JANGAN biasakan kritik membabi buta, karena hampir pasti tidak bisa berlaku adil. Kalau memberi kritik, fokus pada kesalahan yang tampak zhahir, dan kita bisa ajukan argumentasi yang melandasi kritik kita jika diminta. Jangan asal kritik saja.
Sebagai contoh, saya mengkritik HT pada konsep tabanni mereka yang bermasalah. Tapi saya tidak akan mencibir semangat mereka dalam berpakaian syar’i misalnya, karena itu jelas kebaikan, hal yang ma’ruf.
BACA JUGA: Cara Menghadapi Kritik
Ada bagian-bagian dalam perjuangan dan dakwah HT, yang saya kurang sepakat, tapi keinginan mereka memperjuangkan formalisasi Syariah Islam, itu tidak layak dinyinyiri, karena itu sesuatu yang benar.
Saya mengkritik sebagian orang yang menyatakan dirinya salafi, karena bermudah-mudahan membid’ahkan satu amal, bahkan memvonis pelakunya sebagai ahli bid’ah. Tapi berbagai kebaikan yang tampak pada mereka, tidak kita ingkari, apalagi dituduh macam-macam.
Saya sebutkan dua kelompok di atas, hanya sebagai contoh, bukan batasan. Kelompok-kelompok lain pun harus kita perlakukan sama.
BACA JUGA: Kritik atau Pujian, Mana yang Bermanfaat?
Sangat disayangkan, ada orang yang saking bencinya pada satu kelompok, semua tentang kelompok itu dicibir dan dinyinyiri. Hal yang jelas-jelas ma’ruf dan baik pada mereka, dicari-cari kesalahannya.
Kalau tak bisa menyerang zhahir, isi hati ikut dibawa-bawa. Orang semangat berpakaian syar’i, dituduh sombong dan meremehkan orang lain. Orang semangat ibadah, dituduh riya. Dan seterusnya. Bersikaplah adil. Kalau tak bisa, diam saja. []
Facebook: Muhammad Abduh Negara