BERIKHTIAR, menjemput rezeki, adalah sebuah keniscayaan. Meski Allah telah menjamin rezeki bagi setiap makhluknya, itu tak berarti membuat diri menjadi pasrah. Hanya menunggu tanpa melakukan ikhtiar menjemput rezeki dengan semaksimal mungkin. Tapi ada juga yang menjadi penghalang rezeki.
Rezeki, itu memang misteri. Akan tetapi Allah Ta’ala Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang membuat aturan yang sangat manusiawi soal konsep rezeki bagi seluruh hamba-hambaNya.
Selain memberitahukan sebab-sebab tercurahnya rezeki, Allah Ta’ala juga memberitahukan hal-hal yang menjadi penghalang tersampaikannya rezeki kepada seorang hamba.
BACA JUGA: 1 Golongan yang Selalu Dikejar Rezeki
Dan ternyata di antara penghalang-penghalang rezeki tersebut, ada dua penghalang utama rezeki yang amat banyak diabaikan oleh kebanyakan manusia.
Penghalang Rezeki Pertama, Tidur di Pagi Hari.
Tidur di pagi hari, betapa nikmatnya. Udara sejuk, membuat aksi tarik selimut menjadi rutinitas. Tidur di pagi hari, ternyata banyak digemari.
Sebagian di antara mereka ada yang dengan sengaja tidur setelah shalat Subuh, sebagian lainnya acuh, tidak menunaikan shalat Shubuh dan tidak bersungguh-sungguh untuk memperbaiki diri.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, “Tidur di pagi hari menghalagi datangnya rezeki.”
Hadits ini dikutip oleh Imam Ibnul Jauzi dalam kitab Shaidul Khatir.
Jika masih tidur pagi dan berharap rezeki mengalir, ia tak ubahnya punguk merindukan rembulan.
Penghalang Rezeki Kedua, Berbuat Dosa.
Dosa menghalangi seorang hamba dari datangnya berbagai jenis rezeki, itu berlaku tak hanya dalam bentuk materi berupa uang, benda, dan lain sebagainya.
https://www.youtube.com/watch?v=6wVYfofGGcU&t=58s
Pun dosa dapat menghalangi seorang hamba dari mendapatkan rezeki ketaatan. Ketaatan inilah sebaik-baiknya rezeki yang banyak diabaikan oleh sebagian kaum Muslimin.
BACA JUGA: Baca Surat Al-Waqiah, Rezeki Lancar?
“Seorang hamba tidak bisa memperoleh rezeki karena dosa yang dikerjakannya,”
Hadits yang dikutip oleh Imam Ibnul Jauzi dalam kitab Shaidul Khatir ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Ibnu Majah, Imam Ibnu Hibban, Imam Al-Hakim, dan Imam Al-Baghawi Radhiyallahu ‘anhum ‘ajma’in. Wallahu a’lam. []
SUMBER: KISAH HIKMAH