ADA banyak cara untuk mengatasi kecemasan dan stres dalam kerangka Islam. Theresa Corbin, penulis The Islamic, Adult Coloring Book memberikan tips terkait hal itu di laman About Islam.
Inilah empat tips dalam mengurangi stres dan kecemasan yang diungkap Corbin:
1 Pahami Penderitaan
Menonton berita tentang ketidakadilan yang mengerikan, bencana alam, dan pergolakan politik dapat membuat orang waras menjadi gelisah. Tetapi kita harus memahami bahwa penderitaan memiliki peran yang harus dimainkan di dunia ini.
Kapan terakhir kali Anda bertemu atau mendengar seseorang dengan kebijaksanaan dan kedamaian yang tidak pernah berjuang atau bekerja untuk apa pun? Kapan terakhir kali Anda bertemu atau mendengar seseorang tidak tahu berterima kasih dan tanpa kepala yang tidak pernah berjuang atau bekerja untuk apa pun?
BACA JUGA:Â Inilah 5 Amalan Sunnah yang Bikin Stress Jadi Sirna
Mereka yang telah mencapai kebijaksanaan dan kedamaian seringkali adalah mereka yang menggunakan penderitaan luar biasa; dan mereka menggunakannya sebagai alat untuk belajar, tumbuh, dan menghasilkan perubahan besar.
Para nabi, mereka semua adalah orang-orang yang mendekati penderitaan (mereka sendiri dan orang lain) sebagai sesuatu untuk dipelajari dan kesempatan untuk berbuat baik. Artinya, jika kita menghadapi penderitaan dengan kebijaksanaan, kita dapat melihatnya sebagai sebuah kesempatan.
2 Berfokus pada Orang Lain
Begitu kita memahami bahwa penderitaan ada di dunia karena suatu alasan, kita dapat mulai melihatnya sebagai tawaran pekerjaan. Allah SWT telah menunjuk kita untuk menjadi agen moral di dunia ini, menjadi aktivis menuju kemajuan masyarakat.
Nabi Muhammad SAW berkata:
“Siapapun di antara Anda melihat kejahatan, biarkan dia mengubahnya dengan tangannya; dan jika dia tidak mampu melakukannya, maka [biarkan dia mengubahnya] dengan lidahnya; dan jika dia tidak mampu melakukannya, maka dengan hatinya – dan itu adalah iman yang paling lemah.” (HR Muslim)
Filantropi adalah obat penawar yang luar biasa untuk kecemasan dan stres, bahkan jika kecemasan dan stres itu menguasai kehidupan pribadi kita. Menjadi sukarelawan dan memberi kepada orang lain memungkinkan kita untuk menempatkan segala sesuatunya dalam perspektif.
Nabi SAW bersabda:
“Jangan memandang orang-orang di atas Anda, karena Anda tidak memandang nikmat Allah sebagai hal yang sepele.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Memahami dan membantu meringankan penderitaan orang-orang yang kurang dari kita, bila dilakukan bersama-sama, dapat meredakan kecemasan dan stres dengan membiarkan kita merasa bahwa kita telah melakukan bagian kita dan mengetahui bahwa kita akan dihargai apa pun hasilnya.
3 Mengenal Allah
Demikian pula, memahami bahwa ada kekuatan yang lebih tinggi yang mengendalikan alam semesta dan segala isinya dapat menawarkan penghiburan bagi seseorang yang merasa tertekan oleh kendali kita yang terbatas. Allah berfirman:
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, kuasa menghidupkan orang-orang mati? Ya (bahkan) sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS Al Ahqaf: 33)
Ini adalah keseimbangan luar biasa yang diberikan Islam kepada kita. Kita melakukan apa yang kita bisa dari ikhtiar dan merasa puas mengetahui bahwa hasil dari upaya kita adalah dari Allah. Dan kita tidak dapat mewujudkan sesuatu jika itu bukan rencana Allah dan kita seharusnya tidak merasa cemas atau sakit hati jika rencana yang kita miliki tidak berhasil.
BACA JUGA: Menghilangkan Gelisah, Takut dan Stress Melalui Alqur’an
Jika bagian kita, atau upaya dikerahkan, kita dapat melepaskan kecemasan dan membiarkan Tuhan melakukan pekerjaan-Nya. Bahkan jika kita tidak dapat melihat hikmat Tuhan dalam rencana-Nya sekarang, kita tahu dari Al-Qur’an bahwa:
“[…] Allah adalah perencana terbaik.” (QS Al Anfal:30)
4 Mempertahankan Rutinitas Islam
Menciptakan rutinitas telah lama menjadi nasihat profesi medis dalam memerangi stres dan kecemasan. Tapi lebih lama dari itu telah menjadi instruksi Allah:
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (QS Al Baqarah: 45)
Rutinitas shalat lima waktu yang diminta Allah untuk kita lakukan adalah rutinitas terbaik. Itu bisa menjadi titik jangkar di zaman kita di mana kita meninggalkan semua stres dan kecemasan; dan kita menyerahkan diri kita kepada Allah, Pencipta kita, Yang mengendalikan segala sesuatu.
Shalat bisa dan harus menjadi poin di hari kita ketika kita lakukan untuk mengeluh kepada Al Qaadir ( القادر ) Yang Mampu; untuk mencari bantuan dari Al Mujib ( المجيب ) Maha Maha Mengabulkan, mem-perkenankan, dan menjawab apa yang dimohonkan kepada-Nya; untuk menambatkan hati kita pada Yang Abadi. []
SUMBER:ABOUT ISLAM