DIKISAHKAN oleh Mu’awiyah bin Hakam Salmi , “Ketika aku mengunjungi kota Madinah karena hendak memeluk Islam, aku telah belajar banyak hal.
Salah satunya adalah, aku harus mengucapkan yarhamukallah apabila seseorang bersin dan mengucapkan alhamdulillah. Karena aku baru memeluk Islam, aku tidak mengetahui bahwa hal itu dilarang ketika sedang mengerjakan shalat.
BACA JUGA: Hukum Shalat Jumat Online
Ketika kami sedang mengerjakan shalat, tiba-tiba seseorang bersin, spontan aku mengucapkan yarhamukallah. Tiba-tiba semua orang melirik dengan marah ke arahku. Karena aku belum mengetahui bahwa di dalam shalat dilarang bicara.
Aku pun membantahnya dengan berkata, “Mengapa kalian memarahiku?”
Dengan memberi isyarat, mereka menyuruhku untuk diam. Setelah shalat selesai, Rasulullah memanggilku. Baginda tidak memukul, menghardik atau berlaku kasar kepadaku.
Beliau bersabda, “Tidak boleh berbicara ketika shalat. Shalat adalah untuk memuji kebesaran Allah, mengagungkan-Nya dan membaca al-Qur’an.”
BACA JUGA: Hukum Memakan Bekicot
Demi Allah, sebelumnya aku belum pernah menjumpai seorang guru yang begitu penyayang seperti Rasulullah ﷺ.
Suatu waktu Ibnu Abbas mengartikan “Qunut” dengan khusyu. Berdasarkan pengertian ini, Abdullah bin Abas berkata, “Pada mulanya Rasulullah mengikatkan tali pada badannya ketika shalat tahajud agar tidak mengantuk. Karena itu, turunlah Surat Thaha ayat 2, ‘Kami tidak menurunkan al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah.’ []
Sumber: Seri Indahnya Akhlak Islami Akhlak Hubungan Horizontal/Penulis: M. Alaika Salamulloh/ Penerbi: Pustaka Insan Madani, 2008