MERENCANAKAN keuangan merupakan salah satu upaya untuk mengelola keuangan secara efektif dan efisien. Berdasarkan fungsinya perencanaan keuangan adalah mengelola keuangan untuk masa depan sedini mungkin dalam mencapai tujuan keuangan, dilakukan secara terencana, teratur dan bijaksana (bisa jadi membutuhkan perencana keuangan).
Direncanakan, yang berarti kita dapat mengantisipasi yang akan terjadi di masa yang akan datang. Teratur, yang berarti bahwa kita memiliki cara atau strategi keuangan dengan mempertimbangkan yang prioritas ataukah yang kurang prioritas lebih jelas. Dan mengelola uang dengan bijaksana dapat berarti secara masuk akal atau sesuai nalar, tidak emosional.
BACA JUGA: 6 Tips Atur Keuangan Biar Bisa Nabung dan Capai Target Finansial
Rencana keuangan berisi daftar tujuan keuangan disertai dengan saran tentang cara bagaimana untuk mencapai hal itu, dan tentu saja disesuaikan dengan keadaan seseorang atau keluarga bersangkutan. Itulah sebabnya Perencana keuangan tidak dapat selalu memberikan jawaban secara umum kepada setiap orang. Karena situasi dan kondisi setiap orang berbeda, tujuan yang berbeda, strategi yang berbeda juga.
Oleh karena itu penting bagi kita untuk tahu dulu apa yang kita inginkan (finish point), dan bagaimana kondisi keuangan kita saat ini (titik awal), dalam rangka menciptakan peta dan jalur dari titik awal ke titik finish (rencana keuangan).
Khusus menjelang Bulan Ramadhan, biasanya pengeluaran kita tidak terkontrol. Oleh sebab itu, persiapan-persiapan mengelola keuangan harus kita mulai. Adapun tiga tips perencanaan keuangan jelang Ramadhan, di antaranya:
Pertama, persiapkan estimasi pengeluaran. Menurut Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi, Andy Nugroho, mengatakan hal pertama disarankan agar membuat estimasi pengeluaran saat Ramadhan, menyesuaikan dengan kemampuan keuangan.
“Saya sarankan hitungnya dari belakang aja, yaitu berapa yang dibutuhkan, sekaligus disisihkan kebutuhan lebaran dan pasca lebaran. Setelah dikurangi menabung, silahkan digunakan untuk berbagai kegiatan selama bulan ramadhan,” katanya.
Selain itu, Andy memberikan tips keuangan agar kita pandai-pandai menyiasati banyaknya agenda buka bersama. Ia mencontohkan salah satu trik untuk menyiasatinya adalah dengan menyederhanakan menu buka puasa.
Kedua: mencatat pengeluaran harian. Hal ini perlu dilakukan untuk memantau ke mana saja uang yang kita habiskan selama satu hari. Catatan ini dapat dipakai untuk mengingatkan diri kita untuk terus berhemat dan mengeluarkan uang seperlunya saja. Selain itu, dengan mencatat pengeluaranmu, maka kami pun secara tidak sadar akan jadi lebih teratur dan berhemat karena selalu tahu berapa banyak uang yang keluar.
Ketiga: Persiapkan Keuangan Mudik. Menurut Perencana Keuangan dari Finansia Consulting Eko Indarto. Ia menilai jelang mudik lebaran akan banyak hal yang mesti dipikirkan. Mulai dari kebutuhan transportasi ke kampung halaman, aneka keperluan yang dibawa saat mudik, hingga mengamankan keuangan setelah masa mudik nantinya.
Tak elak, hal yang penting untuk diperhatikan untuk pengelolaan keuangan jelang mudik, kata Eko, ialah mengatur prioritas.
BACA JUGA: Dapat THR, Apakah Wajib Dikeluarkan Zakatnya?
“Yang mau diprioritaskan apakah biaya transportasi (mudik), atau biaya untuk hidup di sana. Tergantung yang mau pulang kampung tadi,” katanya.
Selama pengaturan keuangan itu, Eko juga menyarankan agar pemudik mempertimbangkan fenomena kenaikan harga bahan-bahan kebutuhan saat jelang lebaran. Maka dari itu, menurutnya penting agar menyiapkan uang cadangan untuk mengantisipasi itu.
“Memang sebenarnya THR (Tunjangan Hari Raya) bisa digunakan, cuma pasti enggak akan cukup karena biasanya harga-harga juga naik. Jadi mau enggak mau dia harus disiapkan dari sekarang,” imbuh dia. Selagi masih ada waktu, Eko menekankan agar pemudik bisa menyisihkan porsi uang lebih untuk digunakan saat momen mudik lebaran.
Eko juga mengatakan bahwa hal yang mesti diperhatikan pertama ialah menentukan prioritas kebutuhan mudik yang dibutuhkan. Apalagi, kata dia, mudik itu melibatkan keluarga besar yang juga mesti diperhitungkan segala sesuatu.
“Tinggal diatur aja yang mau diprioritaskan apakah biaya transport (mudik), atau biaya untuk hidup di sana. Tergantung yang mau pulang kampung tadi,” kata Eko.
Setelah mendaftar kebutuhan-kebutuhan mudik itu, Eko mengingatkan agar pemudik juga memasukkan antisipasi kenaikan harga (inflasi) dalam mengatur keuangan untuk mudik nanti.
“Jika memang merasa tahun lalu kurang THR-nya maka dia harus mempersiapkan dari sekarang nih. Maka tahun ini dia harus minimal sama dengan tahun lalu, ditambahkan 5 sampai 10 persen untuk persiapan mudik,” pungkasnya. []
SUMBER: PENGUSAHA MUSLIM