RASULULLAH shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila tiba malam nisfu Sya’ban, maka hidupkan malamnya dan berpuasalah di siang harinya.” (HR Ibnu Majah dalam as-Sunan dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman)
BACA JUGA: Adakah Malam Nisfu Sya’ban Punya Makna Khusus?
Yakni bangunlah di sebagian besar malam itu dan isilah dengan shalat, baca surat Yasin atau surat-surat lainnya dalam Al-Qur’an, dzikir, doa dan kebaikan-kebaikan yang lain. Doa di pertengahan malam, lebih-lebih di sepertiga malam terakhir adalah ibadah yang agung dan lebih berpotensi dikabulkan oleh Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila tiba malam nisfu Sya’ban, maka malaikat berseru menyampaikan dari Allah: adakah orang yang memohon ampun maka aku ampuni, adakah orang yang meminta sesuatu maka aku berikan permintaannya.” (HR al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman)
Oleh karena itulah, Imam Syafi’i menegaskan dalam kitab al-Umm: “Telah sampai berita kepada kami bahwa dulu pernah dikatakan: sesungguhnya doa dikabulkan pada lima malam: malam jum’at, malam hari raya idul adha, malam idul fitri, malam satu Rajab dan malam nisfu Sya’ban.”
Syekh Ibnu Hajar al-Haitami dalam al-Fatawa al-Kubra mengatakan: “Kesimpulannya bahwa malam nisfu Sya’ban memiliki keutamaan, dan terjadi pengampunan dosa secara khusus serta pengabulan doa secara khusus. Dari sini-lah Imam Syafi’i mengatakan bahwa doa dikabulkan di malam nisfu Sya’ban.”
BACA JUGA: Apakah Ada Doa Khusus di Malam Nisfu Sya’ban?
Marilah kita teladani para ulama salaf yang mengagungkan malam nisfu Sya’ban dan giat beribadah di malam itu.
Ibnu Rajab al-Hanbali menuturkan dalam kitab Latha’if al-Ma’arif: “Para tabi’in dari kalangan penduduk Syam, seperti Khalid bin Ma’dan, Mak-hul, Luqman bin ‘Amir dan lainnya selalu mengagungkan malam nisfu Sya’ban dan giat beribadah di malam itu. Dari mereka-lah, umat Islam menyimpulkan keutamaannya dan mengagungkannya. Hal yang sama juga dilakukan oleh para ahli ibadah di kota Bashrah dan lainnya.” []