KABUL: Mullah Abdul Ghani Baradar, pendiri dan pemimpin Taliban kembali ke Afghanistan dengan penuh kemenangan pada hari Selasa (17/08-2021) ketika kelompok tersebut menjanjikan hubungan damai dengan negara-negara lain dan menghormati hak-hak perempuan.
Baradar, yang secara luas dianggap sebagai presiden Afghanistan berikutnya, terbang dari Qatar ke Kandahar – tempat kelahiran spiritual Taliban dan ibu kota Afghanistan ketika mereka memerintah dari tahun 1996 hingga 2001.
Baradar berada di penjara Pakistan dari 2010 hingga 2018, ketika dia dibebaskan atas permintaan AS. Dia memimpin delegasi Taliban pada pembicaraan di Doha, dan menandatangani perjanjian damai dengan AS pada Februari tahun itu juga.
BACA JUGA: Dalam 17 Tahun Terakhir, Afghanistan Rayakan Idul Fitri dengan Damai Tahun Ini
Saat pesawat Baradar mendarat, AS dan sekutunya melanjutkan penerbangan evakuasi untuk diplomat dan warga sipil dari bandara Kabul sehari setelah terjadi kekacauan akibat warga Afghanistan memadati landasan.
Sekitar selusin penerbangan berangkat pada Selasa, meskipun Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly mengatakan penghalang jalan Taliban di bandara membuat akses menjadi sulit.
Setelah menguasai Kabul, Taliban mengadakan jumpa pers di ibu kota pada hari Selasa. Tampak jelas bahwa Taliban berusaha untuk menghilangkan ketakutan akan kembalinya kekuasaan mereka sebelumnya yang dianggap keras.
“Kami tidak menginginkan musuh internal ataupun eksternal,” kata juru bicara Zabihullah Mujahid. “Perempuan bisa bekerja dan belajar, dan akan aktif dalam masyarakat tetapi dalam kerangka Islam,” katanya.
Mujahid mengatakan Taliban tidak akan mencari pembalasan terhadap mantan tentara dan anggota pemerintah yang didukung Barat, dan gerakan itu juga memberikan amnesti untuk mantan tentara pemerintah Afghanistan, dan untuk kontraktor dan penerjemah yang bekerja untuk pasukan internasional.
“Tidak ada yang akan menyakiti Anda, tidak ada yang akan mengetuk pintu Anda,” katanya. “Dan ada ‘perbedaan besar’ antara Taliban sekarang dan 20 tahun yang lalu.”
Dia mengatakan media swasta juga bisa terus bebas dan independen di Afghanistan, dan Taliban berkomitmen pada media dalam kerangka budaya mereka.
Dia juga mengatakan keluarga yang mencoba melarikan diri dari negara itu di bandara Kabul harus kembali ke rumah, dan tidak ada bahaya yang akan menimpa mereka.
Setelah penjelasan tersebut, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan: “Kita perlu melihat apa yang sebenarnya terjadi dan saya pikir kita perlu melihat tindakan di lapangan dalam hal ini apakah janji ditepati.”
BACA JUGA: Cerita Yvonne Ridley, Putuskan Masuk Islam setelah Diculik di Afghanistan
Di Kabul, para pejabat Taliban mengunjungi kuil-kuil utama Sikh dan Hindu di kota itu untuk menjanjikan perlindungan bagi minoritas agama, dan yang lainnya mendorong petugas kesehatan perempuan untuk melanjutkan pekerjaan mereka.
Di jalan-jalan ibu kota, perempuan berkelana di luar ruangan, banyak yang tidak memiliki wali laki-laki atau penutup wajah, sementara toko-toko dan pasar dibuka kembali. []
SUMBER: ARAB NEWS