TAWAKAL merupakan sifat terpuji dalam Islam. Tawakal memiliki arti menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT dengan sepenuh hati. Namun tawakal juga mengharuskan kita untuk berusaha semaksimal mungkin dalam memperjuangkan perkara yang diinginkan. Lalu apa saja keutamaan tawakal yang akan didapat seseorang?
Dalam urusan tawakal, Rasulullah ﷺ pun telah mencontohkannya kepada kita. Diceritakan suatu ketika salah seorang sahabat mendatangi beliau tanpa terlebih dahulu mengikat untanya.
Nabi ﷺ kemudian bertanya dan sahabat itu menjawab, “Aku telah bertawakal kepada Allah.” Mendengar hal itu, beliau bersabda, “Tambatkanlah terlebih dahulu (untamu), barulah bertawakal” (HR. At-Tirmidzi).
Sedangkan imam al-Ghazali mendefinisikan tawakal sebagai sikap menyandarkan diri kepada Allah SWT tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepada-Nya dalam dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang, dan hati yang tentram.
BACA JUGA: Tawakal Bukan Berarti Meninggalkan Usaha
Berikut empat keutamaan tawakal yang dikutip dari Tafsir Alquran:
Tawakal Adalah Bagian dari Iman
Keutamaan tawakal pertama yang akan kita bahas adalah bahwa tawakal merupakan bagian dari iman seorang muslim. Ini artinya bahwa tawakal merupakan salah satu bukti seseorang beriman kepada Allah SWT.
Allah Azza wa Jalla berfiman dalam Surat Al-Maidah ayat 23 yang berbunyi:
قَالَ رَجُلَانِ مِنَ الَّذِيْنَ يَخَافُوْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمَا ادْخُلُوْا عَلَيْهِمُ الْبَابَۚ فَاِذَا دَخَلْتُمُوْهُ فَاِنَّكُمْ غٰلِبُوْنَ ەۙ وَعَلَى اللّٰهِ فَتَوَكَّلُوْٓا اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ ٢٣
Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat oleh Allah, “Serbulah mereka melalui pintu gerbang (negeri) itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman.” (QS. Al-Maidah [5]: 23)
Memperoleh Kecukupan dari Allah SWT
Keutamaan tawakal kedua adalah memperoleh kecukupan dari Allah SWT. Surat Alquran yang menerangkan hal ini terdapat dalam At-Talaq. Dalam ayat 3 surat tersebut, Allah berkata bahwa siapapun yang tawakal kepadanya, maka Allah akan mencukupinya. Allah SWT berfirman:
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا ٣
“Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS. At-Talaq [65]: 3)
Mendapatkan Kebaikan di Dunia dan Akhirat
Keutamaan tawakal ketiga adalah mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat. Selain di dunia, Allah SWT menjanjikan pahala yang sangat besar di akhirat kelak jika kita bertawakal kepada-Nya.
Allah SWT berfirman:
وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا فِى اللّٰهِ مِنْۢ بَعْدِ مَا ظُلِمُوْا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً ۗوَلَاَجْرُ الْاٰخِرَةِ اَكْبَرُۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَۙ ٤١ الَّذِيْنَ صَبَرُوْا وَعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ ٤٢
“Dan orang yang berhijrah karena Allah setelah mereka dizalimi, pasti Kami akan memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia. Dan pahala di akhirat pasti lebih besar, sekiranya mereka mengetahui, (yaitu) orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.” (An-Nahl [16]: 41-42)
Mendapat Perlindungan dari Gangguan Setan
Keutamaan tawakal yang keempat adalah mendapat lindungan Allah dari setan yang terkutuk. Seseorang yang benar-benar tawakal kepada Allah SWT, sesunguhnya dia tidak bisa dikuasai oleh setan.
BACA JUGA: Berobat Bisa Mengurangi Tawakal, Benarkah?
Orang yang bertawakal, tidak akan mampu dikuasai setan, karena pada saat itu ia berada sangat dekat dengan Allah SWT. Allah SWT berfirman:
اِنَّهٗ لَيْسَ لَهٗ سُلْطٰنٌ عَلَى الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ ٩٩
“Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan.” (An-Nahl [16]: 99)
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tawakal adalah sikap berserah diri kepada Allah SWT atas segala sesuatu yang telah manusia usahakan. Meski begitu, keutamaan tawakal ini tetap harus dibarengi dengan usaha atau ikhtiar yang kuat. Sehingga tidak boleh seseorang tawakal saja, sementara dia tidak berusaha dengan sungguh-sungguh.
Maka tidak benar seandainya seseorang bertawakal tanpa mengusahakan sebelumnya. Dari penjelasan di atas bisa kita pahami bahwa secara garis besar, keutamaan tawakal adalah bagian dari iman, yang bisa mendatangkan kecukupan dari Allah SWT, memperoleh kebaikan dunia dan akhirat, serta dijauhkan dari godaan setan yang terkukut. Wallahu a’lam. []