TANYA: Bagaimana puasanya orang yang hanya puasa di bulan Ramadhan, tapi tidak pernah melaksanakan puasa sunah di bulan-bulan lainnya?
Jawab:
Dikutip dari laman Islamqa, yang wajib bagi seorang muslim adalah berpuasa pada bulan Ramadhan. Adapun hari-hari utama lainnya, seperti: hari Arafah, hari ‘Asyura’ dan yang lainnya tidak diwajibkan untuk berpuasa, kecuali dia telah bernadzar untuk berpuasa. Adapun jika tidak bernadzar maka tidak wajib berpuasa pada hari-hari tersebut.
BACA JUGA: Niat Puasa Ramadhan; Sebulan Penuh, atau Setiap Malam?
Telah diriwayatkan dari Thalhah bin Ubaidillah, bahwa dia berkata:
( جاء رجل إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم من أهل نجد ثائر الرأس يسمع دوي صوته ولا يفقه ما يقول حتى دنا فإذا هو يسأل عن الإسلام فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم خمس صلوات في اليوم والليلة ، فقال هل علي غيرها ؟ قال لا إلا أن تطوع ، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم وصيام رمضان ، قال هل علي غيره ؟ قال لا إلا أن تطوع ، قال وذكر له رسول الله صلى الله عليه وسلم الزكاة ، قال هل علي غيرها ؟ قال لا إلا أن تطوع ، فأدبر الرجل وهو يقول والله لا أزيد على هذا ولا أنقص ، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أفلح إن صدق ) رواه البخاري (46) ، ومسلم (11(
“Beberapa orang telah mendatangi Rasulullah –shallahu ‘alaihi wa sallam- yang berasal dari Najd, rambutnya acak-acakan, suaranya menggelegar, dia tidak memahami apa yang beliau ucapkan sampai dia mendekat dan tiba-tiba dia bertanya tentang Islam, maka Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Lima kali shalat dalam sehari semalam”. Dia berkata lagi: “Apakah ada yang lainnya ?”. Beliau menjawab: “Tidak ada kecuali yang sunnah, Rasulullah melanjutkan: “dan berpuasa Ramadhan”, dia berkata: “Apakah ada yang lainnya ?”. Beliau menjawab: “Tidak ada kecuali yang sunnah”. Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- menyebutkan kepadanya: “Zakat”. dia berkata: “Apakah ada yang lainnya ?”. Beliau menjawab: “Tidak ada kecuali yang sunnah”. Kemudian orang tersebut pergi dan berkata: “Demi Allah saya tidak akan menambah atau mengurangi”. Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Dia akan beruntung jika dia jujur.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hal ini menunjukkan bahwa puasa wajib itu hanya puasa pada bulan Ramadhan, selain dari pada itu dari hari-hari utama dan seseorang tidak berdosa meninggalkannya.
An Nawawi berkata dalam Syarah Muslim:
“Pada hadits ini tidak wajib berpuasa ‘Asyura’ tidak juga yang lainnya kecuali Ramadhan, hal ini merupakan hasil ijma’.”
Namun demikian, sebagai muslim, tidak selayaknya bagi meninggalkan puasa pada hari-hari utama, seperti; ‘Asyura, Arafah, enam hari di bulan Syawal, dan lain-lain, karena pahala dan keutamaannya yang besar, dan karena puasa sunnah akan menjadi pelengkap jika ada kekurangan pada puasa yang wajib.
BACA JUGA: 3 Amalan yang Dianjurkan saat Puasa Ramadhan
Telah diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa beliau berkata, “Saya telah mendengar Rasulullah bersabda:
( إن أول ما يحاسب به العبد يوم القيامة من عمله صلاته فإن صلحت فقد أفلح وأنجح وإن فسدت فقد خاب وخسر ، فإن انتقص من فريضته شيء قال الرب عز وجل انظروا هل لعبدي من تطوع فيكمل بها ما انتقص من الفريضة ، ثم يكون سائر عمله على ذلك ) رواه الترمذي برقم 413 ، والنسائي برقم 465 ، وصححه الألباني في صحيح الترمذي
“Sungguh pertama kali yang dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat dari semua amalannya adalah shalat, jika shalatnya baik maka dia beruntung dan sukses, dan jika shalatnya rusak, maka dia gagal dan rugi. Jika ada yang kurang dari ibadah wajibnya, maka Allah –‘Azza wa Jalla- berfirman: “Lihatlah apakah hambaku tersebut mempunyai ibadah sunnah ?, maka ibadah sunnah tersebut akan menyempurnakan apa yang kurang dari ibadah wajibnya, kemudian semua amal ibadahnya lainnya pun seperti itu.” (HR. Tirmidzi: 413 dan Nasa’i: 465 dan dishahihkan oleh Albani dalam Shahih Tirmidzi)
Hal ini menunjukkan bahwa puasa sunnah bisa menyempurnakan kekurangan dari puasa wajib. []
SUMBER: ISLAMQA