SULTAN Abdul Hamid II menghadap Allah pada tahun 1918. Lebih dari satu abad, 103 tahun tepatnya, telah berlalu sejak kematian Sang Sultan, tetapi pengaruh dari sultan reformis inovatif yang memerintah dan menjaga Kekaisaran Ottoman yang sakit, tetap kuat selama 33 tahun lamanya ini, masih bisa dirasakan di lembaga-lembaga modern di dunia ini.
Sultan Abdul Hamid II, bagaimanapun, pada dasarnya adalah seorang otokrat.
Sultan Abdul Hamid II adalah seorang tukang kayu yang terampil dan secara pribadi mahir beberapa furnitur berkualitas tinggi, yang dapat dilihat hari ini di Istana Yıldız, Şale Köşkü dan Istana Beylerbeyi di Istanbul.
Sultan Abdul Hamid II juga tertarik pada opera dan secara pribadi menulis terjemahan bahasa Turki untuk pertama kalinya dari banyak opera klasik.
BACA JUGA: Detik-detik Wafatnya Sultan Abdul Hamid II
Menurut sumber sejarah, Sultan Abdul Hamid II, putra Sultan Abdülmecid, lahir di Istanbul pada 21 September 1842. Abdul Hamid II tumbuh di Istana Ottoman, ia fasih dalam banyak bahasa, termasuk Prancis, Arab, dan Persia. Masa kecil dan masa mudanya bertepatan dengan “Tanzimat”, periode reformasi di Kekaisaran Ottoman yang dimulai pada tahun 1839.
33 tahun pemerintahan Sultan Abdul Hamid II dimulai pada 31 Agustus 1876, saat kekaisaran berada dalam kesulitankarena ancaman yang datang, baik dari dalam maupun luar negeri. Pada tahun yang sama pelatinkannya sebagai sultan, ia menandatangani konstitusi tertulis pertama kekaisaran, yang dikenal sebagai “Kanuni Esasi,” pada 23 Desember. Peristiwa ini kemudian dijadikan dasar bagi pemerintahan konstitusional.
Unggul dalam kebijakan luar negeri, Sultan Abdul Hamid II mengikuti perkembangan politik di seluruh dunia dengan tujuan utamanya untuk mengamankan perdamaian bagi dunia Islam. Dia berusaha memperkuat hubungan Utsmaniyah dengan dunia, menjadikannya sebagai kebijakan fundamental.
Di antara sultan-sultan Utsmaniyah, Sultan Abdul Hamid II memang paling banyak menggunakan wewanang sebagai khalifah. Beliau mengirim ulama ke negara-negara sejauh Afrika Selatan dan Jepang, dia bekerja untuk menyebarkan Islam dan melawan negara-negara kolonial.
Pada tahun 1900, ia memerintahkan pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan Damaskus di Suriah saat ini ke kota suci Muslim Mekah dan Madinah di sepanjang wilayah Hejaz di pantai timur Laut Merah, yang sekarang menjadi bagian dari Arab Saudi. Pembangunan rel kereta api memakan waktu delapan tahun dan relnya mencapai Madinah pada tahun 1908.
Kebijakan ekonominya memprioritaskan pembayaran kembali utang luar negeri yang tersisa dari para pendahulunya. Dia menandatangani perjanjian dengan kreditor Eropa pada 20 Desember 1881, untuk melunasi sebagian besar utang tersebut.
BACA JUGA: Kehebatan Abdul Hamid II, Sang Khalifah Terakhir
Sultan Abdul Hamid II juga mengambil langkah penting dalam pendidikan. Dia membuka banyak sekolah dasar, menengah, dan menengah, serta sekolah untuk orang cacat dan akademi militer, di seluruh kekaisaran Ottoman.
Dia juga sangat mementingkan olahraga. Tiga klub terbesar di sepak bola Turki, yaitu Beşiktaş, Galatasaray dan Fenerbahçe, semuanya didirikan pada masa pemerintahannya.
Sultan Abdul Hamid II juga memesan koleksi album foto tak ternilai yang menggambarkan berbagai kota di seluruh kekaisaran yang luas, terutama Istanbul.
https://www.youtube.com/watch?v=DLW-1zJvDoE
Dia membiayai pembangunan Rumah Sakit Şişli Etfal dan panti jompo Darülaceze. Harus diignat bahwa ia membayar sendiri biaya pembangunannya. Kedua institusi tersebut masih beroperasi di Istanbul.
Jalur trem listrik juga dibuka di banyak kota, sementara jalan raya diperpanjang dan jalur telegraf dipasang melalui wilayah Basra, yang sekarang terletak di Irak selatan, serta Hijaz.
Menara jam didirikan di seluruh kekaisaran untuk memperingati 25 tahun ia naik takhta.
Penguasa kerajaan di dunia ini, yang menyukai opera dan teater, memotong biaya istana sebanyak mungkin dan menjalani kehidupan yang sederhana.
Pada 13 April 1909, sekelompok pembangkang yang tidak puas pada pemerintahan Abdul Hamid II dan berusaha untuk menggantikan monarki dengan pemerintahan konstitusional melancarkan pemberontakan di Istanbul. Pemberontakan mematikan berlangsung 11 hari.
BACA JUGA: Kisah Mengharukan Sultan Abdul Hamid 2 Didatangi Pedagang Karena Lupa Shalawat
Sultan Abdul Hamid II digulingkan pada 27 April 1909, dan digantikan oleh adik laki-lakinya, Mehmed V.
Pada malam yang sama ketika ia dilengserkan, ia dikirim ke Thessaloniki, di Yunani, bersama dengan 38 orang lainnya, termasuk anggota keluarganya.
Tiga tahun kemudian, pada 1 November 1912, Sultan Abdul Hamid II dikirim kembali ke Istanbul, di mana dia menghabiskan hari-hari terakhirnya di Istana Beylerbeyi, di distrik bersejarah kota Üsküdar.
Abdul Hamid II meninggal di Istana Beylerbeyi pada 10 Februari 1918. []
SUMBER: DAILY SABAH | WIKIPEDIA ENG | YOURDICTIONARY