“JANGANLAH kelambatan masa pemberian Allah kepadamu, padahal engkau bersungguh-sungguh dalam berdoa menyebabkan patah harapan, sebab Allah SWT telah menjamin menerima semua doa dalam apa yang dia kehendaki untukmu, Bukan menurut kehendakMu dan pada waktu yang diinginkan dan dikehendakinya bukan pada waktu yang kau inginkan dalam kurung kehendaki).” (Syarah al Hikam)
Jika kita merasa pemberian Allah SWT datangnya tidak sesuai waktu yang kita harapkan, itu bukan berarti pemberian Allah SWT terlambat. Karena yang menentukan waktu itu adalah Allah SWT bukan kita.
Demikian juga ketika Allah SWT memberikan sesuatu dan ternyata tidak sesuai dengan keinginan kita maka jangan berpikir bahwa pemberian Allah tidak sesuai, karena yang menentukan karunia itu adalah Allah bukan kita.
BACA JUGA: Inilah Sebaik-baik Rezeki Pemberian Allah SWT
Kita ini tugasnya adalah berniat, yaitu kalau punya keinginan maka niatnya apa kemudian sempurnakan ikhtiar dan berserah diri kepada Allah SWT. Kita ikhlas akan pemberian Allah SWT.
Tidak perlu kita mengatur Allah yaitu dengan cara Segala sesuatu harus sesuai dengan keinginan kita.
Kita tidak pernah tahu apa yang terbaik sampai kita menyadarinya di waktu kemudian biasanya kita menganggap sesuatu baik bagi kita berdasarkan pengetahuan kita yang terbatas.
Begitu juga ketika kita menganggap pemberian Allah SWT itu buruk bagi kita.
Saudaraku, tidak setiap yang kita anggap baik itu benar-benar baik untuk kita boleh kita punya keinginan.
Tapi yang terpenting dari keinginan itu adalah niatnya untuk apa dan amalnya bagaimana pastikan bahwa setiap keinginan kita itu sejalan dengan apa yang Allah SWT ridhoi dan upayakan keinginan kita itu dengan amal-amal yang Allah SWT sukai.
Selebihnya, pasrahkan kepada Allah SWT Jika Allah takdirkan keinginan kita itu tercapai maka bersyukurlah dan jika tidak maka bersabarlah. Karena kedua-duanya pasti yang terbaik menurut Allah untuk kita.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal Ia amat baik bagimu dan boleh jadi(pula) kamu menyukai sesuatu padahal Ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-baqarah: 216)
Lalu Bagaimana kita tahu apa yang terbaik menurut Allah SWT? Kuncinya adalah inginkan apa yang Allah sukai jika kita ingin jadi pemimpin sedangkan yang Allah sukai adalah jadi pemimpin yang adil.
Maka inginkanlah kemampuan berbuat adil menjadi pemimpin yang adil. Kita ingin jadi orang yang terkenal sedangkan Allah SWT menyukai orang yang terkenal di penghuni langit.
Rasulullah SAW bersabda, “apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Allah memanggil Jibril Raya berfirman, Sesungguhnya Allah ta’ala mencintai Fulan maka Cintailah dia.” Kemudian Jibril mencintai orang itu dan berkata kepada para penghuni langit, sungguh Allah mencintai bulan, maka Cintailah dia.”
“Penghuni langit pun mencintai orang itu. Setelah itu kecintaannya diteruskan kepada penghuni penghuni bumi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka inginkanlah menjadi terkenal diantara penghuni langit. Bagaimana caranya?
Jadilah hamba yang taat kepada Allah SWT giatkan diri dalam ibadah dan jauhkan diri dari kemaksiatan bersungguh-sungguhlah dalam bertaubat dan jadilah manfaat bagi orang lain dan lingkungan kita.
BACA JUGA: Belajarlah Menyukai Apa yang Allah SWT Beri
Betapa banyak orang yang tenar di dunia tapi tidak memberikan contoh kebaikan, malah sebaliknya menjadi figur yang mencontohkan keburukan.
Maka inginkanlah kemampuan memberikan keteladanan yang baik dan ikhtiarlah untuk menggapainya dengan cara terus memperbaiki diri dan melatih niat agar senantiasa ikhlas lillahita’ala.
Saudaraku, Allah SWT tidak pernah terlambat tidak juga terburu-buru.
Allah SWT maha tepat setiap perbuatannya. Hawa nafsu kita lah dan keterbatasan pengetahuan kita lah yang membuat karunia seperti datang tidak tepat waktu dan seperti tidak sesuai dengan keinginan kita.
Apa yang Allah SWT kehendaki terjadi pasti mengandung kebaikan bagi kita. []