KISAH kelahiran Nabi Muhammad ﷺ wajib diketahui oleh umat Islam. Nabi Muhammad lahir di Makkah hari Senin, 12 Rabi’ul Awal pada tahun 571 kalender Romawi (1450 tahun yang lalu). Pada saat itu ada pasukan gajah yang dipimpin oleh Abharah Habasyah, yang ingin merobohkan Ka’bah maka disebutlah tahun gajah.
Beberapa sejarawan dan pakar hadist mengatakan, menjelang kelahiran Nabi Muhammad ada sejumlah peristiwa besar yang terjadi. Beberapa peristiwa besar itu adalah singgasana Raja Persia Kisra Anusyirwan yang bergoyang dan 14 balkon istananya ikut runtuh.
Selain itu, padamnya api sesembahan kaum Majusi di kuil pemujaan di Persia yang sebelumnya tak pernah padam. Peristiwa lain menjelang kelahiran Nabi Muhammad, yaitu air Danau ‘A’ yang dikultuskan oleh masyarakat Persia, tiba-tiba surut. Tasik Sava atau semenajung suci bagi masyarakat Persia pun mendadak tenggelam. Sementara di Makkah, pasukan gajah yang dipimpin Raja Yaman, Abrahah, gagal menyerang Ka’bah.
BACA JUGA: Kapan Kelahiran Nabi Muhammad ﷺ?
Abrahah adalah seorang raja di abysinia kini Yaman. Abrahah merasa iri sebab perekonomian mekkah dengan adanya ka’bah lebih maju daripada Yaman yang punya kuil untuk sesembahan juga. Banyak orang berziarah ke Ka’bah, Sebaliknya sedikit orang pergi ke kuil di Abtyinia. Abrahah pun menyerang Makkah dengan menggunakan pasukan gajah.
Peristiwa penyerangan ini diabadikan dalam Alquran surah Al-Fil. Disebutkan bahwa saat masuk Kota Makkah, pasukan gajah dihujani batu oleh sekelompok burung ababil. Pasukan gajah pimpinan Abrahah mundur dan Ka’bah serta Kota Makkah selamat. Tak lama setelah pasukan gajah gagal menyerang Kakbah, Rasulullah ﷺ lahir.
Muhammad lahir dari rahim Aminah binti Wahab bin Abdi Manaf bin Zuhra sebagai anak yatim. Ayahnya, Abdullah bin Abdul Muthalib meninggal dalam perjalanan niaga dari Syam ketika singgah ke tempat saudara ibunya di Yatsrib. Abdullah meninggal saat Nabi Muhammad berusia tiga bulan dalam kandungan Aminah, karena kelelahan berdagang dan jatuh sakit. Selepas Aminah melahirkan, Abdul Muthalib amat gembira dan membawa bayi yang baru lahir itu ke Ka’bah, seekor kambing disembelih sebagai bentuk aqiqah dan Beliau dikhitan pada usia 7 hari.
BACA JUGA: Rumah Tempat Kelahiran Nabi Muhammad saw, yang Mana?
Nama “Muhammad” yang dipilihkan Abdul Muthalib menimbulkan pertanyaan di kalangan kaum Arab Makkah. Ketika diadakan “kenduri” penyembelihan unta selepas 7 hari kelahiran sang bayi, orang-orang Quraisy bertanya-tanya kenapa nama bayi itu tidak diambil dari nama nenek moyang mereka. Abdul Muthalib yang menyaksikan kedahsyatan peristiwa “Perang Gajah” dan bantuan serangan dari “langit” lantas menjawab “Kuinginkan dia [Muhammad] akan menjadi orang yang terpuji bagi Tuhan di langit dan bagi makhluk-nya di bumi.”
Harapan Abdul Muthalib terkabul karena Nabi Muhammad ﷺ menjadi sosok yang demikian berpengaruh, berbudi pekerti luhur hingga dijuluki Al-Amin (orang terpercaya), dan memperoleh tempat khusus di sejarah dunia. Saat Nabi lahir tak ada yang mau menyusuinya karena termasuk golongan miskin. Tapi seorang ibu, bernama Halima Sa’diyah dengan ikhlas menyusuinya, meski ASI yang dimilikinya pun sedikit.
Keikhlasannya dibalas oleh Allah SWT. Keledai miliknya menjadi berisi dan ASI miliknya menjadi lancar. Saat kanan-kanak, Nabi Muhammad ﷺ menghabiskan waktu yang tak lama bersama ibunya karena di usia enam tahun aminah meninggal dunia. Setelah menjadi yatim piatu Nabi Muhammad tinggal dan diasuh oleh kakeknya, namun saat Nabi Muhammad berusia 8 tahun sang kakek meninggal dunia sehingga pamannya Abu Thalib merawatnya. Mereka hidup dalam kekurangan, meski begitu Nabi Muhammad tumbuh dengan baik. Saat kanak-kanak Nabi Muhammad membantu menggembala binatang ternak dan ketika sudah cukup dewasa, Nabi membantu pamannya berdagang.
BACA JUGA: Jazirah Arab sebelum Kelahiran Rasulullah ﷺ
Pernikahan Nabi Muhamad ﷺ dan Khadijah
Banyaknya kegiatan perdagangan yang melibatkan Nabi muhammad membuat Khadijah merasa kian tertarik. Muhammad ﷺ menikah dengan Siti Khadijah. Khadijah merupakan wanita terpandang, cantik rupawan, dan berasal dari golongan orang berada di Arab.
Awalnya Nabi Muhammad ﷺ dan Khadijah bekerja sama saat berdagang. Namun dengan pribadi Nabi Muhammad ﷺ yang baik, jujur, dan patut diteladani, khadijah akhirnya mengutus seorang sahabatnya, Nafisah binti Umayyah untuk menyampaikan keinginannya yakni melamar Muhammad. Muhammad ﷺ pun menyampaikan kabar gembira ini kepada paman-pamannya. Salah satunya yakni, Hamzah bin Abdul Muthalib lantas mendatangi rumah Khuwailid bin Asad dengan Muhammad untuk melamar Khadijah.
Nabi Muhammad menikah saat berumur 25 tahun. Sedangkan Khadijah saat itu berusia 40 tahun. Khadijah disebut sebagai cinta pertama Nabi Muhammad ﷺ, Ini terbukti karena dalam pernikahan mereka, Nabi Muhammad ﷺ tak pernah menikahi wanita lain. []
Oleh : Andika Murdanto
https://www.youtube.com/watch?v=rzKQhyeuUk8