PEMBAHASAN mengenai asal usul air di Bumi memang selalu menarik. Dari sisi agama Islam, tentu saja air merupakan salah satu ciptaan Allah SWT. Namun bagaimana penjelasan asal usul air di Bumi dari sisi ilmu pengetahuan?
Kita semua tahu bahwa air merupakan salah satu sumber kehidupan semua makhluk. Sulit rasanya membayangkan adanya kehidupan (selain karena kuasa Allah SWT) tanpa air. Namun pernahkah Anda berpikir mengenai asal usul air di bumi ini berasal?
Air merupakan eleman yang menutupi lebih dari 70% permukaan bumi. Namun pada awalnya, para ilmuwan meyakini bahwa sebelum adanya air, bumi merupakan tempat yang sangatlah panas.
Ketika kita masih di bangku sekolah, tentu kita pernah memelajari tentang siklus air – penguapan dari lautan dan danau, kondensasi membentuk awan, lalu menjadi hujan yang kembali mengisi lautan dan danau dan itu semua masuk akal. Namun, kita tidak pernah tahu rincian dari mana asal usul air di bumi berasal sebelum siklus air itu terjadi.
Asal Usul Air di Bumi
BACA JUGA: Menghilangkan Najis Ringan dengan Memerciki Air
Asal usul air di bumi yang tak lain merupakan tempat tinggal kita adalah cerita yang cukup panjang dan kompleks karena harus menguraikan peristiwa yang terjadi sekitar 13,8 miliar tahun lalu. Yakni peristiwa beberapa saat setelah terjadinya Big Bang.
Sekitar tiga menit setelah Big Bang, temperatur alam semesta terus menurun menjadi satu milyar Kelvin. Energi kinetik yang dihasilkan temperatur sebesar ini sudah tidak mampu lagi menahan gaya nuklir kuat antara proton dan netron yang selanjutnya bergabung menjadi inti-inti atom ringan. Proses ini dinamakan sebagai proses nukleosintesis.
Salah satu prestasi besar kosmologi modern adalah deskripsi matematis dari proses ini, yang memberikan prediksi akurat untuk kelimpahan kosmik dari inti-inti atom yang paling sederhana yaitu hidrogen, lebih sedikit helium dan hanya beberapa lithium.
Terciptanya hidrogen dengan berlimpah ini adalah awal yang tepat dalam perjalanan asal usul air di Bumi atau awal terciptanya molekul air. Namun bagaimana dengan unsur atom penting lain dari air, yaitu oksigen?
Di situlah peran bintang, yaitu sekitar satu miliar tahun setelah Big Bang, bintang-bintang generasi pertama masuk dalam cerita ini. Jauh di dalam interior panas mereka, tungku nuklir bintang-bintang memadukan inti-inti sederhana yang tercipta setelah Big Bang menjadi elemen-elemen yang lebih kompleks, termasuk karbon, nitrogen dan, ya, oksigen.
Kemudian dalam bagian akhir kehidupan bintang, ketika bintang bersupernova, ledakannya memuntahkan elemen-elemen ini ke ruang angkasa. Oksigen dan hidrogen bergabung menciptakan H2O.
Apakah cerita hanya sampai disitu? Tidak! Bahkan, ini adalah bagian di mana cerita menjadi sedikit lebih rumit. Molekul-molekul air yang pasti menjadi bagian dari pusaran berdebu yang mengelilingi bintang-bintang generasi kedua (seperti matahari kita) yang baru lahir dan membentuk planet-planet dan obyek-obyek tata surya lainnya. Peristiwa seperti ini dimulai sekitar sembilan miliar tahun setelah Big Bang.
Asal Usul Air di Bumi
BACA JUGA: 7 Jenis Air dalam Islam yang Boleh Dipakai Bersuci
Tapi dalam sejarah awal bumi, suhu lingkungan sangat tinggi dan tidak ada atmosfer yang membungkus, menyiratkan bahwa air permukaan akan menguap dan melayang kembali ke angkasa. Asal usul air di Bumi yang kita miliki saat ini, tampaknya, haruslah ada lama setelah Bumi terbentuk.
Pada tata surya kita, selama periode sekitar 4 miliar tahun yang lalu yang disebut “Late Heavy Bombardment,” obyek-obyek besar, asteroid dan/atau komet menabrak bumi dan planet-planet dalam. Ada kemungkinan bahwa obyek-obyek tersebut mengandung air, dan bahwa tabrakan-tabrakan tersebut bisa menciptakan lautan air yang memenuhi bumi.
Namun, pengukuran jarak jauh dari air yang menguap dari beberapa komet besar yang ada (Halley, Hyakutake, dan Hale-Bopp) mengungkapkan bahwa air es mereka dibuat dari berbagai jenis H2O (mengandung isotop Hidrogen yang lebih berat) dari H2O Bumi, menunjukkan bahwa komet ini tidak bisa menjadi sumber air kita.
Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh misi rosetta terhadap komet 67P/Churyumov-Gerasimenko menunjukkan bahwa jenis hidrogen pada airnya berbeda dengan air bumi. Jadi kembali, asal usul air di Bumi tidak ada hubungannya dengan komet ini.
Dengan komet besar dicoret dari daftar, astronom mulai bertanya-tanya apakah mungkin petunjuk tentang asal usul air di Bumi terletak di sabuk asteroid.
Wilayah ratusan ribu asteroid yang mengorbit antara planet-planet dalam dan luar tata surya kita ini awalnya diyakini oleh para astronom terlalu dekat dengan matahari untuk menjadi rumah air, namun para astronom menemukan bukti pertama es di asteroid 24 Themis.
Penemuan ini diikuti penemuan-penemuan lainnya dari es di asteroid menunjukkan bahwa mungkin ada jauh lebih banyak es di sabuk asteroid daripada yang diperkirakan dan memberikan kemungkinan yang cukup besar, bahwa asteroid-asteroid lah yang merupakan asal usul air di Bumi.
Namun analisis saat ini masih didasarkan pada sampel yang terbatas, yang berarti masih ada kemungkinan bahwa kita belum sampai pada kesimpulan akhir tentang asal usul ari di Bumi tercinta ini.
Asal Usul Air di Bumi
BACA JUGA: 7 Fakta Air Hujan
Namun mari kita berandai-andai jika asumsi ini benar. Maka batu-batu luar angkasa yang kita sebut asteroid tersebut merupakan asal usul air di Bumi saat ini.
Terkait hal ini, mari kita renungkan tafsir ayat-ayat berikut ini:
“….Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan d antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Baqarah 74)
“Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya. ” (QS. Al Mukminuun 18).
Demikianlah pembahasan mengenai asal usul air di Bumi yang kita tinggali. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam. []