ISLAM mengatur semua sendi kehidupan. Termasuk, soal buang air kecil. Rasulullah SAW pun sudah mencontohkan tata cara buang air kecil yang benar. Meski terkesan sepele, cara buang air kecil atau kencing rupanya harus menjadi perhatian serius seorang muslim.
Lalu bagaimana seharusnya posisi buang air kecil yang benar, jongkok atau berdiri?
Harus dipahami bahwa kencing sambil berdiri ternyata hukumnya boleh. Namun dengan memperhatikan dua syarat yakni aman dari terkena percikan najis, dan aurat tertutup dari pandangan.
BACA JUGA: 8 Adab Buang Air Kecil agar Terhindar dari Azab Kubur
Syaikh Ibnu Baz rahimahullah menerangkan,
لا حرج في البول قائما ،لاسيما عند الحاجة إليه ، إذا كان المكان مستورا لا يرى فيه أحد عورة البائل ، ولا يناله شيء من رشاش البول ، لما ثبت عن حذيفة رضي الله عنه :
( أن النبي صلى الله عليه وسلم أتى سباطة قوم فبال قائما ) متفق على صحته ، ولكن الأفضل البول عن جلوس ؛ لأن هذا هو الغالب من فعل النبي صلى الله عليه وسلم ، وأستر للعورة ، وأبعد عن الإصابة بشيء من رشاش البول .
“Tidak mengapa kencing dengan posisi berdiri. Terlebih ketika dibutuhkan. Dengan catatan, tempat untuk buang hajar tersebut benar-benar tertutup. Sehingga tak seorangpun yang melihat aurat orang yang kencing tersebut. Selanjutnya, tidak menyebabkan terkena percikan air kencing.
Dalilnya adalah riwayat dari Hudzaifah radhiyallahu’anh, beliau mengatakan, “Bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam memasuki tempat pembuangan sampa suatu kaum. Lalu beliau kencing dengan berdiri.”
Buang Air Kecil Jongkok dan Manfaatnya dalam Medis
Para ulama sepakat akan kesahihan hadits ini. Namun yang lebih afdhal, kencing itu dilakukan dengan cara duduk. Karena demikianlah yang sering dilakukan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Dan ini lebih menutupi aurat, dan lebih aman dari terkena percikan ari kencing.” (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 6/352).
Syaikh Muhammad bin Sholih al ‘Utsaimin menjelaskan,
والبول قائمًا جائز، ولا سيَّما إذا كان لحاجة، ولكن بشرطين: الأوَّل: أن يأمن التلويث. الثاني: أن يأمن الناظر
“Kencing sambil berdiri hukumnya boleh. Terlebih bila ada kebutuhan. Akan tetapi dengan dua syarat; pertama aman dari terkena najis, kedua aman dari pandangan orang lain.” (Syarah al Mumti’ 1/115-116).
Bila dikhawatirkan air seni akan terpercik pada pakaian atau badan, maka tidak boleh. Karena di antara sebab adzab kubur, adalah tidak menjaga dari percikan air kencing disebabkan karena kecerobohan sewaktu hidup.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إنَّهُمَا يُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيْرٍ، بَلَى إنَّهُ كَبِيْرٌ: أمَّا أَحَدُهُمَا، فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيْمَةِ، وَأمَّا الآخَرُ فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ
“Sesungguhnya dua mayit ini sedang disiksa, dan tidaklah mereka disiksa karena perkara yang susah ditinggalkan. Namun sesungguhnya itu adalah perkara besar! Untuk yang pertama, dia suka melakukan adu domba, sedang yang kedua, ia tidak menjaga diri dari air kencingnya.” (Muttafaqun ‘alaih, dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma).
Buang Air Kecil Jongkok dan Manfaatnya dalam Medis
Mengutip Republika, Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Ma’arif Natar Lampung, KH. Ahmad Ghazali Assegaf mengatakan, kencing sambil berdiri bagi laki-laki diperbolehkan jika ia tidak khawatir terkena percikan air najis, serta merasa aman dari penglihatan orang lain.
Akan tetapi, menurutnya, lebih afdhol (utama) jika kencing dilakukan sambil jongkok atau duduk. Sebagaimana dijelaskan oleh Aisyah ra dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi.
Aisyah r.a mengatakan, “Jika ada orang yang mengatakan bahwa Nabi SAW buang air kecil sambil berdiri, maka jangan engkau percaya, karena Nabi SAW tidak pernah kencing kecuali sambil duduk.”
“Di sini mayoritas ulama mengatakan hukumnya makruh kencing sambil berdiri. Jika bisa duduk atau jongkok, maka lebih baik kencing sembari duduk atau jongkok,” kata Ustaz Ahmad.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Leiden University Medical Centre di Belanda menemukan fakta bahwa terlalu sering kencing sambil berdiri ternyata dapat memicu berbagai macam penyakit di sekitar saluran kencing pria.
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 tersebut menyerukan agar laki-laki kencing sambil jongkok. Hal ini disebut dapat membantu pria terhindar dari masalah prostat.
Buang Air Kecil Jongkok dan Manfaatnya dalam Medis
BACA JUGA: Sayuran Ini Bisa Memperlancar Buang Air Kecil
Selain itu, mengutip dari Times of India, kencing dengan posisi jongkok dinilai lebih higienis jika dibandingkan dengan kencing dengan posisi berdiri. Pasalnya, urine atau air kencing yang keluar saat buang air kecil sambil berdiri akan menyebar ke bagian lain selain toilet.
Hal itu tentu akan menimbulkan bau tak sedap. Area toilet yang terkena urine juga akan menjadi sarang kuman. Penyebaran penyakit juga sangat mungkin terjadi, sehingga dapat mengancam kesehatan orang lain.
Berkemih dengan posisi jongkok juga disebut dapat memaksimalkan proses pengosongan kantung kemih Anda. Kantong kemih yang kosong sempurna dapat menurunkan risiko infeksi saluran kemih. Kesehatan genital juga dapat terjaga dengan baik.
Temuan tersebut juga dikaitkan dengan kualitas hubungan seksual dengan pasangan yang lebih baik. Saat bercinta dengan pasangan, Anda mungkin tak akan sering terganggu oleh masalah kecil seperti sulit menahan buang air kecil. []