IMAN di dalam hati kita harus selalu dijaga. Karena iman bisa saja melemah, atau bahkan hilang. Hal ini biasanya ditandai dengan kualitas ibadah yang menurun, banyak melakukan maksiat, dan tidak bertambahnya ilmu yang membuatnya takut kepada Allah SWT.
Imam Ibnu Athoillah pernah mengatakan, “Rontoknya iman ini akan terjadi pelan-pelan, terkikis-kikis sedikit demi sedikit sampai akhirnya tanpa terasa habis tandas tidak tersisa.”
Menurut para ulama, iman seorang hamba memiliki tingkatan. Syekh Allamah Muhammab bin Umar an-Nawawi al-Banteni dalam Kitab Syarah Kasyifah as-Saja Fi Syarhi Safinah an-Naja mengatakan, ada lima tingkatan iman.
BACA JUGA: Iman adalah Ucapan dan Perbuatan
Iman taklid
Yaitu mantap dan percaya dengan ucapan orang lain tanpa mengetahui dalilnya. Orang yang memiliki tingkatan keimanan ini dianggap sah keimanannya, tetapi berdosa karena meninggalkan upaya mencari dalil apabila orang tersebut mampu menemukannya.
Iman ilmi
Yaitu mengetahui akidah-akidah beserta dalil-dalilnya. Tingkatan keimanan ini disebut ilmu yaqin. Menurut Syekh Nawawi, orang yang memiliki keimanan tingkat pertama dan kedua termasuk orang yang terhalang jauh dari Zat Allah Ta’aala.
Iman iyaan
Yaitu mengetahui Allah dengan pengawasan hati. Oleh karena itu, Allah tidak hilang dari hati sekedip mata pun karena rasa takut kepada-Nya selalu ada di hati sehingga seolah-olah orang yang memiliki tingkatan keimanan ini melihat Allah di maqam muraqabah atau derajat pengawasan hati. Tingkat keimanan ini disebut dengan ainul yaqin.
Iman haq
Yaitu melihat Allah dengan hati. Tingkatan keimanan ini seperti yang disampaikan para ulama, yakni orang yang makrifat. Orang tersebut dapat melihat Allah dalam segala sesuatu.
BACA JUGA: Iman dan Takwa, Kunci Semua Keadaan
Tingkat keimanan ini berada di maqam musyahadah dan disebut dengan haq al-yaqiin. Orang yang memiliki tingkatan keimanan ini adalah orang yang terhalang jauh dari selain Allah.
Iman hakikat
Yaitu sirna bersama Allah dan mabuk karena cinta kepada-Nya. Oleh karena itu, orang yang memiliki tingkatan keimanan ini hanya melihat Allah seperti orang yang tenggelam di dalam lautan dan tidak melihat adanya tepi pantai sama sekali.
Tingkatan keimanan yang wajib dicapai seseorang adalah tingkatan pertama dan kedua. Sementara itu, tingkatan keimanan ketiga, keempat, dan kelima merupakan tingkatan-tingkatan keimanan yang dikhususkan oleh Allah untuk hamba-Nya yang Dia kehendaki. []