BAGI seorang muslim ada tiga sikap yang harus dijauhi, hal ini juga tentunya harus diperhatikan oleh setiap muslim.
Yaitu berdasarkan sabda Nabi ﷺ:
“Siapa yang pagi harinya mengeluh kesulitan hidup maka dia sama dengan mengeluhkan Tuhannya. Siapa yang pagi harinya bersedih karena urusan dunia maka dia pada pagi hari itu telah membenci ketetapan Allah SWT. Siapa yang merendahkan diri pada orang kaya karena kekaguman pada kekayaannya, sungguh telah hilang dua pertiga dari agamanya (ketaatannya).”
https://www.youtube.com/watch?v=Oi1lB0rdEYQ
Lantas mengapa hal-hal di atas menjadi tiga sikap yang harus dijauhi? Berikut penjelasannya:
1. Tiga Sikap yang Harus Dijauhi: Mengeluh
Segala sesuatu yang terjadi kepada setiap hambanya tidak terlepas dari kehendak Allah SWT. Yaitu ada kalanya hidup ini indah dan ada kalanya hidup ini terasa susah.
Tapi yang menjadi suatu keharusan adalah menerima ketetapan Allah dengan penuh sabar dan ikhlas.
Ada pun mengeluh atas yang terjadi itu sebetulnya diperbolehkan, tapi hanya kepada Allah semata. Karena mengeluh kepada-Nya sama seperti berdoa, maka hal itu diperbolehkan.
Sebagaimana riwayat dari Abdullah bin Mas’ud bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
“Maukah kalian aku ajarkan beberapa kalimat yang diucapkan oleh Nabi Musa as. Ketika menyeberangi laut bersama Bani Israil?”. Para sahabat menjawab, “Tentu mau, wahai Rasulullah.” Beliau berkata, “Ucapannya:
“Ya Allah, segala puji hanya bagi-Mudan hanya kepada-Mu kami mengadu. Engkaulah Dzat yang berhak dimintai pertolongan. Tiada daya dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Tinggi, Maha Agung.”
Maka dari segala bencana, cobaan dan ujian yang sedang kita hadapi, hanya kepada Allah kita mengadu dan meminta pertolongan. Dan hanya Allah yang dapat memberikan kebaikan atas segala urusan.
BACA JUGA: 5 Keutamaan Bersikap Santun dan Tenang, Kamu akan Tercengang Membaca ini!
2. Tiga Sikap yang Harus Dijauhi: Sedih Karena Urusan Dunia
Ini adalah tiga sikap yang harus dijauhi selanjutnya. Orang yang sedih karena urusan dunia sama saja seperti marah kepada Allah SWT.
Yaitu tidak menerima ketetapan Allah dan tidak dapat berlaku sabar atas segala cobaan yang menimpanya.
Sebagai seorang muslim, hendaknya untuk selalu beriman kepada takdir dari Allah. Karena segala kejadian di dunia sejatinya berdasarkan qadha dan qadar Allah SWT.
Maka coba untuk ubah sikap, yaitu dari yang tadinya bersedih karena urusan dunia menjadi mengambil hikmah akan setiap kejadian yang kita lalui.
Karena segala sesuatu pastilah ada hikmahnya, termasuk kesedihan yang kita rasa. Baiknya seorang muslim tidak berlarut-larut dalam kesedihan dan hendaklah terus maju untuk menjalani kehidupan.
BACA JUGA: Al Hilmu, Salah Satu Sikap Mulia yang Harus Dimiliki Setiap Muslim
3. Tiga Sikap yang Harus Dijauhi: Merendahkan Diri Pada Orang Kaya
Mengapa ini termasuk tiga sikap yang harus dijauhi? Karena sebetulnya pemuliaan terhadap seseorang itu hendaknya berdasarkan kebaikan akhlak dan ilmunya.
Menjadi keliru bila pemuliaan hanya disandarkan pada harta semata. Karena bila harta saja yang diutamakan, maka sama saja ia telah menghinakan akhlak mulia dan ilmu.
Ada pun nasihat dari Syekh Abdul Qadir al-Jailani rahimahullah,
“Seluruh sikap dan tingkah laku seorang muslim itu harus mencerminkan tiga hal, yakni menaati perintah Allah, meninggalkan larangan Allah, atau menerima ketetapan Allah. Sesederhana apa pun sikap dan tingkah lakunya, minimal mencerminkan satu dari tiga hal tersebut. Oleh sebab itu, hati harus selalu dijaga untuk menetapi tiga hal tersebut, menasihati diri sendiri untuk menjalankannya, serta mengarahkan seluruh anggota tubuh dalam segala sikap dan tingkahnya ke dalam tiga hal tersebut.”
Itulah tiga sikap yang harus kita jauhi, mudah-mudahan dapat memberikan kita kesadaran dalam menjalani kehidupan ini ke depannya.
Agar kita pun menjadi hamba yang taat kepada Allah, menerima takdir dari Allah dan selalu berusaha serta meminta pertolongan Sang Maha Penolong yaitu Allah SWT.
Jangan sampai tiga sikap yang harus dijauhi tadi membuat kita berpaling dari-Nya. Maka jadilah hamba yang memiliki sikap terpuji sesuai perintah-Nya.
SUMBER: Nasha ‘ih al-‘ibad fi Bayani Alfahzi al-Munabbihat’ala Isti’dad Li Yaum al-Ma’ad | Oleh: Syekh Nawawi al-batani | Penerjemah: Fuad Saifudin Nur | WALIPUSTAKA | 2016