KEKUATAN ruhiyah adalah suatu kekuatan yang memberikan pengaruh yang paling besar pada diri manusia dibandingkan dengan kekuatan moral ataupun kekuatan materi.
Kehidupan yang kita jalani di dunia ini mengalami pasang surut. Ada saat kita mengalami hal-hal yang menyenangkan, tetapi pada saat yang lain kita mengalami hal-hal yang menyengsarakan. Sebagai muslim, hal itu harus kita sadari sebagai wujud dari ujian Allah SWT kepada kita agar manakala hidup ini tetap kita jalani dengan baik, sebagaimana yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya, kita berarti menjadi mukmin yang sejati.
Allah SWT berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِا لشَّرِّ وَا لْخَيْرِ فِتْنَةً ۗ وَاِ لَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya [21]: 35)
BACA JUGA: Wanita Tabarruj? Hati-hati, Ini Akibatnya
Bila seseorang tetap dalam kebenaran islam, baik daam keadaan menyenangkan atau menyengsarakan, itulah yang kita sebut sebagai orang yang memiliki kekuatan rohani, sehingga orang yang rohaninya kuat manakala mengalami hal-hal yang menyenangkan, ia tidak akan lupa diri dan bila mengalami hal-hal yang menyengsarakan tidak akan putus asa.
Lemahnya kekuatan rohani terbukti tidak hanya membawa malapetaka atau akibat negative bagi diri yang lemah rohaninya, tetapi juga bagi orang lain, termasuk yang memiliki rohani yang kuat. Dengan demikian, memiliki kekuatan rohani merupakan sesuatu yang amat penting.
Berikut 5 ciri orang yang memiliki kekuatan rohani:
1 Ciri kekuatan ruhiyah: Takut kepada Allah SWT
Dengan memiliki rasa takut kepada Allah SWT, seorang muslim akan selalu menghindari segala bentuk yang dapat mendatangkan murka, adzab, siksa, dan penilaian dosa dari Allah SWT. Dia tahu bahwa murka, adzab, dan siksa Allah merupakan sesuatu yang amat dahsyat, baik di dunia maupun di akhirat.
Oleh karena itu, takut kepada Allah akan membuat seorang muslim semakin memperoleh kenikmatan dari Allah dan memperoleh petunjuk untuk menjalani kehidupan yang benar.
2 Ciri kekuatan ruhiyah: Bergairah dalam taat
Bergairah dalam taat ini merupakan sesuatu yang amat penting sebagai wujud dari sikap takutnya kepada Allah. Bagi orang yang memiliki kekuatan rohani, ketaatannya kepada Allah tidak hanya sekadar untuk menggugurkan kewajiban, tetapi ia ingin mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dalam hidup di dunia dan di akhirat, karena itu ia memiliki kegairahan dalam menunjukkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.
3 Ciri kekuatan ruhiyah: Mencintai Allah SWT dan orang yang taat kepada-Nya
Dengan kecintaan kepada Allah SWT, seorang muslim akan selalu menyesuaikan diri dengan apapun yang Allah inginkan terhadap dirinya dan untuk itu, ia mau berkorban dengan harta dan jiwa serta mencurahkan segala potensi yang dimilikinya dalam cinta kepada Allah SWT.
BACA JUGA : Tentang Pengorbanan, Ingat 5 Hal Ini
Disamping itu, kecintaan kepada Allah juga membuat seseorang tidak melakukan sesuatu yang baik hanya berdasarkan hitungan-hitungan pahala meskipun memang ada nilai pahala dari kebaikan yang dilakukannya.
4 Ciri kekuatan ruhiyah: Memiliki semangat yang tinggi dalam membela dan menegakkan ajaran islam.
Sahabat-sahabat Nabi sebagai orang yang memiliki kekuatan rohani, amat tinggi semangat mereka dalam membela dan menegakkan ajaran islam.
Sahabat Mush’ab bin Umair dengan sangat rela meninggalkan keluarganya untuk berdakwah ke yastrib yang kemudian disebut dengan Madinah, begitu juga dengan Mu’adz bin jabal yang bertugas dakwah ke Yaman.
Bahkan, Amr bin Jamuh yang telah berusia 70 tahun dan kakinya sudah pincang dengan sebab peperangan yang diikutinya, masih saja mendaftarkan diri kepada Rasulullah ﷺ untuk ikut berperang meskipun anak-anaknya yang juga mau ikut berperang mencegahnya, tetapi malah ia katakana, ‘’justru dengan kakiku yang picang ini aku ingin meraih surga.’’
5 Ciri kekuatan ruhiyah: Bertobat
Meskipun seorang muslim telah memiliki kekuatan rohani, ia tetaplah manusia, bukan malaikat yang tidak pernah melakukan kesalahan. Meskipun kesalahan yang tidak disengaja, ia amat menyesali kesalahannya itu dengan tobatan nasuha, yakni tobat yang sesungguhnya dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi.
Bahkan bila kesalahan itu ada jenis hukumannya, orang yang memiliki kekuatan rohani tidak takut untuk dihukum dan tidak malu untuk meminta maaf kepada oranglain yang ia telah melakukan kesalahan terhadapnya. Ini semua menjadi sikap yang melekat dalam dirinya karena dosa meskipun kecil ukurannya, hal itu tetap akan menggerogoti kekuatan rohani.[]
Referensi: Kumpulan khutbah/Drs. H. Ahmad Yani/Al-Qalam 2013