SUDAH siap menikah? Meninggikan derajat kemanusiaan, inilah tujuh kisah anjuran nikah.
Rasulullah SAW bersabda, “Seorang wanita dinikahi karena empat sebab: karena hartanya, turunannya, kecantikannya, atau agamanya. Sungguh beruntung orang yang menikahinya karena faktor agama.” Dari Abu Hurairah RA
Sudah Siap Menikah? Kisah Malik Kirman
Diriwayatkan bahwa Malik Kirman berhasil meminang Putri Syakh Al-Kirmani. Pada saat Syakh Al-Kirmani berkeliling ke masjid-masjid, tiba-tiba ia melihat seorang pemuda yang salatnya tampak sempurna.
Setelah pemuda itu selesai salat, maka Syakh Al-Kirmani mendatanginya dan bertanya, “Hai anak muda, apakah kamu sudah menikah?”
“Belum” jawabnya.
Syakh Al-Kirmani kembali bertanya, “Apa kamu ada keinginan menikah?”
Pemuda itu menjawab, “Aku cuma punya uang sebanyak tiga dirham, Siapa yang mau menikah denganku?”
Maka, Syakh Al-Kirmani berkata, “Saya yang akan menikahkanmu dengan putriku. Karena kamu dapat membaca Al-Qur’an dengan baik, rajin salat, dan suka berpuasa.
BACA JUGA:Â 5 Persiapan Menikah, Mulai dari Fisik sampai Visi dan Misi
Dari tiga dirham yang kamu miliki itu, belikan sepotong roti dengan satu dirham, satu dirham kamu belikan lauknya, dan satu dirham lainnya kamu belikan minyak wangi. Ini sudah cukup untuk sebuah pernikahan.”
Kemudian Syakh Al-Kirmani pulang ke rumahnya. Ia mengirim putrinya ke rumah pemuda itu. Maka, mereka pun menyambut kedatangannya. Ketika si putri masuk ke rumah pemuda itu, ia melihat sepotong roti basah di atas sebuah tempayan yang pecah sebelah. Setelah memperhatikan roti itu sang putri berkata, “Roti apa ini?”
Pemuda itu menjawab, “Sisa kemarin.”
Mendengar jawaban pemuda ini sang Putri membuang mukanya lalu pemuda itu berkata, “Saya sudah menyangka sebelumnya, kalau Putri Aisyah Al-Kirmani ini tidak akan bisa menerima kekuranganku.”
Maka sang Putri menjawab, “Keluarkan roti itu dari rumahmu. Aku keberatan bukan karena kefakiranmu, tetapi karena lemahnya sifat tawakalmu.”
Lalu pemuda itu menyedekahkan roti basah itu. Tuan Putri itu pun masuk ke rumah pemuda itu.
Sudah Siap Menikah? Kisah Umar Ibnu Al-Khattab RA
Dalam satu riwayat disebutkan bahwa Umar Ibnu Al-Khattab RA berkata, “Tidak ada pemberian bagi seorang hamba setelah keimanan kepada Allah SWT yang lebih baik daripada istri yang sholehah.”
Ada yang berpendapat bahwa Umar RA sering menikah dengan alasan bahwa ia ingin memperbanyak keturunan.
Sudah Siap Menikah? Kisah Para Nabi
Sebuah pendapat mengatakan bahwa Allah SWT tidak menyebutkan di dalam kitabnya, kecuali para nabi yang berkeluarga. Mereka bertanya, “Sesungguhnya nabi Yahya alaihissalam menikah, tetapi ia tidak pernah melakukan hubungan suami istri.”
Dijawab bahwa tindakan nabi Yahya itu karena ingin meraih keutamaan dan menegakkan sunnah. Sementara nabi Isa AS akan menikah jika beliau telah diturunkan ke bumi.
BACA JUGA:Â Jangan Menikah Hanya Karena 3 Hal Ini
Sudah Siap Menikah? Kisah Ibnu Mas’ud RA
Ibnu Mas’ud RA pernah berkata, “Jika mengetahui umurku tinggal 10 hari maka saya akan segera menikah, agar kelak saya berjumpa dengan Allah SWT tidak dalam keadaan membujang.”
Sudah Siap Menikah? Kisah Imam Ahmad Ibnu Hambal
Ada juga yang berpendapat bahwa Imam Ahmad Ibnu Hambal menikah lagi, selang dua hari setelah kematian istrinya. Iya berkata, “Saya tidak senang menghabiskan malam ku sendirian, tanpa ditemani Seorang istri.”
Kemudian ada seseorang yang memimpikannya.
Orang itu bertanya kepadanya, “bagaimana Allah SWT memperlakukanmu?” Iya menjawab, “kedudukanku di syurga dinaikkan.”
Sudah Siap Menikah? Kisah Ibrahim Ibnu Adham
Ada seseorang yang berkata kepada Ibrahim Ibnu Adham, “Alangkah beruntungnya dirimu. Kamu telah mampu beribadah sepenuh hati, walaupun hidup membujang.”
Ia menjawab, “Kamu keliru. Sesungguhnya orang yang berumah tangga adalah lebih utama daripada semua ibadah yang saya lakukan.”
Orang itu kembali bertanya, “Lalu kenapa kamu tidak mau menikah?”
BACA JUGA:Â Ketika Suami Menikah Lagi
Ia menjawab, “Saya tidak tertarik dengan wanita dan saya tidak ingin mengenal wanita sebagai belahan jiwaku.”
Maksudnya adalah bahwa pikiran dan hatinya telah terikat sepenuhnya kepada Allah SWT. Karena itu seandainya ia menikah maka hanya anggota tubuhnya saja yang dapat menikmatinya tidak dengan seluruh jiwanya.
Dalam satu pendapat disebutkan bahwa keutamaan orang yang berumah tangga dibandingkan dengan orang yang hidup membujang adalah seperti keutamaan orang yang berjihad dijalan Allah SWT dibandingkan dengan orang yang tidak ikut berperang.
Dan satu rokaat salat yang dilakukan oleh orang yang berumah tangga adalah lebih utama daripada 70 rokaat salat yang dilakukan oleh orang bujangan.”
Sudah siap menikah belum? []
Sumber : Buku: Nasihat Langit untuk Maslahat di Bumi, Oleh: Syekh Abdul Hamid Al-Anquri (Ulama Abad ke-8)