IMAN di dalam dada setiap muslim seharusnya terus dipupuk sehingga menjadi tebal, sehingga terhindari dari penyakt tipis iman. Syekh Ibnu Atha’illah dalam kitab Al-Hikam secara tidak langsung memperingatkan agar manusia waspada akibat dari dangkalnya iman atau tipis iman saat diuji oleh Allah SWT.
Menurutnya, orang yang tipis iman akan membuatnya tidak mampu merasakan nikmat dan karunia dari Allah SWT saat diuji dengan musibah.
“Orang yang mengira terlepas nikmat dan karunia dari Allah karena bala dan ujian yang ditakdirkan Allah, sikap orang yang seperti itu disebabkan dangkalnya pandangan imannya.” (Syekh Atha’illah, Al-Hikam).
Terjemah kitab Al-Hikam oleh Ustaz Bahreisy menambah penjelasan perkataan Syekh Atha’illah dengan mengutip sejumlah hadits Nabi Muhammad SAW. Menurutnya, manusia jangan menuduh atau berprasangka tidak baik terhadap semua yang telah ditakdirkan Allah kepadanya.
BACA JUGA: Hakikat Iman Itu Ada 4 Perkara
Rasulullah SAW bersabda, “Jika Allah mengasihi seorang hamba, maka hamba tersebut diuji dengan bala. Jika hamba itu memilih sabar dan ikhlas, maka dia akan diistimewakan.”
Abu Hurairah berkata Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang dikehendaki oleh Allah sebuah kebaikan, maka dia akan diuji dengan musibah dan bala.”
Abu Hurairah dan Abu Said mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesuatu yang mengenai seorang Mukmin berupa penderitaan atau kelelahan atau risau hati serta pikiran, semua itu akan menjadi penebus dosanya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Ibnu Mas’ud mengatakan Rasulullah SAW bersabda, “Seorang Muslim yang terkena musibah, bala, gangguan atau penyakit dan yang lebih ringan dari itu, maka Allah menggugurkan dosanya bagaikan gugurnya daun dari pohon.”
Tipis iman dan liciknya pandangan membuat manusia tidak dapat melihat adanya nikmat dan karunia Allah dalam takdir musibah atau bala yang terjadi. Ini terjadi karena lemahnya iman atau karena tipis iman. Sehingga tidak adanya perasangka baik terhadap Allah Yang Maha Bijaksana dan pemberi rahmat.
Dilansir dari NU Online, menurut Imam Al-Haddad dalam kitab Risalatul Muawanah, terdapat tiga cara untuk mempertebal iman sehingga terhindar dari penyakit tipis iman.
1 Cara Hindari Penyakit Tipis Iman Pertama: Membaca, mendengar, serta memahami Alquran dan hadits
Dari Alquran dan hadits, seorang muslim bisa memperoleh pelajaran tentang berbagai hal mulai dari janji Allah, ancaman dari Allah, sampai kisah umat terdahulu yang bisa kita ambil hikmahnya.
Dengan mempelajari Alquran dan hadits pula kita bisa semakin yakin dengan Allah, malaikat, rasul, kitab, hari akhir, dan takdir dari Allah.
2 Cara Hindari Penyakit Tipis Iman Kedua: Memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah lewat alam
Kita bisa memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah lewat segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Keindahan gemerlap bintang di langit misalnya, tentu hanya Zat yang Maha Pencipta (Allah) yang mampu menciptakan keindahan tersebut.
Apakah tidak terpikir bagaimana sempurnanya Allah SWT mencipta sekaligus mengatur miliaran makhluknya yang tersebar di bumi dan di langit? Sungguh jika kita mau berpikir ke arah sana, maka hanya semakin tebalnya iman yang akan kita rasakan.
BACA JUGA: 8 Penyebab Lemahnya Iman Seseorang
Allah berfirman, “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy. Kamu semua tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya. Lalu, apakah kamu tidak memperhatikannya?” (QS. Al-Sajdah: 4)
3 Cara Hindari Penyakit Tipis Iman Ketiga: Selalu beramal shalih
Cara menghindari penyakit tipis iman yang terakhir adalah tentu dengan konsisten dalam melakukan amal ibadah shalih. Selain itu, kita pun harus dengan tekad yang kuat untuk menghindari atau menjauhi segala bentuk kemaksiatan.
Amal shalih untuk mempertebal iman tidak hanya soal ibadah mahdah saja, tetapi hal sederhana seperti menjaga kebersihan juga dapat mempertebal iman.
Semoga dengan mengetahui tiga cara menghindari penyakit tipis iman di atas bisa membuat kita semakin meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Wallahu a’lam. []