SESEORANG yang sudah memantapkan diri untuk menikah, maka ia pun sudah berani mengambil risiko apapun yang ada setelah pernikahan. Bukan hanya antara dirinya dan pasangannya, melainkan juga dengan anak-anaknya kelak. Tanggungjawab akan bertambah. Dan tentunya, aktivitas akan mulai disibukkan dengan urusan berumah tangga.
Bagi orangtua yang sudah berpengalaman, tentu tak ingin anaknya salah dalam mengambil langkah ketika akan menikah. Maka, dalam buku “Bermalam di Surga”, karya Dr. Hasan Syam Basya disebutkan sembilan nasihat orangtua untuk anaknya yang akan menikah. Beginilah paparan dalam buku tersebut.
“Wahai anakku, engkau tidak akan mendapatkan kebahagiaan dalam rumah tanggamu kecuali dengan sembilan perkara yang engkau berikan kepada istrimu. Ingatlah ini dan jagalah.
1. Sesungguhnya perempuan itu menyukai orang yang bisa mengarahkannya. Ia mencintai kata-kata cinta yang diungkapkan dengan jelas. Jangan bakhil untuk mengucapkan kata-kata cinta karena kalau tidak engkau lakukan, akan ada jurang pemisah antara dirinya dengan dirimu.
2. Perempuan membenci laki-laki yang temperamen tinggi. Ia akan lebih melayani laki-laki yang lemah lembut. Jadilah seorang yang bisa menempatkan diri pada tempatnya karena itu akan menambah rasa cinta dan kasih sayang.
3. Perempuan itu menyukai apa yang disukai laki-laki, tutur kata yang baik, penampilan menarik, pakaian bersih, badan bersih dan harum. Jadilah seperti itu dalam segala kesempatan. Jangan dekati ia ketika tubuhmu basah dengan keringat dan pakaian yang kotor karena hatinya akan menolak dirimu. Jika kamu memerintahkan sesuatu, jasadnya akan taat kepadamu, tetapi hatinya berlari.
4. Sesungguhnya rumah itu kerajaan perempuan. Di dalam rumah, ia merasa dirinya sebagai ratu. Jangan engkau hancurkan kerajaan yang ia hidup di dalamnya. Jika kamu melakukan itu, tidak ada musuh yang paling ia benci, kecuali orang yang sudah melengserkan kekuasaannya.
5. Sesungguhnya perempuan mencari harta dari suaminya bukan merugikan keluarganya. Jangan minta ia untuk menyamakan dirimu dengan keluarganya. Jangan minta ia memilih antara dirimu atau keluarganya. Kalau engkau paksa ia untuk memilih dirimu daripada keluarganya, akan terjadi permusuhan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Sesungguhnya perempuan diciptakan dari tulung rusak yang berkok. Itu adalah rahasia kecantikan dan rahasia keterpesonaannya. Ini bukan sebuah aib dirinya. Jika ia salah, jangan bebani ia dengan beban yang tidak dapat ia bawa. Berusahalah meluruskan kesalahannya dan jangan engkau patahkan dengan mentalaknya. Jangan tinggalkan ia ketika salah sehingga akan semakin bengkok. Namun, jangan terlalu lemah setelah itu sehingga ia tidak mendengarkan dirimu. Jadilah bersamanya sedang-sedang saja.
7. Perempuan itu orang suka tidak bersyukur dan melupakan kebaikan. Jika kamu melakukan kebaikan sepanjang tahun kemudian kamu berbuat kesalahan sekali, ia akan mengatakan, “Tidak ada kebaikan dalam dirimu.” Jangan terbebani dengan perilaku ini sehingga engkau membenci dan menjauhinya. Walaupun engkau tidak suka dengan perilaku ini, masih banyak perilaku lain yang kamu sukai.
8. Perempuan akan melewati hari-hari yang membuat fisiknya lemah dan jasadnya lelah. Oleh sebab itu, Allah SWT menggugurkan perintah yang diwajibkan kepada mereka seperti shalat dan puasa ketika haid atau nifas. Saat haid atau nifas, perempuan berhenti berpuasa dan mengulanginya setelah selesai haid atau nifas. Jadilah orang yang bijak dalam keadaan ini sebagaimana Allah SWT telah meringankan kewajiban kepada mereka. Hendaklah kamu meringankannya untuk melayanimu.
9. Ketahuilah bahwa seorang perempuan itu tawananmu, maka kasih sayangilah. Maafkanlah kelemahannya dan jadilah kamu sebaik-baik teman.”
Itulah sembilan nasihat yang juga perlu kita ketahui. Sebab, dengan mengetahui hal ini, Anda yang akan menikah dapat mempersiapkan diri ketika akan bersama dengan calon istri Anda. Sehingga, Anda tidak lagi merasa kaget ketika ada hal-hal yang memang di luar dugaan Anda terhadapnya. Sebab, kini Anda sudah tahu apa kebaikan dan keburukan dari seorang perempuan. Wallahu ‘alam. []
Referensi: Bermalam di Surga/Karya: Dr. Hasan Syam Basya/Penerbit: Gema Insani Jakarta 2015