DAMPAK meninggalkan perbuatan dosa dan maksiat amat besar pengaruhnya bagi kebaikan di dunia dan akhirat. Perihal dampak perbuatan baik, Sulaiman Ibnu Tharkhan at-Tamiyy al-Bashri –seorang tabi’ien, hafiz, imam sekaligus tokoh besar Islam juga cendikiawan Bashrah yang wafat pada 143 H– berkata, “Perbuatan buruk adalah kegelapan dalam hati dan kelemahan dalam tindakan.” (Hilyah al-Auliya dan Tadzkirah al-Huffazh)
Oleh karena itu, manusia dituntut untuk selalu menghindarkan diri dari berbuat hal yang buruk. Dengan kata lain, manusia harus meninggalkan dosa dan mksiat.
BACA JUGA: Awas, Hindari 3 Pokok Maksiat Ini!
Tidak ada keburukan yang diperoleh jika manusia meninggalkan perbuatan perbuatan dosa dan maksiat. Yang diperoleh justru banyak kebaikan.
Mau tahu apa saja kebaikan yang dapat diperoleh manusia sebagai dampak meninggalkan perbuatan dosa dan maksiat?
Inilah 44 dampak meninggalkan perbuatan dosa dan maksiat
- Beroleh sikap ksatria.
- Terjaga kehormatan.
- Terpelihara kedudukan.
- Terlindungi harta yang dijadikan Allah sebagai penopang urusan dunia dan akhirat.
- Cinta sesama manusia.
- Terjaga hubungan baik antar manusia.
- Hidup yang layak.
- Tubuh yang sehat dan nyaman.
- Hati yang kuat.
- Jiwa yang baik.
- Budi yang halus.
- Dada yang lapang.
- Keamanan dari ancaman orang fasik dan orang jahat.
- Sedikitnya kesusahan, kemuraman, dan kesedihan.
- Keluhuran jiwa untuk tidak berbuat hina.
- Terlindung cahaya hati dari gelap gulita kemaksiatan.
- Jalan keluar bagi orang menjaga diri dari dosa, tidak seperti orang fasik dan orang jahat yang hidupnya disempitkan.
- Rezeki yang gampang dan tidak terduga.
- Kemudahan dari segala kesulitan yang kerap menerpa orang fasik dan penggemar maksiat,
- Kemudahan melakukan ketaatan.
- Kemudahan mempelajari ilmu.
- Sanjungan orang.
- Doa dari banyak pihak.
- Wajah yang enak dilihat.
- Keseganan orang lain.
- Pertolongan dan perlindungan orang lain dari gangguan dan kezaliman.
- Kehormatan yang selalu terjaga dari gunjingan orang.
- Doa yang dikabulkan.
- Pupusnya perasaan asing antara dia dan Allah.
- Kedekatan dengan malaikat.
- Jauh dari jin dan setan.
- Perlomabaan orang-orang untuk melayani dan mencukupi kebutuhannya.
- Antusiasme orang untuk berbicara dengannya karena kasih sayang dan keakrabannya.
- Rasa tidak takut mati, bahkan rasa senang bertemu dengan Tuhannya dan kembali kepada-Nya.
- Perasaan bahwa dunia itu kecil, sedang akhirat itu besar.
- Kemuliaan besar dan kebahagiaan di akhirat.
- Kenikmatan ibadah.
- Kelezatan iman.
- Doa para malaikat pemikul Arasy dan malaikat di sekelilingnya.
- Kesenangan malaikat pencatat amal.
- Doa para malaikat setiap saat.
- Tambahan kecerdasan, pemahaman, keimanan, dan ma’rifat.
- Cinta Allah dan sambutan-Nya.
- Allah senang akan taubatnya.
BACA JUGA: Cukupkah Seorang Muslim Meninggalkan Maksiat Tanpa Melakukan Kebaikan?
Demikianlah kesenangan dan kebahagiaan yang Allah limpahkan kepada seseorang yang meninggalkan dosa dan maksiat, yakni seseorang yang tidak merasa senang ataupun gembira jika melakukan maksiat meskipun dalam skala kecil.
Dampak meninggalkan dosa dan maksiat juga akan terasa ketika orang tersebut meninggal dunia. Malaikat akan menemuinya dengan berita gembira berupa surga. Tidak sedikitpun dia akan merasa takut ataupun sedih karena telah mati. Sebab, surga menantinya setelah kehilangan dunia.
BACA JUGA: Ketika Meninggalkan Maksiat Bukan karena Allah
Jika pada hari kiamat manusia merasa berat, kepanasan, dan kepayahan, orang yang meninggalkan dosa dan maksiat selama di dunia, akan merasa teduh di bawah naungan Allah. Dia akan dibawa dari arah kanan bersama para ulama yang bertakwa dan kelompok orang-orang yang beruntung.
Itulah karunia Allah yang diberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Sungguh Allah memiliki karunia yang agung. Demikian dijelaskan Ibnu Qayyim Al Jauziyah. []