SUJUD syukur merupakan salahsatu bentuk ekspresi rasa bahagia dan ucapan terimakasih kepada Allah. Tentunya, sujud syukur dilakukan ketika mendapatkan kabar gembira dan membahagiakan. Namun, tahukah kamu bahwa Rasululllah SAW pernah melakukan sujud syukur ketika seseorang meninggal. Siapakah orang itu?
Sebagaimana yang diriwayakan oleh Abu Daud dan Tirmizi, Abu Bakrah menuturkan bahwa sesungguhnya apabila datang kepada Nabi Muhammad SAW sesuatu yang menggembirakan atau kabar suka, beliau langsung sujud terima kasih kepada Allah.
BACA JUGA: Jangan Lupa Bersyukur Atas Nikmat Sehat
Nabi SAW pernah bersujud setelah doanya dikabulkan. Beliau meminta kepada Allah Ta’ala agar dapat memberikan syafaat kepada umat-umatnya. Maka beliau bersujud setelah doanya dikabulkan sebagai wujud syukur kepada Allah Ta’ala.
Beliau juga pernah bersujud lama di luar shalat hingga disangka wafat oleh ‘Abdurrahman bin ‘Auf. Peristiwa itu terjadi ketika beliau menerima kabar dari Malaikat Jibril bahwa Allah Ta’ala akan memberikan balasan kepada umatnya yang berkirim shalawat dan salam kepadanya.
Sebagaimana disebutkan dalam al-Futuh, Imam Abu Daud pernah meriwayatkan perkataan Imam Muhamamd bin Ishaq bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pernah bersujud ketika mendengar kabar kematian seseorang. Seberapa burukkah orang ini hingga membuat Nabi bersujud mendengar kematiannya?
Kabar tewasnya Abu Jahal dalam Perang Badar diterima oleh Nabi SAW dari seorang laki-laki yang menyatakan bahwa Abu Jahal tewas di tangan Mu’awwadz dan Mu’adzAbu (Riwayat Bukhari dan Muslim). Namun, beliau tidak langsung mempercayainya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pun memerintahkan lelaki tersebut untuk bersumpah sebanyak tiga kali.
“Demi Allah, yang tiada Tuhan selain Dia. Aku sungguh melihat Abu Jahal terbunuh,” ucap laki-laki tersebut. Setelah kalimat sumpah itu diucapkan tiga kali, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pun bersujud.
Melihat konteks historis kehidupan pada masa nabi, sujud syukur dilakukan ketika musuh-musuh Islam meninggal karena pada masa itu masih terjadi peperangan. Terbukti hadis yang dikeluarkan oleh Abu Daud terdapat dalam kitab jihad. Jihad pada masa nabi identik dengan angkat senjata sehingga kematian musuh-musuh Islam merupakan sesuatu yang menggembirakan.
BACA JUGA: 4 Sifat Orang Tidak Bersyukur
Kejadian tewasnya Abu Jahal dan sujudnya Nabi sebagai wujud rasa syukur ini juga menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi umat Islam. Bahwa dalam proses menjalani hidup, ada orang-orang yang kematiannya ditunggu dan disyukuri oleh orang lain.
Sebab, ketiadaan mereka lebih diharapkan karena selama hidup orang tersebut tidak memberikan manfaat, justru madharat kepada diri dan sekitarnya. Padahal Rasulullah SAW telah memerintahkan kepada umatnya melalui sabda beliau: Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni. Dishahihkan Al Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah). []