PALESTINA—Hotel dan restoran di Jalur Gaza dilaporkan telah menunda untuk menyajikan makanan dan minuman pada Selasa (2/5/2017) mulai pukul 09.00 sampai 15.00. Sebagai penggantinya, para pelayan restoran hanya menyajikan garam dan air kepada konsumen mereka.
Tindakan ini dilakukan sebagai aksi solidaritas terhadap para tahanan Palestina yang mogok makan di penjara-penjara Israel. Para konsumen hotel dan restoran mengonsumsi campuran yang sama seperti para peserta aksi mogok makan di Penjara Israel selama lebih dari 18 hari, kantor berita Maan melaporkan.
“Staf hotel dan restoran menyambut pelanggan mereka mengenakan kaos bertuliskan ‘Garam dan Air’ serta ‘Martabat adalah Makanan penutup’ merujuk pada slogan aksi mogok makan ‘Freedom and Dignity’ (yang berarti ‘kebebasan dan martabat),” ungkap Kepala Persatuan Restoran, Hotel, dan Pelayanan Turis Palestina, Salah Abu Hassireh.
Sekitar 1.500 tahanan Palestina di penjara Israel telah melancarkan aksi mogok makan pada Hari Narapidana Palestina, 17 April silam. Aksi ini berada di bawah naungan pemimpin Fatah yang dipenjara Marwan Barghouthi. Aksi ini bertujuan untuk menuntut hak-hak dasar, seperti diakhirinya kebijakan penahanan administratif, kurungan isolasi dan kelalaian medis yang disengaja.
Samer Issawi, salah satu tahanan yang mogok makan dan seorang perwakilan untuk pemogokan kelaparan yang berafiliasi dengan Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina (DFLP), mengumumkan pada Selasa bahwa narapidana DFLP juga akan mulai menolak air pada 7 Mei mendatang jika Pihak Penjara Israel (IPS) terus mengabaikan tuntutan para peserta aksi mogok makan. []