WASHINGTON DC—Dalam proses pelantikan presiden Amerika Serikat Donald Trump, Imam Mohamed Magid—direktur eksekutif All Dulles Area Muslim Society yang juga merupakan tokoh terkenal di Washington turut hadir.
Dalam khutbahnya, Magid membacakan dua ayat Alquran yang berisi pesan-pesan politik untuk presiden baru dan pemerintahannya. Magid membacakan surat Al Hujarat dan Ar-Rum. Magid sejatinya akan mengumandangkan adzan, namun terjadi perubahan dan memilih membacakan Alquran.
Keberadaan Magid dalam acara pelantikan tersebut mendapat kritik dari beberapa Muslim Amerika. Mereka menyesali sikap Magid untuk ikut serta dalam acara tokoh lintas agama tersebut. Seperti diketahui retorika dan rencana kebijakan yang dibuat Trump dinilai merugikan muslim Amerika.
Rizwan Jaka, Ketua Dewan All Dulles Area Muslim Society, mengatakan pemilihan ayat Alquran yang dibacakan pada saat pelantikan tersebut telah disetujui oleh pejabat di Katedral Nasional Washington.
“Setelah pemilu, banyak hal yang dikatakan tentang Muslim, dan ada pertanyaan tentang kesetiaan Muslim. Ayat-ayat ini dimaksudkan untuk menyampaikan pesan bahwa kita harus datang bersama-sama dan menghormati keragaman. Tuhan menciptakan kita dalam keberagaman,” ujar Rizwan Jaka seperti dilansir cnn, Senin (21/1/2017).
Kedua ayat Alquran yang disampaikan Magid menceritakan tentang bagaimana Tuhan menciptakan manusia dengan berbagai jenis bangsa, suku maupun warna kulit. Ayat ini dipilih mengingat meningkatnya insiden kebencian atas muslim dalam beberapa waktu terakhir.
Magid merupakan tokoh yang sering dihadirkan dalam acara lintas agama dan pemerintah di Washington selama bertahun-tahun. Tahun lalu, FBI memberikan penghargaan kepada organisasi yang ia pimpin karena membantu memperkuat ikatan antara Muslim lokal dan penegakan hukum.
Dari 2010-2014, Magid memimpin Islamic Society of North America. Ia juga pernah masuk dalam deretan tokoh 500 Muslim paling berpengaruh di dunia. []