SETAN tak akan pernah berhenti untuk menjerumuskan manusia ke neraka. Mereka tak pernah berhenti mengajak dan menghasut manusia agar berbuat ingkar dan melawan perintah Allah SWT. Pintu setan senantiasa mengintai manusia.
Berbagai cara mereka lakukan untuk memuluskan upaya mereka menyesatkan manusia.
Dan yang paling berbahaya ialah cara halus agar manusia tersesat tanpa sadar.
BACA JUGA: Tipu Daya Setan dalam Dunia Perdukunan
:
Pintu Setan pertama dan merupakan pintu terbesar yang akan dimasuki setan yaitu hasad (dengki) dan tamak.
Jika seseorang begitu tamak pada sesuatu, ketamakan tersebut akan membutakan, membuat tuli dan menggelapkan cahaya kebenaran, sehingga orang seperti ini tidak lagi mengenal jalan masuknya setan.
Begitu pula jika seseorang memiliki sifat hasad, setan akan menghias-hiasi sesuatu seolah-olah menjadi baik sehingga disukai oleh syahwat padahal hal tersebut adalah sesuatu yang mungkar.
Pintu Setan kedua, Ini juga adalah pintu terbesar yaitu marah.
Ketahuilah, marah dapat merusak akal. Jika akal lemah, pada saat ini tentara setan akan melakukan serangan dan mereka akan menertawakan manusia. Jika kondisi kita seperti ini, minta perlindunganlah pada Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إذا غضب الرجل فقال : أعوذ بالله سكن غضبه
“Jika seseorang marah, lalu dia mengatakan: a’udzu billah (aku berlindung pada Allah), maka akan redamlah marahnya.” (As Silsilah Ash Shohihah no. 1376. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Pintu Setan ketiga, sangat suka menghias-hiasi tempat tinggal, pakaian dan segala perabot yang ada.
Orang seperti ini sungguh akan sangat merugi karena umurnya hanya dihabiskan untuk tujuan ini.
BACA JUGA: Tidur Siang, Amalan yang Setan Tak Bisa Lakukan
Pintu Setan keempat, kenyang karena telah menyantap banyak makanan. Keadaan seperti ini akan menguatkan syahwat dan melemahkan untuk melakukan ketaatan pada Allah.
Kerugian lainnya akan dia dapatkan di akhirat sebagaimana dalam hadits:
فَإِنَّ أَكْثَرَهُمْ شِبَعًا فِى الدُّنْيَا أَطْوَلُهُمْ جُوعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Sesungguhnya orang yang lebih sering kenyang di dunia, dialah yang akan sering lapar di hari kiamat nanti.” (HR. Tirmidzi. Dalam As Silsilah Ash Shohihah, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Pintu Setan kelima, tamak pada orang lain. Jika seseorang memiliki sifat seperti ini, maka dia akan berlebih-lebihan memuji orang tersebut padahal orang itu tidak memiliki sifat seperti yang ada pada pujiannya.
Akhirnya, dia akan mencari muka di hadapannya, tidak mau memerintahkan orang yang disanjung tadi pada kebajikan dan tidak mau melarangnya dari kemungkaran.
Pinta Setan keenam, sifat selalu tergesa-gesa dan tidak mau bersabar untuk perlahan-lahan.
Padahal terdapat sebuah hadits dari Anas, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
التَّأَنيِّ مِنَ اللهِ وَ العُجْلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ
“Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shoghir mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Pintu Setan ketujuh, cinta harta. Sifat seperti ini akan membuat berusaha mencari harta bagaimana pun caranya.
Sifat ini akan membuat seseorang menjadi bakhil (kikir), takut miskin dan tidak mau melakukan kewajiban yang berkaitan dengan harta.
https://www.youtube.com/watch?v=ns0MrXsWG4E
Pintu Setan kedelapan, fanatik.
Setan mengajak orang awam supaya ta’ashub (fanatik) pada madzhab atau golongan tertentu, tidak mau beramal selain dari yang diajarkan dalam madzhab atau golongannya.
BACA JUGA: Wanita Quraisy dan Setan pun Takut pada Umar bin Khattab
Pintu Setan kesembilan, mengajak manusia memikirkan dzat dan sifat Allah.
Yaitu mengajak orang awam untuk memikirkan hakekat (kaifiyah) dzat dan sifat Allah yang sulit digapai oleh akal mereka sehingga membuat mereka menjadi ragu dalam masalah paling urgen dalam agama ini yaitu masalah aqidah.
Pintu Setan kesepuluh, selalu berburuk sangka terhadap muslim lainnya.
Jika seseorang selalu berburuk sangka (bersu’uzhon) pada muslim lainnya, pasti dia akan selalu merendahkannya dan selalu merasa lebih baik darinya. Seharusnya seorang mukmin selalu mencari udzur dari saudaranya.
Berbeda dengan orang munafik yang selalu mencari-cari ‘aib orang lain. []
SUMBER: PENGUSAHA MUSLIM