Oleh: Rosandi Ardi Noegraha
Dosen & pegiat sosial
rosandiardinugraha@gmail.com
DALAM kehidupan seorang muslim ada banyak waktu-waktu khusus yang Allah swt siapkan untuk beribadah padaNya, yang paling fenomenal adalah ibadah di waktu bulan Ramadan.
Jika di rinci waktu ibadah itu bisa kita mulai dari ibadah per detik,menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun. Sebagai contoh diantaranya ibadah detik, menit adalah bertasbih menyebut asma Allah swt, sedangkan harian adalah waktu mustajab berdo’a diantara adzan iqomah, kemudian pekanan sholat jumat, sementara bulanan sekaligus tahunan adalah puasa di bulan ramadan.
BACA JUGA: Apakah Malaikat Izrail Tahu tentang Ajal Seseorang?
Contoh di atas belum cukup mewakili secara keseluruhan ibadah yang di syari’atkan dalam agama Islam, masih banyak yang Rasulullah saw ajarkan. Tetapi contoh di atas setidaknya sudah cukup mengambarkan bahwa ada waktu-waktu khusus beribadah di sepanjang kehidupan manusia.
Dari apa yang di uraikan diatas menunjukkan bahwa ibadah hakikatnya amalan yang berkelanjutan, terus menerus di lakukan oleh seorang hamba kepada Allah Swt,hal ini sesuai dengan apa yang telah di sabdakan Rasulullah SAW. Dari ’Aisyah radhiyallahu ’anha, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.”
Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan yang dimaksud dengan hadits tersebut adalah agar kita bisa pertengahan dalam melakukan amalan dan berusaha melakukan suatu amalan sesuai dengan kemampuan. Karena amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang rutin dilakukan walaupun itu sedikit.
Saat ini pastinya sudah ada waktu-waktu utama ibadah yang terlewati, seperti bulan sya’ban, ramadan, syawal, dimana ada semangat beribadah yang berbeda kita rasakan dan jalani, tetapi harus kita ingat bahwa hakikat ibadah pada prinsipnya amalan yang terus menerus dan berkelanjutan dan baru akan berhenti pengamalannya ketika kita semua bertemu dengan kematian, hal ini sesuai dengan apa yang telah di Firmankan Allah Swt
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu al yaqin (yakni ajal).” (QS. Al Hijr: 99)
BACA JUGA: Takut kepada Allah SWT adalah Ibadah
Beribadah adalah praktek penghambaan kepada Allah swt yang terus menerus di lakukan oleh seorang hamba, dan seluruh amalan ibadah baru akan terhenti ketika ajal datang, karena dimensi waktu yang panjang maka Rasulullah saw menyukai amalan yang kontinue meski sedikit, dibanding banyak kemudian hilang atau di tinggalkan, semoga kita selalu dibimbing Allah swt menjadi hambaNya yang giat beribadah, terus menerus sampai kematian akan datang pada kita, Aamiin YRA. []
Bekasi, 29 Juni 2020