DZULQA’DAH adalah bulan kesebelas dalam penanggalan Islam, hijriyah. Bulan ini merupakan bulan yang mengandung makna sakral dalam sejarah di mana pada bulan ini terdapat larangan berperang. Makna kata Dzulqa’dah adalah ‘Penguasa Gencatan Senjata’ sebab pada saat itu bangsa Arab meniadakan peperangan pada bulan ini.
Makna literal ini merujuk kepada tradisi orang Arab jahiliyah yang memanfaatkan bulan Dzulqa’dah untuk berehat duduk-duduk di kampung mereka, melepas lelah dan penat dari kebiasaan berpergian, bersengketa, dan berperang pada bulan-bulan yang lain. Mereka sangat menghormati bulan Dzulqa’dah sebagai salah satu bulan haram, dan untuk mempersiapkan ibadah haji di bulan berikutnya, yaitu bulan Dzulhijjah (Syauqi Dhaif, Al-Mu’jam Al-Wasith).
BACA JUGA: 3 Keutamaan Bulan Dzulkaidah Menurut Alquran
Apa saja keistimewaan bulan Dzulqa’dah?
Dzulqa’dah termasuk salah satu dari empat bulan haram, malah berada di urutan pertama empat bulan haram sesuai urutan kalender qamariyah. Di surat At-Taubah: 36, Allah Subhanahu wa Taala menetapkan empat bulan dalam setahun sebagai bulan haram,
إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثۡنَا عَشَرَ شَهۡرࣰا فِی كِتَـٰبِ ٱللَّهِ یَوۡمَ خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَ ٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ مِنۡهَاۤ أَرۡبَعَةٌ حُرُمࣱۚ
“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram”.
Sahabat Ibnu Abbas ra merumuskan prinsip kemuliaan bulan haram dengan kaidah, ‘Beribadah dan beramal shalih di bulan-bulan haram dilipatkan gandakan pahalanya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Demikian sebaliknya, bermaksiat dan berbuat dosa di bulan-bulan tersebut digandakan hukumannya. (Latha’if Al-Ma’arif, Ibnu Rajab). Pandangan ini merujuk kepada ungkapan ‘Janganlah kalian berbuat aniaya di bulan-bulan tersebut’ yang tersebut di akhir ayat 36 surat At-Taubah.