PADA masa Nabi Musa as, kaum Bani Israil pernah ditimpa bencana kekeringan, mereka pun memohon kepada beliau agar memintakan turunnya hujan kepada Allah.
Nabi Musa as lalu berkata kepada mereka, “Keluarlah kalian semua bersamaku ke sebuah bukit!”
Kaum Bani Israil menuruti ajakan Nabi Musa as untuk keluar bersama beliau mendaki ke sebuah gunung.
BACA JUGA: Kisah Nabi Musa dan Jodoh Tidak Terduga
Sesampai di tempat tersebut, berkatalah Nabi Musa as kepada mereka, “Orang yang pernah melakukan dosa hendaklah jangan ada yang ikut bersamaku!”
Mereka semua lalu kembali, kecuali hanya seorang laki-laki buta sebelah matanya yang bernama Barkha Al Abid, yang masih setia mengikuti beliau.
“Apakah kamu tidak mendengar apa yang aku katakan?” kata Nabi Musa as kepadanya.
“Ya, aku mendengarnya” jawab Barkha.
“Apakah kamu tidak pernah melakukan dosa?” tanya beliau kepadanya.
“Aku tidak tahu, kecuali sesuatu yang akan kusebutkan ini. Jika itu memang dianggap sebagai suatu dosa, aku akan kembali,” jawab Barkha.
“Apakah itu?” tanya Nabi Musa as kepadanya.
“Tadi aku lewat di sebuah jalan, dan di seberang jalan tampak sebuah kamar yang terbuka pintunya. Kemudian mataku yang sekarang buta ini sempat memandang sejenak seseorang yang tidak aku kenal. Kepada mataku, aku lalu berkata, ‘Engkau adalah termasuk anggota tubuhku dan engkau telah lancang melakukan kesalahan.
BACA JUGA: 5 Doa Nabi Musa dalam Alquran
“Setelah ini engkau tidak boleh bersamaku lagi!’ setelah berkata demikian maka kutusuk mataku dengan jariku sendiri sehingga berakibat kebutaan ini. Jika perbuatan yang demikian ini juga merupakan perbuatan dosa, aku pun akan kembali,” jawabnya kepada Nabi Musa as.
“Itu bukan perbuatan dosa,” kata Nabi Musa as kepadanya.
“Sekarang mohonlah hujan, wahai Barkha!” perintah beliau kepadanya.
Barkha kemudian berdoa, “Wahai Dzat Yang Suci, wahai Dzat Yang Suci! Tidak ada sesuatu di sisi-Mu yang mustahil. Dan terhadap kebakhilan, Engkau tidak akan memberi pertolongan. []