DI bulan Syawal, umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah. Karena aneh rasanya jika kita mengendurkan ibadah di bulan Syawal setelah melewati bulan Ramadhan yang justru padat aktifitas ibadahnya. Syawal juga merupakan salah satu bulan terbaik setelah bulan Ramadhan bagi umat Islam. Namun tak banyak yang tahu bahwa ada beberapa peristiwa di bulan Syawal yang sangat penting bagi umat Islam namun sering dilupakan.
Menginjak bulan Syawal, seorang muslim dianjurkan untuk semakin meningkatkan ibadah. Hal ini agar amalan pada bulan Ramadan tidak hanya berakhir di bulan puasa saja, namun terus berkelanjutan dan ditingkatkan pada bulan selanjutnya yaitu bulan Syawal.
Keutamaan bulan Syawal bisa kamu dapatkan dengan melaksanakan ibadah sunah 6 hari yang mempunyai keutamaan yang sangat besar.
BACA JUGA: Puasa Syawal; Hukum, dan 5 Keutamaanya
Syawal berasal dari kata syala yang berarti naik atau meninggi. Pada bulan Syawal ini, kedudukan dan derajat kaum Muslimin meninggi di sisi Allah SWT karena telah melewati bulan ujian dan ibadah selama Ramadan.
Di bulan ini, seorang muslim dituntut untuk membuktikan nilai-nilai taqwa dengan mampu mempertahankan dan meningkatkan keimanannya, tidak hanya sewaktu Ramadhan saja.
Di luar keistimewaan amalan di bulan Syawal, kita juga harus tahu peristiwa di bulan Syawal yang terekam dalam sejarah Islam. Apalagi jika peristiwa-peristiwa di bulan Syawal ini berpengaruh penting dalam kehidupan Rasulullah serta peradaban Islam.
1 Pernikahan Rasulullah
Peristiwa di bulan Syawal yang pertama akan dibahas adalah pernikahan Rasulullah ﷺ. Pada bulan Syawal, Rasulullah ﷺ menikahi Ummu Salamah di tahun kedua bulan Hijriyah pasca perang badar. Sebelumnya, Rasulullah juga menikahi Aisyah ra. di tahun ke-10 kenabian pada bulan Syawal.
Aisyah radiallahu ‘anha istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan,
تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللهِ فِي شَوَّالٍ، وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ، فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللهِ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي؟، قَالَ: ((وَكَانَتْ عَائِشَةُ تَسْتَحِبُّ أَنْ تُدْخِلَ نِسَاءَهَا فِي شَوَّالٍ))
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikahiku di bulan Syawal, dan membangun rumah tangga denganku pada bulan syawal pula. Maka isteri-isteri Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam yang manakah yang lebih beruntung di sisinya dariku?” (Perawi) berkata, “Aisyah Radiyallahu ‘anhaa dahulu suka menikahkan para wanita di bulan Syawal” (HR. Muslim).
2 Perang Uhud
Peristiwa di bulan Syawal yang kedua adalah terjadinya Perang Uhud. Perang ini terjadi pada bulan 10-15 tahun 3 Hijriyah. Sesuai namanya, Perang Uhud terjadi di kaki gunung Uhud. Perang Uhud ini menjadi ajang balas dendam kaum kafir Quraisy atas kekalahan terhadap kaum muslimin di Perang Badar sebelumnya.
Di Perang Uhud yang merupakan peristiwa di bulan Syawal ini, sebanyak 700 pasukan Muslim harus berhadapan dengan 3 ribu pasukan musyrikin. Awalnya, umat Islam mendominasi jalannya pertempuran. Orang-orang musyrik terdesak sehingga meninggalkan harta benda yang mereka bawa. Di sinilah sekelompok pasukan Muslim yang bertugas sebagai pemanah di puncak-puncak bukit lengah.
Khalid bin Walid yang saat itu masih kafir melihat celah itu lalu kemudian menyerang sisi pemanah sehingga pasukan Islam kocar kacir. Kekalahan ini menyebabkan Rasulullah ﷺ terluka parah.
BACA JUGA: 2 Hukum Puasa Syawal, Ini Penjelasannya
Kejadian ini terekam dalam QS. Ali Imran: 121.
وَإِذْ غَدَوْتَ مِنْ أَهْلِكَ تُبَوِّئُ الْمُؤْمِنِينَ مَقَاعِدَ لِلْقِتَالِ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Dan (ingatlah), ketika kamu berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu akan menempatkan para mukmin pada beberapa tempat untuk berperang. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,”
“(Dan) ingatlah hai Muhammad (ketika kamu berangkat di pagi hari dari keluargamu) yakni dari Madinah (untuk menempatkan orang-orang beriman pada beberapa tempat) atau markas di mana mereka bertahan (untuk berperang. Dan Allah Maha Mendengar) akan ucapanmu (lagi Maha Mengetahui) peri keadaanmu.
Peristiwa ini terjadi pada waktu perang Uhud. Nabi saw. keluar dengan membawa 1000 atau 950 orang tentara sedangkan kaum musyrikin berjumlah sebanyak 3000 orang. Nabi saw. menduduki posisinya di lereng bukit Uhud pada hari Sabtu tanggal 7 Syawal tahun ketiga Hijriah.
Punggung beliau dan punggung tentaranya menghadap ke arah bukit Uhud lalu mengatur barisan mereka dan menempatkan pasukan panah yang dipimpin oleh Abdullah bin Jubair di puncak bukit seraya bersabda, “Hujani mereka dengan anak panah dari sini agar mereka tidak menyerang dari belakang dan jangan tinggalkan tempat ini biar sekali pun tidak kalah atau pun menang!”
3 Perang Hunain
Peristiwa di bulan Syawal yang ketiga adalah Perang Hunain. Perang ini terjadi pada tahun kedelapan Hijriyah bulan Syawal. Saat itu, kaum muslimin menghadapi suku Hawazin dan suku Tsaqif, dua suku yang tinggal sebelah timur laut Makkah yang khawatir akan diserang pihak Muslim juga setelah Fathul Makkah.
Dua pekan lamanya Perang Hunain berlangsung setelah Rasulullah ﷺ berhasil memimpin umat muslim dalam menaklukkan Makkah tanpa pertumpahan darah. Dengan demikian, pasukan muslimin di medan Hunain cukup diuntungkan dengan kondisi mental yang penuh kegemilangan.
Kisah pertempuran Hunain disebutkan dalam Alquran di surat At Taubah ayat 25 hingga 26.
لَقَدْ نَصَرَكُمُ ٱللَّهُ فِى مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍ ۙ وَيَوْمَ حُنَيْنٍ ۙ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنكُمْ شَيْـًٔا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ ٱلْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُم مُّدْبِرِينَ
ثُمَّ أَنزَلَ ٱللَّهُ سَكِينَتَهُۥ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَعَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ وَأَنزَلَ جُنُودًا لَّمْ تَرَوْهَا وَعَذَّبَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ۚ وَذَٰلِكَ جَزَآءُ ٱلْكَٰفِرِينَ
“Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai.
Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang- orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir.”
4 Perang Khandaq
Peristiwa di bulan Syawal yang keempat adalah Perang Khandaq. Perang ini terjadi pada bulan Syawal lima tahun setelah Rasulullah ﷺ hijrah. Pada perang Khandaq, Salman Al-Farisi mencetuskan sebuah strategi pembuatan parit yang dalam dan lebar untuk menghalau musuh.
Rasulullah ﷺ menyetujui ide ini setelah berunding dengan para sahabat. Bahkan, Rasulullah ﷺ dengan tangannya sendiri ikut bersama- sama membangun parit pertahanan itu.
BACA JUGA: Syawal, Ini Asal Usulnya
Dalam peristiwa di bulan Syawal ini, total pasukan Muslim mencapai 3 ribu orang yang disiapkan, sedangkan pasukan sekutu kaum musyrik sebanyak seribu orang. Dalam perang ini, kubu musyrik mengalami kekalahan karena diterjang angin puyuh setelah menunggu lama di luar parit.
5 Kelahiran Imam Bukhari
Peristiwa di bulan Syawal yang bersejarah terakhir adalah kelahiran imam besar dalam bidang hadits. Beliau adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari atau yang terkenal dengan sebutan Imam Bukhari.
Imam Bukhari lahir pada 13 Syawal 194 H di Bukhara, sebuah daerah di tepi Sungai Jihun, Uzbekistan. Ayahnya, Ismail, adalah seorang ulama yang sholeh. Bukhara, yang juga disebut sebagai daerah Ma Wara an-Nahr, memang banyak melahirkan ilmuwan-ilmuwan Muslim. Selain Imam Bukhari, beberapa ulama yang lahir di Bukhara adalah Abdul Rahim bin Ahmad al-Bukhari dan Abu Hafs al-Bukhari. []