SHALAT adalah kewajiban yang disyariatkan kepada semua umat muslim di seluruh dunia. Semua umat Nabi Muhammad ﷺ dibebankan shalat fardhu yang lima waktu melalui peristiwa Isra Miraj yang dialami Rasulullah ﷺ.
Saat Isra Miraj, kewajiban shalat lima waktu disampaikan Allah SWT secara langsung kepada Rasulullah ﷺ. Hal ini menjadi bukti pentingnya amalan ibadah tersebut bagi umat Islam.
Pertanyaannya, bagaimana cara Nabi-Nabi terdahulu beribadah kepada Allah SWT? Apakah mereka juga dibebankan kewajiban shalat?
BACA JUGA: Shalat tapi Arah Kiblatnya Melenceng, Bagaimana?
Pakar Ilmu Alquran KH Ahsin Sakho menjelaskan, sejarah shalat sudah terdeteksi ada bahkan sejak zaman Nabi Adam AS.
Di dalam teks-teks Alquran, kata KH Ahsin, terdapat beberapa ayat yang menunjukkan perintah shalat di masa Nabi-Nabi terdahulu semisal Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Zakariya, Nabi Musa, Nabi Isa, hingga Nabi Muhammad ﷺ.
“Hanya saja, shalat yang dimaksud pada masa terdahulu itu berbeda dengan sholat yang ada di zaman Rasulullah SAW. Tapi esensinya sama, yakni berdoa. Sholat itu kan bermakna doa,” kata KH Ahsin Sakho.
Salah satu contoh ayat Alquran yang mengabadikan kisah bahwa shalat telah ada sebelum masa Rasulullah ﷺ, ada di dalam Surah Thaha ayat 132. Allah berfirman:
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ
Artinya: “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan sholat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.”
KH Ahsin Sakho melanjutkan, perbedaan kental yang ada pada shalat di masa Nabi-Nabi terdahulu dengan perintah shalat kepada Nabi Muhammad adalah diserahkan secara langsung dari Allah SWT tanpa perantara, sehingga mempunyai arti sangat spesial.
BACA JUGA: Shalat Sambil Gendong Anak yang Pakai Popok
“Allah SWT mengundang langsung Nabi Muhammad untuk menghadap dan bertemu di Sidratul Muntaha. Ini merupakan pembicaraan yang sangat spiritual melebihi daripada pembicaraan apapun,” ungkap beliau.
Selain itu, menurut KH Ahsin Sakho, umat Islam perlu mengingat bahwa saking spesialnya ibadah shalat itu maka kelak amalan ibadah manusia pertama kali yang dihisab Allah adalah tentang shalat.
Beliau menjabarkan bahwa ibadah shalat pun secara spiritual juga menjadi pembatas seseorang dengan kekafiran. Artinya apabila amalan ibadah shalatnya baik, maka dia senantiasa akan terlindungi dari jurang kekafiran dan kesesatan yang akan menjerumuskannya. []
SUMBER: REPUBLIKA