UMAT Nabi Nuh alaihissalam mendustakan seruan tauhid. Kala itu, kaum yang disebut Bani Rasib itu masih menyembah berhala. Bahkan mereka memberikan nama kepada berhala-berhalanya seperti Wadda, Suwaa’, Yagus, Ya‘uq, dan Nasr.
Dengan kecongkakkan dan kebatilannya, umat Nabi Nuh ini justru mengeluarkan berbagai tuduhan yang menyakitkan kepada utusan Allah SWT tersebut.
Mengutip buku Jangan Berputus Asa dari Rahmat Allah karya Ahmad Abduh ‘Iwadh, mereka mengatakan tentang Nabi Nuh alaihissalam, “Dia ini bukanlah siapa-siapa. Dia hanya manusia biasa seperti kalian yang ingin unggul di atas kalian. Jika Allah berkehendak mengirimkan utusan, niscaya dia akan menurunkan malaikat. Sungguh, kami tidak mendengar hal ini dari bapak-bapak kami terdahulu.”
“Ia tidak lain hanyalah seorang laki-laki berpenyakit gila maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai satu waktu.”
Mereka juga berkata kepada Nabi Nuh alaihissalam, “Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?”
BACA JUGA: Selamat dari Banjir Bandang, Dimana Nabi Nuh dan Kaumnya Menetap?
Mereka juga berkata, “Sungguh jika kamu tidak (mau) berhenti, hai Nuh, niscaya benar-benar kamu akan termasuk orang-orang yang dirajam.”
Dari sinilah Nabi Allah Nuh alaihissalam memohon kepada Allah, Tuhannya Yang Maha Pencipta, Yang Maha Pengasih dan Penyayang, Yang Maha Penolong bagi hamba-hamba-Nya.
Lalu Allah menurunkan perintahnya yang agung, bahwa saat datang bencana yang dahsyat, Nabi Nuh alaihissalam harus membawa binatang-binatang secara berpasangan di atas perahu, serta membawa semua perbekalan yang dibutuhkan untuk mempertahankan keturunannya.
Nabi Nuh alaihissalam juga diperintahkan untuk membawa keluarganya, kecuali orang yang telah ditetapkan kekufurannya. Maksudnya, yaitu orang-orang yang kafir. Sebab, mereka telah tercakup dalam kutukan yang tidak bisa ditolak dan termasuk golongan orang-orang yang tertimpang siksaan.
Allah juga memerintahkan agar Nabi Nuh alaihissalam untuk memuji Allah atas kekuasaan-Nya menaklukan perahu tersebut. Allah kemudian menyelamatkannya dan membuka kemenangan antara dia dengan kaumnya, menentramkan hatinya dari gangguan orang yang menyelisih dan mendustakan.
Selama proses dakwah yang dijalani dengan kurun waktu ratusan tahun, Nabi Nuh alaihissalam hanya menghasilkan 80 pengikut saja. Yakni orang-orang beriman yang mau mengikuti ajakan Nabi ke dalam ajaran tauhid. Lalu apakah dakwah Nabi Nuh sudah dilakukan dengan maksimal?
Dikutip dari kesimpulan dalam jurnal berjudul “Kisah Nabi Nuh AS menurut Alquran” oleh Muh Daming K, Nabi Nuh sebenarnya telah melakukan dakwah sepanjang hari.
Meski begitu, pada akhirnya tidak banyak umat Nabi Nuh yang mau mengikuti ajaran tauhid, hingga Allah SWT menimpakan bencana banjir yang dahsyat. Dalam bencana ini hanya segelintir orang saja yang selamat beserta beberapa ekor hewan yang turut serta dalam kapal Nabi.
Nabi Nuh adalah seorang Rasul yang sifatnya patut dijadikan teladan umat setelahnya. Ada 3 dari banyaknya keteladanan lain yang juga bisa dipetik dari kisah Nabi Nuh AS di antaranya adalah sebagai berikut:
1 Pemaaf
Salah satu riwayat tentang pemaafnya Nabi Nuh dikisahkan oleh Muhammad Afiq Zahara dalam laman NU Online. Dalam tulisannya, Nabi Nuh alaihissalam sempat dipukuli kaumnya hingga tidak sadarkan diri.
Alih-alih marah, beliau malah mendoakan mereka dengan menyeru,”Ya Allah, ampunilah kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui.”
BACA JUGA: Ujian Nabi Nuh Datang Melalui Sang Istri
Memaafkan perilaku buruk dari para kaummnya itu menjadi salah satu keteladanan yang bisa didapatkan dari Nabi Nuh alaihissalam. Beliau lebih mengutamakan memaafkan terhadap sesama atas perilaku buruk yang diterimanya.
2 Selalu Mendoakaan Kebaikan untuk Orang Lain
Sifat baik kedua yang bisa dijadikan teladan adalah selalu berdoa ketika ada masalah. Bahkan mendoakan orang lain yang melakukan keburukan kepada dirinya sendiri. Oleh karena itu, kita harus ingat bahwa berdoa merupakan salah salah solusi ketika kita merasa disakiti.
Hal ini pula yang dilakukan Nabi Nuh AS ketika mendapatkan perlakuan buruk dari umatnya yang congkak tersebut.
https://www.youtube.com/watch?v=dlSXOUjbOCg
3 Tidak Sombong
Salah satu wasiat Nabi Nuh AS menjelang wafat di antaranya adalah agar tidak berlaku sombong. Hal ini dijelaskan dalam artikel judul “Wasiat Nabi Nuh Menjelang Wafatnya” yang ditulisan oleh KH Imam Syamsudin di laman NU Online.
Saat itu Nabi Nuh berwasiat kepada kedua putranya. Beliau melarang mereka mempersekutukan Allah Azza wa Jalla, dan bersikap takabur atau sombong. Wallahu a’lam. []