PERILAKU jujur dalam Islam sangat ditekankan untuk dimiliki oleh setiap insan. Karena Islam sebagai agama sempruna tahu bahwa kejujuran adalah sebuah sikap yang memiliki keutamaan yang tinggi.
Jujur bersama dusta merupakan amalan yang mempunyai efek berantai. Artinya bahwa jujur dan dusta, jika dilakukan maka akan menggiring pelakukan untuk sampai menuju satu arah.
Mengutip buku Hikmah dari Langit karya Yusuf Mansur, orang yang mempunyai perilaku jujur dalam Islam disebut akan terus berbuat jujur. Kejujurannya dalam menunaikan suatu amanat akan menghasilkan amanat yang lebih baik. Semakin dia jujur maka lingkungan akan memberikan apresiasi lebih tinggi. Akhirnya kejujuran itu akan mengantarkannya kepada surga.
Dan orang yang senantiasa memiliki perilaku jujur dalam Islam akan dicatat Allah sebagai orang yang jujur. Maksudnya jika sedikit saja ada kekhilafan maka Allah akan melupakannya.
Perilaku Jujur dalam Islam
BACA JUGA:Â Hikmah Berperilaku Jujur
Demikian pula dengan orang yang memiliki sifat dusta. Seorang yang berdusta akan berusaha menutupi dustanya dengan dusta berikutnya. Ketika dikejar kepada masalah yang sebenarnya, ia kembali berdusta sehingga tercipta sebuah cerita yang lengkap. Di situlah dustanya menjadi sempurna.
Dusta seperti itu akhirnya mengantarkan dirinya ke dalam neraka. Allah SWT dan orang-orang baik di sekelilingnya pun akan mencapnya sebagai pendusta. Suatu ketika ada kebenaran yang dia sampaikan orang menjadi tidak percaya. Allah pun tetap mencatat dia sebagai pendusta karena seringnya ia berdusta.
Maka berhati-hatilah terhadap penyakit dusta. Sekali kita berdusta, lebih baik mengakui bahwa kita bersalah telah berdusta.
Daripada kia menghindari malu, lalu kita mengarang cerita fiktif untuk melindungi dosa pertama tadi. Demikian itu kita sudah menjalani dusta kedua. Lantas orang bertanya, ia kembali mengarang cerita dan menuju ke dusta ketiga dan seterusnya. Sebelum menuju neraka, stop dulu di dusta pertama dan jadilah orang yang jujur.
Dalam sebuah hadits disebutkan “Biasakan jujur engkau katakan karena kejujuran akan menuntunmu pada kebaikan. Lalu kebaikan akan menuntunmu menuju surga. Seorang yang jujur selalu dicatat Allah di sisi-Nya sebagai seorang hamba yang sselalu berkata jujur.
Berhati-hatilah kamu semua dari berkata dusta karena dusta akan mengantarkanmu pada kejahatan, dan kejahatan akan mengantarkanmu pada neraka. Seseorang yang biasa dusta dicatat Allah di sisi-Nya sebagai pendusta. (HR. Abdullah ibnu Mas’ud).
Perilaku jujur dalam Islam sebaiknya ditanamkan sejak dini kepada generasi penerus agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang lurus. Hal ini penting untuk diprioritaskan karena masa depan bangsa dan agama akan tercermin dari generasi penerusnya.
Untuk itu, berikut beberapa tips untuk membantu membentuk perilaku jujur dalam Islam bagi anak-anak seperti dirangkum dari Psychology Today:
Perilaku Jujur dalam Islam
1. Bicara dengan anak pentingnya kejujuran dalam keluarga. Beritahu sang anak bahwa kejujuran itu penting walaupun sulit. Jika tidak ada kejujuran antara orang tua dan anak, maka tidak akan ada kepercayaan atau kedekatan dalam keluarga.
Misalnya, ketika bapak mengajarkan pada kedua putrinya bahwa kejujuran itu pondasi penting, maka hal itu akan membangun rasa percaya dan saling menghormati dalam keluarga. Sebaliknya, ketika berbohong, rasa percaya pun luntur dan butuh waktu lama untuk membangun kembali.
2. Mencontohkan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua menjadi teladan bagi anaknya. Ketika orang tua berkata jujur terhadap suatu hal, maka anak juga akan melakukannya. Namun, ketika orang tua berbohong jangan harap anak juga tidak akan mengungkapkan kebenaran terhadap suatu hal.
Orang tua dan anak memiliki hak terhadap batasan kehidupan pribadi masing-masing. Tetapi tujuan yang terpenting tetap menciptakan lingkungan terbuka di mana tidak ada rahasia dan semua orang merasa nyaman bersikap jujur.
BACA JUGA:Â Jujur dalam Menerima Kebenaran
Perilaku Jujur dalam Islam
3. Menghargai kejujuran daripada hukuman. Orang tua perlu menekankan kejujuran lebih penting daripada hukuman atas perilaku tidak jujur sang anak.
Ketika orang tua langsung memberikan hukuman karena ketidakjujuran, anak tidak akan mengaku di kemudian hari. Membuat mental anak tidak nyaman untuk bercerita apa pun di keluarganya.
Misalnya, anak perempuan mengatakan pada bapaknya bahwa ia berbicara yang sebenarnya tentang suatu hal karena tidak takut terhadap sang bapak. Ia percaya bahwa sang bapak tidak akan mengkritik atau mengejeknya dengan kasar.
Rasa pengertian dan memberi tahu perihal kejujuran dalam kehidupan sehari-hari secara tidak langsung dirasakan oleh anaknya. Hal itu, membuat anak nyaman bercerita apa pun.
Itulah beberapa tips yang bisa dilakukan orang tua agar perilaku jujur dalam Islam bisa terbentuk di dalam pribadi anak. []