SIAPA tak kenal Imam Bukhari? Beliau adalah ulama besar yang menulis kitab Shahih Bukrai, kitab hadis rujukan seluruh muslim.
Nah, berikut ini profil dan fakta-fakta mengenai Imam Bukhari:
1 Nama asli Imam Bukhari
Imam Bukhari bernama asli Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah. Dia lahir pada Syawal tahun 194 Hijriyah. Adapun ayahnya meninggal ketika dia masih muda, dan dia dibesarkan di pangkuan ibunya.
2 Ciri-ciri kepribadian Imam Bukhari
Imam Al Bukhari terkenal dengan sifat-sifatnya yang manis dan bermartabat, yang hanya dimiliki para ulama yang tulus, dan sifat-sifat inilah yang menjadikannya dijuluki Imam Al Bukhari.
Dia melakukan haji ketika berusia delapan belas tahun, jadi dia menetap di Makkah untuk belajar hadits, kemudian melakukan perjalanan setelah itu ke syekh hadits lain di negara-negara tempat dia bisa bepergian, dan menulis tentang hal itu lebih dari seribu syekh.
BACA JUGA: Imam Bukhari, Ini Kisahnya
Imam Bukhari sering bangun dalam suatu malam dan akan menyalakan lampu lalu menulis apa yang muncul di benaknya, kemudian dia mematikan lampunya lagi. Namun dia sering bangun lagi dan lagi sampai dia biasa mengulanginya hingga dua puluh kali.
Kemampuan menghafal Imam Bukhari juga adalah yang paling diingat di antara ulama-ulama saat itu. Banyak riwayat menyebutkan bahwa ketika dia melihat sebuah buku sekali, maka dia akan langsung menghafalnya dari satu pandangan.
3 Kedermawanan dan ketakwaan Imam Al Bukhari
Imam Bukhari banyak disebutkan selalu membawa tasnya untuk membawa harta untuk disedekahkan. Para ahli sejarah dan masyarakat saat itu mengetahui kebiasaannya ini.
Dia juga adalah sosok yang dikenal bertakwa kepada Allah SWT. Setiap hadits yang ditulisnya bahkan dikatakannya baru akan dituliskan setelah melakukan sholat dua rokaat.
“Aku tidak memasukkan sebuah hadits dalam kitab sahih kecuali bahwa aku mandi sebelum itu dan sholat dua rakaat,” katanya.
Al Hussein bin Muhammad As Samarqandi pernah mengatakan tiga kelebihan Imam Bukhari yang jarang dimiliki manusia lain.
“Muhammad bin Ismail dibedakan oleh tiga sifat, bersama dengan sifat-sifat terpuji dalam dirinya yaitu dia sedikit bicara, dia tidak tamak pada apa yang dimiliki orang, dan dia tidak sibuk dengan urusan seperti orang lainnya. Semua aktivitasnya adalah untuk ilmu,” jelasnya.
BACA JUGA: Imam Bukhari, Sang Pencetus Sistem Otentikasi Hadits
4 Karya Imam Bukhari
Karya Bukhari ada banyak, tetapi yang paling menonjol di antaranya adalah kitab Shahih Al-Bukhari, yang merupakan kitab Al Bukhari yang paling terkenal.
Dia melakukan upaya luar biasa, dan bergerak dalam komposisi, koleksi, pengaturan dan klasifikasi selama enam belas tahun, yang merupakan durasi perjalanan sulitnya dalam mencari hadits.
BACA JUGA: Imam Bukhari, Hadits dan Sang Ibunda
Al Bukhari menyebutkan alasan yang membuatnya bangkit untuk pekerjaan ini, dengan mengatakan, “Saya bersama Ishaq bin Rahwayh, dan dia berkata, “Jika Anda telah menyusun sebuah buku pendek sahih sunnah Rasulullah SAW. Ini jatuh ke dalam hati saya, jadi saya mulai mengumpulkan (Jami’ As-Shahih).”
Jumlah hadits dalam buku ini adalah 7275, yang dia pilih dari antara enam ratus ribu hadits di bawah kendalinya. Karena dia teliti dalam menerima riwayat, dan dia menetapkan syarat-syarat khusus pada perawi perawi hadits, yaitu bahwa dia harus sezaman dengan orang yang meriwayatkan darinya. Dan bahwa dia harus mendengar hadits darinya, termasuk juga menetapkan melihat dan mendengar bersama, ini selain amanah, keadilan, penguasaan, kesempurnaan, ilmu dan ketakwaan.
Al Bukhari tidak memasukkan hadits dalam kitabnya kecuali bahwa dia mandi sebelum itu dan shalat dua rakaat.
Al Bukhari mulai menulis bukunya di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, dan dia tidak terburu-buru untuk membagikannya kepada orang-orang setelah dia menyelesaikannya, tetapi dia mempertimbangkannya lagi dan lagi, dan berjanji untuk meninjau dan merevisinya. Oleh karena itu, dia mengklasifikasikannya tiga kali sampai seperti yang bisa dilihat saat ini.
5 Meninggalnya Imam Bukhari
Imam Al Bukhari meninggal 256 Hijriyah, bertepatan dengan 1 September 870 Masehi dan berusia 62 tahun. Dia diselubungi tiga pakaian putih, baik kemeja maupun sorban, sesuai dengan apa yang dia sarankan. Ketika dia dikuburkan, menguap dari kuburnya aroma wangi yang semerbak dari makamnya. []
SUMBER: EL BALAD