SETIAP orang pasti pernah mengalami konflik dengan orang-orang sekitarnya. Dan setiap orang memiliki tahap kesabaran yang berbeda-beda. Ada yang sangat sabar dalam menghadapi permasalahan, tapi ada juga yang emosinya meledak-ledak. Padahal, emosi berlebih dapat memengaruhi kesehatan pribadi masing-masing. Namun bagi orang sabar, ia akan selalu ceria dan bahagia.
Seorang manusia normal, tidak mungkin bisa menghindarkan dirinya dari rasa marah yang telah menjadi naluri dan tabiatnya. Namun, ia harus menghindari segala sebab yang membangkitkan amarah, seperti sombong bangga diri dan lain sebagainya.
Adapun pengaruh marah dalam hati terhadap orang yang dimarahi adalah timbulnya sifat dengki, benci, menyembunyikan dendam kesumat, mencela dengan perkataan tak senonoh, bersedih di atas kegembiraannya, berusaha menyebarkan rahasia, menyingkap tabir dan memperolok-olok, serta berbagai sifat tercela lainnya. Setiap kali amarah padam, setan selalu mengobarkannya kembali. Seperti mengatakan, “Dia itu mengolok-olok kamu, kamu harus membalasnya dan tidak boleh tinggal diam!”
Pertanyaannya, bagaimana cara mengatasi masalah agar kita tetap bisa mempertahankan hak kita tanpa menciptakan suatu permasalahan baru, terutama saat berhadapan dengan orang pemarah?
1 Biarkan orang lain untuk berbicara terlebih dahulu
Orang yang sedang marah akan letih cepat atau lambat, itulah tujuan mereka yaitu ingin didengarkan dan supaya mereka dianggap penting oleh orang yang dimarahi. Maka biarkan orang tersebut marah dan meluapkan perasaannya.
2 Jika Anda salah, maka akuilah dan bertanggung jawablah
Jangan malu untuk mengakui kesalahan anda. Anda bisa mengatakan “Anda benar, saya salah, saya akan memperbaikinya”. Bahkan jika Anda tidak salah, Anda bisa mengatakan “Saya mungkin salah, coba kita lihat ini bersama-sama”. Kata-kata ini adalah kata-kata mujarab dan sangat sulit untuk berdebat lagi dengan orang yang sudah mengatakan ini.
3 Tempatkan diri Anda di pikiran orang yang marah
Berusahalah untuk berpikiran positif dan tempatkanlah diri Anda di keadaan orang yang marah. Mungkin orang yang marah memang sedang berada di keadaan yang sulit sehingga tekanan ini yang membuatnya marah. Dengan berpikiran seperti ini, anda tidak terpancing emosi dan bisa lebih tenang.
4 Tenangkan orang yang marah
Anda bisa menggunakan kata-kata “ya, saya mengerti yang Anda maksud” atau “ya, saya akan berusaha lebih baik lagi”. Kata-kata ini menunjukkan bahwa Anda mendengarkan keluhannya. Dengan menggunakan kata-kata yang menyetujui keadaannya, ada mulai memecah kemarahannya sehingga kemarahan bisa cepat reda. Jika keadaan sudah tenang, Anda bisa kembali membahas ini dengan pikiran yang lebih tenang.
5 Tetap tenang
Jika ada orang berteriak-teriak karena marah kepada Anda, cobalah untuk tenang dan diam. Biasanya orang yang sedang marah tidak ingin mendapatkan tanggapan dari Anda. Jika membalas maka tanggapan Anda tersebut tidak akan didengar. Jadi Anda akan rugi dua kali yang pertama emosi Anda meledak dan energi anda habis dan yang kedua tanggapan Anda tidak didengarkan.
Seorang muslim yang berakal berkewajiban mengalahkan dominasi setan, menahan amarah dan selalu berprasangka baik terhadap saudaranya. Al-Bazzar meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa pada suatu ketika,
Rasulullah SAW melewati suatu kaum yang saling bergulat. Maka beliau bertanya, “Ada apa ini?”
Mereka berkata, “Orang itu dapat mengalahkan semua orang yang menantangnya bergulat. ”
Rasulullah SAW bersabda, “Maukah kalian aku tunjukkan kepada orang yang lebih kuat daripada
ini?” (Yaitu) seseorang yang dizalimi oleh orang lain, tetapi ia mampu menahan amarahnya hingga ia dapat mengalahkan (memadamkan) amarahnya, mengalahkan setan yang mengganggunya dan setan yang mengganggu saudaranya.”
Al-Hafizh lbnu Hajar berkata, Oleh karena itu, kekuatan yang sebenarnya adalah kekuatan menahan diri ketika marah, sehingga tidak berbicara kotor dan tidak berkata-kata keji Serta tidak melampiaskan amarahnya. Sebagaimana Rasulullah bersabda:
“Orang yang kuat bukanlah orang yang jago bergulat, tetapi orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan dirinya ketika marah.” (HR Bukhari)
6 Jika keadaan memburuk maka tinggalkan
Jika keadaan semakin memburuk dan membahayakan Anda, maka lebih baik Anda meninggalkan ruangan tersebut dan katakan kepada orang yang marah “Saya tahu Anda sedang marah, dan Anda tidak bermaksud untuk mengatakan apa yang Anda katakan, karena itu saya akan biarkan Anda untuk tenang sebentar dan kita bisa membicarakan hal ini nanti”. Kemudian Anda bisa meninggalkan ruangan. Jangan meninggalkan ruangan tanpa berpesan sedikitpun dengan orang yang marah.
Bekerjasama dengan orang yang pemarah memang tidaklah gampang. Tapi kita akan menjadi orang yang lebih kalah jika kita ikut terpancing marah. Kita juga bisa mengambil hikmah dari orang yang pemarah bahwa tidak ada satupun orang yang merasa nyaman untuk bekerjasama dengan orang pemarah. Hal ini bisa menjadi motivasi kita untuk tidak menjadi orang yang pemarah. []