MENURUT Syekh Nawawi Al Bantani, ada tiga tingkatan ikhlas. Ya, ikhlas merupakan salah satu kunci diterimanya amal ibadah. Maka, sebagai muslim kita harus tahu tentangnya.
Banyak orang beranggapan, jika ingin mengetahui seperti apa itu ikhlas, maka tengok lah Alquran surat Al ikhlas. Surat tersebt diberi nama Al Ikhlas, namun tidak satu pun kalimat di dalam ayat-ayatnya mengandung kata ‘Al Ikhlas’.
Memang demikian lah ikhlas itu. Tidak terucap atau tersurat , “Aku ikhlas”, namun nilai ikhlas itu termuat dalam niat.
BACA JUGA: Dahsyat, Ini 8 Keuntungan Membaca Surat Al Ikhlas
Gambaran lebih jelas tentang niat yang ikhlas dapat ditemukan dalam sebuah kisah yang diungkap hadis. Hadis ini diriwayatkan Imam Muslim. Berikut kisahnya:
Dihadirkan seorang laki-laki yang mati dalam perang fi sabilillah. Dia ditanya, “Apa yang telah engkau perbuat di dunia?”
Lelaki itu menjawab, “Aku telah berperang demi Engkau ya Allah, hingga aku terbunuh.
Allah berkata, “Bohong! Engkau berperang bukan karena Aku, tapi supaya Engkau disebut pahlawan. Kini gelar itu sudah Engkau peroleh.” Lantas, lelaki itu dimasukan ke dalam neraka.
Orang kedua pun didatangkan, yaitu seorang lelaki yang rajin membaca Alquran, rajin menuntut ilmu, dan mengajarkan pengetahuan kepada orang lain. Ketika diberi pertanyaan yang sama, lelaki itu menjawab, “Aku mempelajari berbagai ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain, dan aku juga sering membaca Alquran karena-Mu.”
Allah berkata, “Bohong! Engkau melakukan semua itu bukan karena Aku. Engkau belajar dan mengajar demi mendapat sebutan alim dan pintar. Bacaan Alquranmu juga bukan karena Aku, tapi karena Engkau ingin disebut qari. Gelar itu sudah Engkau raih.” Maka, dia pun dimasukan ke dalam neraka seperti lelaki pertama tadi.
Orang ketiga dihadirkan. Dia seorang lelaki yang diberi kelapangan hidup dan berbagai jenis harta kekayaan. Ketika ditanya, “Apa yang engkau lakukan di dunia?” Lelaki itu menjawab, “Aku menginfaqkan seluruh hartaku di jalan yang Engkau sukai dan semua itu kulakukan karena-Mu.”
Allah berkata,”Bohong! Engkau melakukan itu agar dikenal sebagai dermawan. Gelar itu sudah engkau peroleh.” Maka, dimasukkan lah lelaki itu ke neraka juga.
BACA JUGA: 9 Kisah Kekuatan Ikhlas
Demikian lah gambaran niat ikhlas. Tidak berisi kebohongan. Bukan berlandaskan hal apapun, selain lillahi ta’ala. Tidak pula menginginkan apapun, selain ridho-Nya.
Lantas, apakah mengharapkan balasan dunia atas ibadah yang kita lakukan itu tidak diperbolehkan? Apakah ibadah kita tidak boleh berisi pengharapan kepada Allah agar dimudahkan dalam hidup, diwujudkan impian, dan dijauhkan dari musibah? Apakah jika demikian berarti kita tidak ikhlas?
Ternyata, para ulama pun berbeda pendapat terkait jawabannya.
Mengutip buku Generasi Empati karya Ahmad Rifa`i Rif`an, disebutkan ada yang berpendapat bahwa ikhlas itu seperti air jernih yang tidak tercampuri apapun. Begitu keikhlasan diniatkan karena Allah semata, tidak ada satupun motivasi lain yang mencampurinya.
Namun, ada pula pendapat berbeda seperti yang dikemukakan Syekh Nawawi Al Bantani dalam Kitab Nashaihul Ibad. Beliau membagi Ikhlas menjadi tiga tingkatan.
1 Tingkatan ikhlas Pertama
Tingkatan ikhlas yang paling tinggi adalah membersihkan perbuatan dari perhatian makhluk (manusia) dimana tidak ada yang diinginkan dengan ibadahnya selain menuruti perintah Allah dan melakukan hak penghambaan, bukan mencari perhatian manusia berupa kecintaan, pujian, harta, dan lain sebagainya.
2 Tingkatan Ikhlas Kedua
Tingkatan ikhlas yang kedua adalah melakukan perbuatan karen Allah agar diberi bagian-bagian akhirat seperti dijauhkan dari siksa neraka, dimasukkan ke dalam surga dan bisa menikmati berbagai nikmat di akhirat kelak.
3 Tingkatan Ikhlas Ketiga
Tingkatan ikhlas yang ketiga adalah melakukan perbuatan karena Allah agar diberi bagian duniawi seperti kelapangan rezeki dan terhindar dari hal-hal yang menyakitkan.
Demikian penjelasan singkat tentang niat ikhlas dan muatannya. []
Referensi: Generasi Empati/Karya: Ahmad Rifa`i Rif`an/Penerbit: Elex Media Komputindo/tahun: 2019