TAHUKAH kalian seperti apa sejarah Kabah? Inilah awal mulanya sejarah Kabah di Masjidil haram. Bangunan Kabah yang merupakan qiblat umat Islam dari segala penjuru dunia kira-kira terletak di tengah Masjidil haram yang tingginya mencapai 15 meter, seperti kamar besar yang berbentuk kubus, dibangun oleh Ibrahim melalui perintah Allah.
Kabah adalah pusat ibadah seluruh umat Islam dunia. Sejarah Kabah mulai tercatat dalam tinta pembangunan kembali pada era Nabi Ibrahim AS.
Sebelumnya Kabah runtuh saat terjadi banjir bandang pada era Nabi Nuh AS. Yang tersisa hanya gundukan tanah kemerahan di tengah lembah Makkah. Lembah gersang yang hanya ditumbuhi rerumputan berduri dan akasia itu menjadi sejarah dunia umat manusia.
Dari Wahab bin Munabbih berkata: “Kabah dibangun oleh Nabi Ibrahim, kemudian Amaliqah, kemudian Jurhum, kemudian Qushai bin Kilab dari kabilah Quraiys. Hajar rahimahullah berkata, “Diriwayatkan oleh Abdur Razaq, Al-Hakim, dan Ath-Thabrani bahwa Kabah pada zaman jahiliyah dibangun dengan batu-batu yang bertumpukan tanpa ada tanah liat atau semacam semen yang mengikat batu-batu itu.Ia seukuran apa yang dimasuki oleh anak kambing, berbentuk seperti lingkaran huruf D.” Kabah pada waktu itu (tidak diberi atap), kain ditutupkan di atasnya lalu terurai ke bawah, dan memiliki dua sudut.
baca juga: Kaum Muslimin Bisa Shalat di Kabah Setelah Umar bin Khattab Memeluk Islam
Disebutkan oleh Abdur Razzaq dari Ma’mar dari Abdullah dari Utsman, dari abu Thufail, ia menyebutkan dari Ma’mar dari az Zuhri: “Mereka membangunnya dan ketika sampai di pojok (tempat hajar aswad) mereka berselisih siapa yang lebih berhak untuk mengembalikannya?, sampai satu sama lain beradu argument lalu mereka berkata: “Kami sepakat untuk memberikannya kepada seseorang yang pertama kali mendatangi jalan tertentu. Maka Rasulullah ﷺ yang pertama kali mendatanginya, ia pada saat itu masih seorang pemuda, mereka sudah menjadikannya hakim untuk memutuskan peletakan hajar aswad. Maka Rasulullah ﷺ meletakkan kainnya, dan meyuruh ketua setiap kabilah untuk memegang tiap ujung kain tersebut, mereka pun mengangkat kain tersebut untuk dibawa kepada Rasulullah ﷺ, dan beliaulah yang meletakan hajar aswad tersebut pada tempatnya”.
Rumah-rumah penduduk mengelilingi Kabah. Pada riwayat Bukhari dari Amr bin Dinar dan Ubaidillah bin Abi Yazid berkata, “Pada zaman Rasulullah ﷺ, Kabah tidak memiliki tembok yang mengelilinginya, hingga tibalah masa Umar bin Khattab dan membangun sekelilingnya tembok penghalang. Ubaidillah berkata, “Dinding Kabah pendek kemudian dibangun oleh Ibnu Az-Zubair.”
Oleh karena itu, apabila hujan datang maka selalu berhadapan dengan air deras yang mengalir dari gunung Mekah, karena tidak ada tembok di sekelilingnya yang bisa menghalaunya.
baca juga: Desainer Pintu Kabah Meninggal Dunia di Jerman
Dahulu tidak diperlukan tembok yang mengelilingi Kabah, sampai tembok tersebut dibutuhkan pada kemudian hari. Yaqut al Hamawi dalam “Mu’jam al Buldan” berkata:“Yang pertama kali membangun dinding yang mengelilingi kabah adalah Umar bin Khattab, pada masa Rasulullah ﷺ dan Abu Bakar belum ada dinding yang mengelilingi Kabah kebijakan tersebut diambil oleh Umar disebabkan banyak rumah-rumah warga sekitar yang terus mendekati kabah, maka Umar berkata:
“Sesungguhnya Kabah ini adalah Baitullah, dan setiap rumah harus memiliki halaman, dan bangunan kalian semua telah memasuki halaman kabah, bukannya halaman kabah yang memasuki rumah kalian”.
Maka Umar membeli rumah-rumah yang berdekatan dengan kabah dan menghancurkannya untuk memperluas halaman kabah. Bagi sebagian warga yang menolak untuk dibeli Umar tetap menghancurkan rumah-rumahnya namun tetap menyediakan ganti ruginya agar bisa dimanfaatkan pada saatnya nanti.
Sejarah Kabah Pada masa sebelum Rasulullah ﷺ dilahirkan, Kabah telah mendapatkan serangan dari raja Abrahah al Habasyi, yaitu ketika ia membangun “Al Qullais” sebuah gereja yang maksudkan agar para jama’ah haji berbondong-bondong pergi kesana, karena mereka tidak mau, maka Abrahah bersama pasukan gajahnya menyerbu kabah.
Namun sesampainya mereka ke Makkah, Allah SWT mengirimkan sekelompok burung Ababil yang masing-masing membawa tiga batu kecil, satu di paruhnya, dan dua lagi di kakinya. Tidaklah ada tentara Abrahah yang terkena batu tersebut kecuali akan binasa sesuai dengan ketentuan Allah SWT.
Demikian sejarah Kabah yang disampaikan para ahli sejarah Islam. Semoga dapat menambah pengetahuan kita terhadap sejarah-sejarah Islam. []
Oleh: Andika Murdanto