَ أَحَدٌ نَاجِياً مِنْهَا نَجَا مِنْهَا سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ
“Sesungguhnya kubur mempunyai penyempitan, jika ada seorang yang selamat darinya niscaya selamat darinya adalah Sa’ad bin Mu’adz.” (HR. Ahmad, 6:55. Syaikh Syuaib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini sahih).
‘Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ نَجَا أَحَدٌ مِنْ ضَمَّةِ الْقَبْرِ لَنَجَا سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ و لَقَدْ ضُمَّ ضَمَّةً ثُمَّ روخي عَنْهُ
“Jikalau ada seorang yang selamat dari penyempitan kubur, niscaya Sa’ad bin Mu’adz akan selamat. Akan tetapi, sungguh kuburnya telah disempitkan dengan sangat sempit, kemudian dilapangkan (setelah itu) untuknya. (HR. Thabrani dan disahihkan oleh Al-Albani di dalam kitab Shahih Al-Jaami’, no. 5306)
Bahkan sampai kuburan bayi dan anak kecil tidak selamat. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَفْلَتَ أَحَدٌ مِنْ ضَمَّةِ الْقَبْرِ لَأَفْلَتَ هَذَا الصَّبِيُّ.
“Jikalau seorang selamat dari penyempitan kubur niscaya selamatlah bayi ini.” (HR. Ath Thabrany dan dishahihkan oleh Al-Albani di dalam kitab Shahih Al-Jaami’, 5:56)
Imam As-Suyuthi rahimahullah berkata, bahwa Abu Al-Qasim As-Sa’di berkata, “Tidak ada yang selamat dari penyempitan kubur, baik seorang yang saleh atau yang tidak saleh. Cuma perbedaan antara seorang muslim dengan seorang kafir di dalamnya adalah penyempitan yang terus menerus untuk seorang kafir.
Adapun orang beriman mendapat keadaan seperti ini ketika pertama-tama turun ke dalam kuburnya, kemudian dikembalikan menjadi lapang untuknya.
Dan maksud dari pernyempitan kubur adalah bertemunya dua sisi samping kubur tersebut menyempitkan jasad si mayit.” Al-Hakim At-Tirmidzi berkata, “Sebab penyempitan ini adalah bahwa tiada seorang pun kecuali ia telah melakukan sebuah dosa, maka diganjar dengan penyempitan ini sebagai balasan atasnya, kemudian rahmat Allah menghampirinya.
Demikian pula penyempitan untuk Sa’ad bin Mu’adz lantaran meremehkan masalah kencing.” Lihat kitab Hasyiyat As-Suyuthi wa As-Sindi ‘ala Sunan An-Nasa’i, 3:292. Maktabah Syamilah.
BACA JUGA: Bagimana Hukumnya Shalat Jenazah di Kuburan?
Bukti di alam kubur, ahli ikhlas dan orang yang kuat imannya akan mudah menjawab pertanyaan kubur adalah riwayat berikut.
Al-Mas’udi berkata, dari ‘Abdullah bin Mukhariq, dari bapaknya, dari ‘Abdullah, ia berkata, “Sesungguhnya seorang mukmin jika meninggal dunia, ia akan didudukkan di kuburnya. Ia akan ditanya, ‘Siapa Rabbmu?’, ‘Apa agamamu?’, ‘Siapa nabimu?’.
Allah akan menguatkan orang beriman itu untuk menjawab. Ia akan menjawab, ‘Rabbku Allah, agamaku Islam, nabiku Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.’
Lantas ‘Abdullah membacakan firman Allah surat Ibrahim ayat 27.” (Diriwayatkan oleh Ath-Thabari dan ‘Abdullah bin Imam Ahmad dalam As-Sunnah, no. 1429; Al-Baihaqi dalam ‘Adzab Al-Qabr). Wallahu a’lam. []
SUMBER: RUMAYSHO